Dari Tantrum lalu Penyaluran Emosi Ibu, hingga Mimpi Rumahku Surgaku

Ibupreneur, setiap rumah tangga punya tantangannya sendiri, tak terkecuali Ibu dengan anak yang kerap mengalami tantrum. Anak dengan kisaran umur 2-4 tahun sering mengalaminya, disebabkan baru berkembangnya kemampuan bahasa anak. Tantrum adalah luapan kekesalan atau rasa frustasi yang tak dapat diungkapkan oleh kata-kata. Bisa dengan ungkapan menangis, berteriak, berguling-guling, dan semakin meningkat menjadi kejadian yang dapat membahayakan. Apabila tidak ditangani dengan cara yang benar oleh orangtuanya atau orang dewasa di sekitarnya, tantrum dapat menjadi-jadi dan menguras emosi Ibu.

Anak bisa tantrum tidak lain dikarenakan orangtuanya yang menyebabkan anak menjadi demikian. Karena anak melihat, mendengar, mencontoh apa yang terdekat dengan dirinya. Bagaimana Ibu dan Ayah menyalurkan emosinya, misal ketika marah, kesal/kecewa, sedih atau gembira. Sering kita dapati kita menjadi tidak sabaran karena anak tantrum. Anak yang belum bisa mengendalikan atau bahkan mengenali emosinya sendiri, kita suruh mengendalikan sedangkan kita sebagai orangtua yang lebih dewasa darinya seharusnya lebih bisa mengendalikan emosi terlebih dahulu kan, bukan malah kitanya yang tantrum. Kalau kita memahami pekerjaan sebagai orangtua memang begitu adanya, yang anak butuhkan dari kita adalah kesabaran, cinta kasih, kehangatan, dan empati kita sebagai orangtuanya. Apabila emosi datang saat anak tantrum tips yang dapat dilakukan adalah tenangkan diri atur nafas rileks ya Bu, kalau yang Muslim bisa dibarengin dengan istighfar.

Nah yang ini adalah inspirasi penyaluran emosi Ibu :

  1. Berbicara pada diri sendiri ketika menatap wajah diri di cermin
    gifntext-gif
    Terkadang emosi yang hadir ketika anak tantrum disebabkan oleh emosi Ibu yang sebelumnya belum tersalurkan. Ini saran dari Ibu Fufu Elmart untuk berbicara pada diri sendiri di cermin ketika berdandan. Nah kita akan melihat wajah kita yang “nga banget” untuk dilihat. Emosi yang tidak disalurkan itu tidak baik untuk kesehatan jiwa dan raga kita Bu. Kita butuh penyaluran emosi juga. Baru kita bisa berbicara atau berdiskusi, pada suami misalnya, tentang uneg-uneg kita dengan lebih baik. Dan anak tidak menjadi pelampiasan emosi kita yang belum tersalurkan. Emosi positif atau negatif tidak membahayakan selama respons kita setelahnya menguntungkan (dengan kesadaran). Dan jangan lupa Bu olahraga dan asupan makan harian kita dapat mempengaruhi mood juga lho Bu.
    6t7ukv

If your emotional abilities aren’t in hand, if you don’t have self awereness, if you are not able to manage your distressing emotions, if you can’t have emphaty and have effective relationships, then no matter how smart you are, you are not going to get very far
Daniel Goleman

  1. Berdo’a
    Inspirasi dari bedah buku Ibu Aisah Dahlan, hal yang luput dari kita sebagai orangtua adalah kita terkadang lupa mendo’akan hati kita untuk selalu lembut kepada anak-anak dan suami kita. Padahal Tuhan merahmati orangtua yang berlemah lembut kepada anaknya. Apabila keras dan kasar yang kita tampilkan, hal itu hanya akan menjauhkan mereka dari sisi kita. Bukan hanya meminta dilembutkan hati kita tetapi hal ini bisa kita lakukan untuk “curhat” kepada Tuhan dalam do’a kita ya Bu. Biar plong Bu hati.

Ayah dan ibu idealnya sama-sama belajar parenting, tetapi ketika ayah belum tergerak, jangan menjadikan Ibu ikut-ikutan tidak belajar juga. Karena memang pada dasarnya Ibu-Ibu itu suka sekali berkumpul, jadi kalau untuk belajar begini akan lebih sigap, daripada Ayah dengan otak yang didesain untuk bersaing. Ayah seringnya akan mengikuti Bagaimana emosi istrinya, Ketika Ibu marah…Ayah ikutan marah. Ketika Ibu kesal Ayah makin kesal. Ketika Ibu Bahagia, Ayah Merekah.

Ayah tuh suka banget kalau Ibu bahagia gitu

Ayah tuh suka banget kalau lihat Ibu makan sampai tambo tambo gitu (nambah-nambah)

Kita akan berkata, Ya Mana bisa Bahagia terus si Yah…

Ketika menjadi Istri dan Ibu. Petuah istri harus menyenangkan suami atau Ibu yang lembut dan penyayang lagi sabar pada anak-anaknya. Hanya ungkapan sederhana Ibu seharusnya Bahagia. Ibu yang tahu tentang Ibu, apa yang Ibu butuhkan, terus belajar sepanjang hayat. Vibrasi Bahagia Ibu Menyangkut Kebahagiaan Satu Rumah. Oo jadi itulah Baiti Jannati itu. Rumahku Surgaku.

Menurut Goleman dikutip dalam jurnal Eduhealth bahwa keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80% dipengaruhi oleh kecerdasan emosional, dan hanya 20% ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ).

Kira-kira Ibupreneur mempunyai tantangan anak tantrum kah? Kira-kira apa yang bisa Ibu lakukan untuk tenang dalam situasi ini ya…Boleh Bu berbagi tips Ibu agar banyak Ibu yang terbantu…

Yuk Bu bahagiakan hari-hari Ibu setiap hari lewat pengendalian emosi Ibu dengan kesadaran dan penyaluran emosi Ibu. Peluk cinta dan hangat dari jauh sesama Ibu :hugs::heart:

Inspirasi :
-Buku Anti Stress Hadapi Tantrum pada Anak Dian Farida Ismyama
-Kajian Parenting Menghadapi Tantrum Anak Balita Bedah Buku Sipeta Vol. 2 Fufu Elmart
-Bedah Buku dr. Aisah Dahlan Maukah Jadi Orang Tua Bahagia?
-Grand Launching Komunitas Parenting Sakisita Ms. Rosalynn Tamara
-Buku Jurus Jitu Mengelola Emosi Ken Lindner
-Daniel Goleman Quote di Pinterest
-Jurnal Eduhealth Volume 3 Nomor 2, September 2013
-Buku Top Ten Skill for Millennials Emotional Intelligence M Husin Syarbini
-Buku Eating Clean Inge Tumiwa-Bahrens

3 Likes