Case Study Program Volunteer IPM - Posisi Teman Ibu

Hai Ibu,

terima kasih banyak yaaa karena sudah mendaftar. Dan… selamat :confetti_ball:
Ibu sudah selangkah lebih dekat menjadi bagian dari Volunteer Ibu Punya Mimpi.

Ini adalah thread untuk Ibu posting jawaban dari:

Case Study Program Volunteer IPM

Posisi Teman Ibu

Adapun ketentuannya adalah sebagai berikut:

  1. Pastikan jawaban ibu diposting pada thread RUMII yang sesuai dengan posisi Volunteer yang ibu pilih.

  2. Ibu bebas menuliskan jawaban Ibu dalam format apapun, asalkan tetap mencerminkan jawaban dari 3 pertanyaan yang diajukan.

  3. Jawaban diposting di thread RUMII selambat-lambatnya hingga hari Jumat, 24 Juni 2022 pukul 23:59 WIB.

  4. Keputusan panitia bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat.

Best of luck :four_leaf_clover:

Kita bersinar bareng di IPM ya bu :sparkling_heart:

1 Like

Diva Diaztaria - Teman Ibu

  • Topik permasalahan yang sedang di bahas adalah Beban Mental seorang Ibu. Menjadi seorang Ibu adalah sebuah anugerah, dimana dalam menjalaninya bukan hal yang mudah tetapi menurut saya apabila kita dapat mengkomunikasikan dengan baik ke support system terutama suami beban mental tersebut akan berkurang :blush:

  • Peran atau Project yang dapat diberikan IPM untuk mengatasi Beban Mental Ibu adalah mengajak dan merangkul lebih banyak lagi Ibu yang mungkin belum tahu adanya komunitas ini, diadakan WA grup untuk saling sharing, diadakan webinar, atau menyiapkan psikolog untuk dapat bercerita one on one agar dapat bisa menyampaikan yang di rasakan. Karena saya yakin beban mental ibu dapat diatasi dengan lagi lagi komunikasi yang baik dengan pasangan maupun support system sekitar.

  • Peran yang dapat saya lakukan untuk mendukung project IPM sebagai teman ibu adalah mendampingi Ibu Ibu yang IPM yang baru join, menjadi tempat curhat bagi ibu ibu yang membutuhkan, karena jujur saat ini saya merasa berdaya, setelah off dari kerjaan 5 tahun, hampir 8 bulan ini saya kembali bekerja kantoran kembali tentunya didukung penuh oleh suami, rasanya sangat bahagia :blush: maka dari itu saya berharap ibu ibu lain dapat mengatasi beban mental yang sedang dirasa specially new mom yang mungkin baru merasakan dunia yang baru dan berbeda :blush:

2 Likes

Hai ibu…
Saya Risky Amalia Widiani - Teman Ibu

:white_check_mark: Permasalahan yang saya temukan dalam study case tersebut ialah

  1. Kecemasan dan Perencanaan Pengasuhan sebagai beban mental ibu

  2. Stereotip multitasking pada perempuan

  3. Pembagian Pekerjaan Rumah suami dan istri

  4. Mendidik anak laki-laki yang bisa melakukan pekerjaan rumah

:white_check_mark: Project peran yang bisa diberikan IPM untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah

  1. Menjadi jembatan bertemunya para ibu yang mengalami beban mental berlebih ini lalu dikumpulkan dalam satu supporting grup untuk membahas permasalahan mental yang dihadapi ibu2 setiap hari.

  2. Memfasilitasi dengan kelas baik gratis atau berbayar seputar menjaga kesehatan mental ibu, diperuntukkan untuk semua ibu, termasuk di dalamnya ada materi tentang mindfulness, komunikasi efektif, dan parenting.

:white_check_mark: Peran yang bisa saya lakukan sebagai volunteer teman ibu nantinya adalah membantu ibu2 yang ada dalam supporting grup, menanggapi dan mendengar permasalahan mereka, selain itu apabila mereka membutuhkan bantuan terkait dengan kelas2 yang diadakan di IPM saya akan berusaha membantu ibu2 peserta kelas agar dapat mengikuti kelas dengan baik, menyiapkan informasi mereka perlukan.

2 Likes

Hai, saya ibu Risma Uli Hutapea, mendaftar sebagai volunteer Teman Ibu di Ibu Punya Mimpi

  1. Topik permasalahan adalah, Beban Mental
    Menjadi Seorang Ibu.
    Ketika seorang wanita memutuskan menikah,
    hamil, melahirkan dan merawat anak dan
    keluarga, terjadi perubahan status dan fungsi yg
    cukup signifikan yang membuat sebagian ibu
    tidak siap secara mental.

  2. Project atau peran apa yang dapat diambil oleh
    IPM untuk turut berperan membantu
    menyelesaikan masalah tersebut adalah :
    a. Mengadakan suatu kegiatan yang di dalamnya
    membahas mengenai beban tak kasat mata
    sebagai ibu dan bagaimana mengantisipasinya.
    b. Menggalang solidaritas sesama ibu sebagai
    dukungan saat ibu goyah atau meragukan
    kemampuan sebagai ibu.
    c. Membentuk suatu wadah untuk ibu bisa curhat
    berbagi apa yang dirasakan, dan bisa sharing
    solusinya bagi sesama ibu.

  3. Peran yang akan saya ambil, adalah sebagai
    pendamping ibu, sebagai pendengar dari masalah
    yang sedang dihadapi, dan pemberi support bagi
    ibu.

2 Likes

Hai Ibu :wave:
Pratiwi Wiranti - Teman Ibu

  1. Berikut topik permasalahan pada artikel “Hai Perempuan, Kamu Tidak Sendirian: Beban Mental Menjadi Seorang Ibu” yang saya temukan:
  • Bahaya kredo “mother knows best” yang masih bersikulasi di masyarakat, menyebabkan ketimpangan ekspektasi pada seorang Ibu. Diharapkan seorang ibu mengurus ‘perintilan’ kecil yang sebenarnya bisa dibagi dengan pasangan.
  • Mental load yang dipikul seorang ibu lebih berat dibandingkan dengan pasangannya. Mungkin secara kasat mata pasangan terlihat membantu hal-hal domestik, tapi tetap saja ada yang terlewat dan berakhir dipikirkan oleh si ibu.
  • Bahaya stereotip wanita yang bisa multitasking juga lebih sensitif. Begitu juga dengan adanya gender inequality di tengah kita sampai saat ini dan kadang ketidaksetaraan tersebut tercermin dari sikap pasangan Ibu. Karena para suami kita masih dianggap maklum kalau tidak mengerjakan hal-hal domestik, berakhir dengan para ibu yang lebih rentan terkena burnout.
  1. Project atau peran yang dapat diambil oleh IPM untuk turut berperan membantu menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan rutin seperti sebulan dua kali (jika memungkinkan) untuk mengadakan mental health check webinar, dengan mengundang psikolog perempuan dengan latar belakang ilmu yang memahami tentang pernikahan. Pada webinar tersebut, para Ibu diperbolehkan share tentang masalah mental yang tengah mereka hadapi, atau mungkin ada ibu lain yang sudah berhasil melewati masalah mental dan berkenan membagi kisah mereka. Agar menjaring ibu-ibu yang sungguh membutuhkan bantuan, pada webinar diberlakukan commintment fee yang nantinya setelah acara dapat dikembalikan. Kuota pada webinar pun perlu dibatasi maksimal 10 orang agar lebih intim dan diberlakukan batch untuk webinar selanjutnya. Ibu-ibu yang termasuk dari 10 orang tersebut nantinya jika membutuhkan layanan psikolog, akan dibantu carikan sesuai dengan domisilinya, dengan syarat mempunyai BPJS, karena sekarang BPJS sudah menerima keluhan psikologi

  2. Peran yang akan saya ambil dalam project yang telah saya sebutkan adalah dengan bersiap sedia membantu menyusun acara di balik layar, namun perlu diakui saya kurang bisa memandu sebagai moderator, maka jika terpilih, saya akan membutuhkan bantuan dari rekan volunteer lain yang lebih bisa mengisi posisi tersebut. Saya dengan senang hati bersedia mencari narasumber, mengurus administrasi, mengawasi jalannya acara, dan pekerjaan di balik layar lainnya.

Sekian jawaban saya. Semoga menjadi pertimbangan untuk tim panitia volunteer Ibu Punya Mimpi. Have a nice day all :slight_smile:

2 Likes

Larass Anggraeny –Teman Ibu
Hi Ibu,

  1. Topik utama dalam artikel ini adalah “Beban Menjadi Seorang Ibu”
    • Menjadi seorang istri dan ibu adalah sebuah anugerah. Dibalik hal ini ada beban yang dipikul oleh seorang ibu dimana diharuskan menjadi serba bisa (multitasking) untuk mengurus keluarganya dan seringkali banyak ibu lupa bahwa ibu juga perlu memerhatikan dirinya sendiri.
    • Pandangan masyarakat pada umumnya, hal-hal yang berkaitan dengan urusan domestik adalah menjadi tugas ibu, padahal seorang ayah juga berperan penting dalam urusan domestik termasuk mengenai pola pengasuhan dan pendidikan terhadap anak.
    • Support dari ayah sangat dibutuhkan seorang ibu dalam mengelola urusan domestik dan peran ayah dalam pola pengasuhan dan pendidikan pun sangat dibutuhkan oleh sang anak.
    • Seorang ayah pun sangat diperlukan keberadaannya oleh ibu, sebagai teman bercerita, berkeluh kesah untuk melepas beban yang diterima oleh ibu.

  2. Project atu Peran yang dapat diambil oleh IPM adalah
    • Menjadi rumah untuk para ibu, untuk bercerita memberikan pengalamannya menjadi seorang ibu dan memberikan support dengan sesama ibu.
    • Memfasilitasi para ibu untuk menjadi Ibu yang berdaya, dengan mengadakan sesi webinar baik untuk pengelolaan mental seorang ibu, parenting maupun pengembangan skill dan karir.

  3. Peran yang akan saya ambil jika bergabung dengan Ibu Punya Mimpi adalah membantu para ibu yang ada dalam supporting grup, menjadi teman para ibu dengan mendengar permasalahannya tidak lupa memberikan support. Menjadi penggerak para ibu untuk antusias mengikuti kegiatan-kegiatan IPM agar lebih berdaya menjadi seorang ibu.

3 Likes

Hai Ibu,
Lisa - Teman Ibu

Topik permasalahan yg sedang dibahas adalah Beban mental seorg ibu. Peranan ibu yang begitu penting ditengah tengah keluarga terkadang menjadi momok tersendiri didalam benak semua ibu dan calon ibu pada umumnya. Bukan hanya menjadi seorg ibu, namun utk menjalani peran apapun didunia ini membutuhkan tanggung jawab. Tanggung jawab yg difahami sebagai bagian dari peran ini lah yg terkadang akan menjadi beban tersendiri bagi pelaku nya. Dengan keberadaan ibu di tengah keluarga, bisa terjalin sinergi yg sempurna jika dibangun kerjasama tim yg kuat sesama anggota keluarga.

#Peran IPM untuk mengatasi beban mental ibu adalah dengan mencari jalan keluar agar beban itu menjadi hal yang mudah untuk dilalui. Membantu merubah persepsi bahwa beban adalah ladang emas untuk mengumpulkan pundi pundi pahala atau kebaikan.

Peran yang dapat saya lakukan adalah memberikan support dan mendengarkan curahan hati yang dapat meringankan beban didada dan membantu menemukan kebahagian dibalik ujian.

2 Likes
  1. Identifikasi Masalah:
  • Ibu butuh tempat untuk menampung segala apa yg menjadi beban pikirannya.
  • Ibu sebagai tempat segala keluh kesah baik itu pasangan, kemudian anak2 membutuhkan “telinga” yg siaga, yg tidak menjudge dengan segala apa yg dia katakan.
  • Ibu membutuhkan tempat untuk releas meski sekedar ngelempengin kaki dari segala rutinitas yg membuatnya seperti robot.
  • Ibu perlu dukungan baik dari dalam maupun luar lingkaran kehidupannya. Untuk dapat melanjutkan kehidupan yg waras
  • Ibu perlu wadah untuk bahagia dengan “dirinya” tanpa merasa terbebani dg tugas2nya dg peran istri dan ibu.
  1. Program yg bisa dilakukan untuk identifikasi masalah di atas adalah bisa dengan menyediakan ruang “support group” ibu bisa membagi segala keluh kesahnya, dg sesama ibu plus pendamping sebagai fasilitator yg membantu ibu saat sharing.

Kemudian memberikan pendampingan secara one by one, setelah kegiatan support group sebagai follow up, jika ada ibu yg membutuhkan penanganan lebih.

  1. Fasilitator dan konselor
1 Like

Jelia - Teman Ibu

Topik permasalahan :

  1. Beban mental tak kasat mata perempuan setelah menjadi ibu
  2. Stereotipe peran perempuan dan laki-laki setelah menikah

Project/peran yang bisa diambil IPM :

  1. Membuat layanan online “Teman ibu” untuk menemani dan mendengarkan keluhan beban mental ibu serta sharing permasalahan dengan nyaman. Layanan bisa digunakan secara group ataupun individu. Layanan bukan berbentuk text (bisa call via zoom atau sejenisnya tetapi kerahasiaan dan kenyamanan ibu tetap jadi no 1) agar ibu benar-benar merasa DITEMANI dan DIDENGARKAN
  2. Membuat platform informasi yang berkaitan dengan hasil sharing untuk pengetahuan ibu melalui rekomendasi buku, website, artikel, dll
  3. Program sosialisasi khusus bapak-bapak untuk sharing beban mental tak kasat mata ibu (bisa bekerjasama dengan akun sosmed yang populer di kalangan bapak-bapak)

Peran yang akan saya ambil :

  1. Menjadi tim “Teman ibu” untuk mendengarkan dan menemani
  2. Membuat kesimpulan hasil permasalahan dari sharing dan bekerjasama dengan tim lain untuk membuat sumber informasi dan pengetahuan
  3. Membuat konten materi dari hasil sharing kemudian bekerjasama dengan tim lain untuk sosialisasi
1 Like

Hi Ibu,
Perkenalkan nama saya Rebana Adawiyah – Teman Ibu

  1. Topik permasalahan yang dibahas pada case study adalah beban mental seorang ibu, kurangnya support system dan juga kurangnya peran suami dalam pengasuhan keluarga sehingga membuat beban mental kepada menumpuk kepada ibu ditambah dengan budaya patriarki yang masih sangat melekat di budaya indonesia mengganggap ranah domestik merupakan ranah perempuan. Hal ini memicu kebanyakan dari para suami kurang ikut berperan dalam hal domestik maupun pengasuhan anak yang mengakibatkan motherhood mental load.

Motherhood mental load sendiri bisa menimpa siapapun baik *fulltime mom ataupun working mom dan bisa berdampak buruk juga bagi Kesehatan fisik maupun mental ibu diantaranya kecemasan dan depresi karena kurangnya system pendukung dan juga peran gender tradisional sesuai budaya patriarki yang menyudutkan pihak ibu.

  1. Peran atau project yang dapat diberikan oleh IPM untuk mengatasi beban mental ibu salah satunya dengan meningkatkan kesadaran kepada masyarakat luas tentang kesetaraan gender dan pentingnya peran seorang ayah dalam pengasuhan sehingga support system ibu bisa berjalan dengan baik dan menguruangi beban mental ibu.

Kegiatannya bisa berupa kampanye bersama bergandengan dengan lembaga lain dan juga kampanye-kampanye kecil di media sosial IPM dan juga member IPM lainnya.

Selain itu juga bisa membentuk wadah untuk ibu bisa curhat, dimana ibu-ibu yang merasakan beban mental bisa mencurahkan perasaannya dan mendapatkan bantuan sesuai dengan permasalahan yang mereka hadapi.

  1. Peran yang bisa saya lakukan sebagai volunteer teman ibu yaitu membersamai ibu dalam supporting group wadah untuk curhat, bisa memfasilitasi ibu-ibu yang mempunyai masalah agar mendapatkan penanganan yang tepat dan juga membersamai ibu dalam kelas-kelas yang diadakan oleh IPM, memberikan support dan semangat agar ibu bisa antusias dalam mengikuti kegiatan IPM.

Selain itu juga menyebarkan media kampanye IPM diantaranya sesuai dengan usulan saya tentang kesetaraan gender dan juga pentingnya peran seorang ayah dalam pengasuhan

1 Like

Annisa Viasthy - Teman Ibu

Terima kasih IPM atas kesempatannya, berikut ini adalah jawaban saya

Identifikasi masalah :

  • Perubahan hormon Ibu setelah melahirkan membuat kondisi emosi tidak stabil, fisik kelelahan setelah menjalani kehamilan, melahirkan, menyusui dan mengurus anak yang dapat berujung post partum depression.
  • Pola asuh tradisional yang membedakan peran gender dalam rumah tangga mengakibatkan ketimpangan dalam relasi suami-isteri.
  • Mitos perempuan harus bisa multitasking, ‘mother knows best’ dan ekspektasi society yang tidak realistis terhadap seorang Ibu, membuat beban mental Ibu semakin berat.

Apa yang perlu dilakukan :

  • Memperbaiki main system Ibu : sejatinya suami adalah main system dalam rumah tangga, bukan support system. Maka yang perlu dilakukan adalah meminta suami untuk berperan lebih jika dibutuhkan, tentunya melalui komunikasi asertif dengan pasangan.
  • Jika komunikasi sudah membaik, atur prioritas seperti pembagian kerja domestik, dan memberikan waktu dan ruang untuk Ibu mendapatkan waktu istirahat / me time.
  • Cari support system. Bisa dengan menggunakan asisten jika diperlukan, atau ikut dalam komunitas positif yang bisa memberikan support.
    Karna menjadi orang tua tidak ada sekolahnya, jadi dengan bertemu sesama ibu dan diskusi dengan para expert di bidangnya, diharapkan dapat mengurangi beban mental ibu yg selama ini dipendam.

Apa yg bisa dilakukan oleh IPM :

  1. Mengadakan webinar dengan expert. Berdasarkan pengalaman pribadi, saya juga sempat merasakan parental burn out selama pandemi, bersyukur saya mendapatkan support dari suami dan juga dari komunitas yang mengadakan banyak webinar dengan tema :
  • Mental health (inner child, self love, parental burnout)
  • Skill berumahtangga (komunikasi antar suami isteri, time management, financial tips & trick, food preparation)
  • Bagaimana menjaga imunitas di masa pandemi, dll
    Dari serangkaian kegiatan webinar tersebut, saya jadi lebih memahami seni berumahtangga dan seperti mendapatkan semangat kembali dalam menjalani peran domestik.
  1. Membentuk support group (chat group) sebagai wadah bagi para ibu yang ingin sharing dengan sesama ibu lainnya.

  2. Berkolaborasi dengan brand yang dapat menjadi sponsor acara/ event yang bisa meningkatkan kreatifitas dan semangat para ibu.

Peran yang akan saya ambil dalam project ini :

  • Sebagai Teman Ibu, saya akan menjadi penghubung antara para ibu dan IPM sendiri sebagai wadah/ komunitas.
  • Saya tentunya juga akan membantu mendukung kesiapan event dari belakang layar, dan membantu mencari sponsor jika diperlukan.

Demikian jawaban saya

Terima kasih IPM

1 Like

Carolina - Teman Ibu

1.    Identifikasi topik permasalahan :

Beban mental Ibu. Beban mental Ibu untuk mengurusi semua hal mulai pengasuhan anak, urusan dapur, pendidikan, nutrisi keluarga dan masih banyak hal lainnya juga ditambah yang bekerja dari rumah. Hal ini disebabkan stereotype ibu si multitasking, perempuan dan laki-laki sudah by default, laki-laki tidak dididik melakukan pekerjaan domestik rumah tangga dan sifat “nurturing” serta perempuan lebih sensitif dan sebutan ibu si super hero. Beban mental yang berlebihan yang datang dari ibu tanpa suport sistem bisa menyebabkan kelelahan fisik dan psikis. Ditambah lagi si ibu yang semakin menghayati perannya ini. Kelelahan fisik ini menyebabkan gangguan kesehatan mental dan jiwa. Itu sebabnya tingkat angka depresi perempuan semakin bertambah.

Kondisi ibu yang kelelahan ini pasti berdampak kepada relasi dengan pasangan, pengasuhan anak dan hal lainnya. Belum selesai, jika kebutuhan rumah tangga tidak terpenuhi maka si perempuan akan dihujani perasaan bersalah.

2.    Project atau Peran IPM dalam membantu masalah tersebut yaitu hadir sebagai wadah yang memberikan dukungan seperti :

◦    Webinar bersama para ibu dengan profesional (misalkan Psikiater atau Psikiater) dengan para ibu di IPM (dibantu dari awal yaitu identifikasi yang mungkin para ibu “gak ngeh” ada tombol alarm dirinya perlu dibantu).

◦    Mulai dari webinar itu ada maintain lagi yaitu WAG. Disini agar para Ibu makin punya komunitas dan merasa tidak sendirian.

◦    Jika memungkinkan untuk diadakan pertemuan on-site untuk makin mengenai lebih dalam dengan diadakan dari para ibu di masing-masing kota.

◦    Bekal edukasi lainnya dengan topik yang relate.

3.    Peran Ibu untuk project-project tersebut ;  bisa menjadi Moderator, Fasilitator, Mentor atau Konselor.
1 Like