Ga Kuat, Tinggal Ngopi: Filosofi Hidup dari Tulisan di Bagian Belakang Truk

Sumber: merdeka.com

Kuat lakoni, ra kuat tinggal ngopi.
Kalau diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan tambahan tanda baca, maksudnya adalah kalau kuat dijalani, kalau ga kuat, tinggal ngopi.

Dari banyaknya tulisan di bagian belakang truk yang nyeleneh, viral, dan fenomenal, tulisan yang satu ini langsung membuat saya tersadar tentang pentingnya mengambil jeda. Betapa seringkali kita ngoyo menghadapi kesulitan hingga rasanya hati dan pikiran babak belur memikirkannya. Atau sudah berapa kali kita menyerah ketika berjumpa dengan kesulitan yang tak kita prediksikan sebelumnya.

Ngopi mungkin adalah aktivitas yang sederhana, murah, tak fancy, namun dalam hal menjadi pelarian sementara kerumitan hidup, boleh jadi ngopi adalah tempat singgah yang tepat untuk kita tuju.

Sebenarnya tidak harus ngopi. Bagi yang memiliki intoleransi laktosa atau yang jantungnya sering berdebar saat mengonsumsi kopi seperti saya, ngeteh juga alternatif terbaik. Intinya, jeda itu perlu, apapun kegiatannya asalkan bisa membuat hati kita jadi lebih lapang.

Memang yang dikatakan Karni Ilyas di setiap jeda acara itu betul, Bu.
Rehat sejenak setelah menghadapi keseharian yang menguras energi, pikiran, dan mungkin juga isi tabungan, itu perlu. Supaya apa? Supaya kita tak makin tenggelam dalam keruwetan. Jeda memastikan kita untuk berpikir sebelum bertindak. Jeda juga memastikan pikiran kita jernih sehingga dapat mencari solusi terbaik. Jeda merupakan bagian dari proses yang tak boleh dilewatkan.

Dalam banyak hal seperti mengasuh anak, dalam pertemanan, karir, juga hubungan dengan pasangan, kita begitu ingin semua hal berjalan sempurna seperti yang kita rencanakan dengan berbagai rintangannya. Namun, kita tak selamanya kuat menjalani berbagai kesulitan yang mampir di hidup kita. Itulah pentingnya paham kapasitas diri sehingga kita tak merasa terbebani dengan kesulitan yang dihadapi.

sumber: instagram @lelucon.hiburan

Tak ada yang salah dari mengambil jeda. Berhenti sebentar bukan berarti gagal. Berhenti sebentar bukan berarti menyerah. Berhenti sebentar memberi kita waktu untuk mengambil nafas dan mengatur strategi. Berhenti sebentar itu penting seperti lampu merah di jalan raya yang tanpanya bisa jadi persimpangan jalan awut-awutan sampai Pak Ogah datang mengatur lalu lintas agar kembali lancar.

Ingatlah bahwa Tuhan tidak memberi ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya. Satu kesulitan tidak akan membuat kita gentar. Justru kesulitan yang kita hadapi sekarang adalah bukti bahwa Tuhan percaya kita bisa melewatinya.
Selagi kita menjalani peran-peran penting yang istimewa ini, kita pun berhak memberi waktu untuk merawat diri kita sendiri, memberi jeda, supaya diri kita lebih siap menghadapi tantangan-tantangan di depan.

Jadi, kalau suatu saat kita merasa dunia dan seisinya hampir berguncang karena anak menolak makan, mertua beda gaya mengasuh, atau suami telat transfer, jangan sedih, Bu. Tetap tenang, tarik nafas. Kalau kuat, kita hadapi. Kalau ga kuat, ayo kita ngopi.

Harapannya setelah ngopi, bukan masalahnya yang tiba-tiba hilang seperti gelembung balon yang pecah, tapi hati kita yang lebih kuat seperti prajurit yang siap menyerang di medan perang.

Ketemuan di kedai kopi yang baru buka ya, Bu. Rapatkan barisan, kita ngopi bersama disana. Semoga jeda yang kita ambil ini menenangkan meski hanya sejenak. See you!

Referensi: