Sebagai manusia kita akan selalu membandingkan diri. Pertanyaannya : Apakah kita cukup kenal baik dengan diri kita untuk membuat perbandingan? Apakah kita tahu bahwa kita adalah apel yang tidak bisa dibandingkan dengan pisang.
Untuk perempuan yang merasa kehilangan dirinya setelah menjadi ibu, saatnya mengambil jeda sejenak dari rutinitas yang ada untuk bisa kembali mengenali diri, menemukan tujuan dan berproses menjadi ibu yang tangguh dan berdaya.
Judul Buku: Empowered ME
Penulis: Puty Puar
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2022
Sumber foto : Instagram/byputy
Buku Empowered Me ini sangat cocok untuk dibaca siapapun, baik perempuan yang sudah menikah atau belum. Buku ini juga direkomendasikan untuk kalian yang :
- Sering membandingkan diri dengan orang lain
- Insecure atas pencapaian orang lain terutama di sosial media
- Bingung menentukan pilihan-pilihan hidup
- Ingin bisa berdaya dan mengenali dirinya kembali
Sejujurnya saya sangat senang sekali dengan buku ini, buku yang ramah ibu. Cover desain yang eye cathing , gaya bahasa yang sangat mudah dipahami. Saat membacanya, kita seperti diajak ngobrol, ditemani, dibimbing untuk bisa menuju proses perubahan diri agar menjadi ibu berdaya.
Fase menjadi seorang ibu itu ibaratnya seperti menaiki roller coaster, naik turun dan penuh lika-liku. Setelah menjadi ibu, tidak sedikit perempuan yang merasa kewalahan dengan adanya tambahan peran dalam hidupnya. Berbagai ekspektasi yang terbentuk di masyarakat dan hadir setiap saat melalui media sosial kerap membuat ibu semakin sulit memahami dirinya sendiri.
Setelah menikah, visi, tujuan hidup dan nilai yang kita junjung (cores values) harus sejalan dengan tujuan dan nilai keluarga. Itulah pentingnya menyelaraskan kembali bagaimana tujuan yang saat ini kita jalani, agar tidak semakin jauh kehilangan jati diri setelah menjadi ibu.
Buku ini kembali lagi mendefinisikan makna perempuan berdaya yang sering sekali dianggap miskonsepsi, seperti harus bisa bekerja dan menghasilkan uang. Padahal perempuan berdaya diartikan sebagai perempuan yang memiliki kekuatan/kemampuan memilih atau mengambil keputusan untuk hidupnya sendiri.
Lalu, mengapa seorang ibu harus berdaya? Ibu merupakan pusat dari keluarga. Ketika seorang ibu berdaya, merasa kuat dan percaya diri akan pilihan hidupnya, ini akan menciptakan dampak positif bukan hanya bagi dirinya, tapi juga keluarga dan masyarakat termasuk para perempuan di sekelilingnya.
Tak jarang kita menemukan sesama ibu tapi sibuk untuk saling menjelekkan dan tidak suportif. Maka penting bagi seorang perempuan memiliki lingkungan yang positif, bertemu dengan perempuan-perempuan yang berdaya secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan inspirasi.
Perempuan berdaya yang mengenal dirinya justru semakin tidak ada hasrat untuk menyoroti dan menjelekkan orang lain, sebab dirinya terlalu berharga untuk melakukan itu semua dan perempuan yang berdaya itu adalah yang memberdayakan, dimana mereka ingin sesama perempuan bisa bahagia dalam menjalankan perannya entah sebagai ibu bekerja atau ibu rumah tangga.
Sumber foto : Instagram/byputy
Selain itu, setiap inti buku ini selalu dicetak tebal sehingga kita mudah mengingat hal-hal menarik dan setiap ilustrasinya pun sangat menyegarkan mata. Buku ini berhasil bikin betah untuk berlama-lama merenungi proses kehidupan. Semua template yang kita butuhkan untuk dipraktikkan juga disajikan agar kita tidak kebingungan.
Sumber foto : Instagram/byputy
Buku ini layak menjadi teman bertumbuh para ibu, karena semua tulisannya sarat akan makna. Semuanya runut dibahas, dari mendefinisikan kembali tentang ibu berdaya, mengenali diri sendiri, mengenali makna perbedaan produktif dan sibuk, mengenali tujuan, menentukan prioritas, rencana dan jadwal, menjalankan apa yang telah direncanakan, menghargai kemajuan sampai pada proses evaluasi dan refleksi diri.
Dari semua bahasan di buku ini, saya selalu ingat yang kita perlukan adalah pelan-pelan menemukan kembali diri kita sendiri dan percaya kepadanya. Karena percaya dan mencintai diri sendiri adalah fondasi kuat untuk mencintai keluarga, berdaya dan berkarya untuk sesama.