‘Nggak ada ide menulis nih!’. Deadline makin dekat bukannya ide ngalir malah ngacir. Jujur sebagai penulis saya sering mengalami yang namanya kehabisan ide, hilang semangat, atau perubahan mood.
Baru-baru ini saya mencari tahu apa saja rutinitas yang dilakukan penulis terkenal seperti Haruki Murakami, Stephen King, hingga Yoris Sebastian supaya mereka selalu ‘on’ saat berkarya. Saya mencoba merangkum dan sharing pengalaman pribadi nih Moms. Apa saja?
- Disiplin
Penulis besar sekalipun memiliki disiplin kerja loh Moms. Haruki Murakami melakukan metode mesmerism terhadap dirinya. Ketika sedang menulis novel, Murakami bangun pukul 04.00, bekerja selama 5-6 jam, di sore hari ia berlari sejauh 10 km dan/atau berenang sejauh 1.500 m, setelah itu membaca atau mendengarkan musik, ditutup dengan tidur pukul 21.00. Murakami melakukan rutinitas tersebut setiap hari.
Stephen King pun memiliki rutinitas yang sama di jam yang sama setiap hari. Menurutnya, kedisiplinan tersebut membuat ide kreatifnya lebih mengalir.
Namun sebagai penulis sekaligus parent, disiplin ini bisa agak menantang ya. Di awal mulai menulis saya melakukan metode 1-1, 1 jam membaca dan 1 jam menulis. Untuk waktunya fleksibel, bisa saat anak tidur, saat menunggu anak les, dsb. Mungkin Moms ada yang punya pengalaman lain terkait ‘disiplin’ berkarya? Bisa sharing di komentar ya.
- Why Mindset
Ini merupakan cara saya untuk menjaga kreativitas dan curiosity. Why terhadap fenomena sosial di sekitar saya, maupun dari dunia maya. Bagi Yoris Sebastian, setiap gagasan pasti ada alasan di baliknya, oleh karena itu ia selalu mencari alasan-alasan tersebut.
Untuk mendapatkan jawaban atas why itu, biasanya saya bisa bertanya pada diri sendiri, membaca buku terkait, atau berdiskusi.
-
Anti established
Yoris Sebastian mengenalkan konsep ini dalam bukunya. Sifat ini yang perlu ditanam jika kita sudah established. Yoris Sebastian menulis dalam bukunya,”We have to have that spirit. Karena begitu kita established, kalau tidak hati-hati kreativitas mulai terkikis dimakan terlalu banyak peraturan.” -
Istirahat cukup
Baik Haruki Murakami, Stephen King, Dan Brown sekalipun lebih suka bangun di pagi hari. Dan Brown bahkan men-setting komputernya untuk freeze selama 60 detik tiap jamnya, ia menggunakan waktu tersebut untuk stretching. Yoris Sebastian mengamini hal yang sama. Setelah memiliki bayi, ia berubah dari seorang ‘pekerja malam’ menjadi morning person. Ternyata idenya untuk menulis lebih mengalir ketika bangun pagi.
Jadi tidak selalu benar ya, anggapan kerja di dunia kreatif identik dengan begadang atau bangun siang, hehehe… -
Olahraga
Olahraga nggak kemudian membuat kita capek dan tidur-tiduran. Sebaliknya, hormon endorphin yang diproduksi ketika berolahraga bisa membantu kita berpikir dan bekerja lebih lancar.
Seperti yang kita kenal, Haruki Murakami sangat suka berlari. Setelah bangun tidur pagi, ia selalu menyempatkan lari pagi untuk menjaga kebugarannya. -
Silent Moment
Yuval Noah Hariri, penulis buku Sapiens ini melakukan meditasi satu bulan penuh sebelum mulai menulis buku, menurutnya meditasi bisa membantu fokus dan kreativitasnya. Yoris Sebastian memilih naik ke rooftop kantornya untuk melakukan ‘hours of silence’ ketika idenya mandek.
Selain 6 strategi di atas, saya juga akan sharing pengalaman pribadi. Sebagai penulis dan orangtua, hari-hari terasa lebih padat. Rutinitas antar-jemput anak, menyiapkan makan malam, deadline tulisan, belum lagi kalau PMS, tak jarang membuat kita burn out. It’s ok to take a break. Ambil waktu untuk me time.
Kita punya hak untuk mendengarkan tubuh kita. Ketika burn out, ambil waktu untuk diri sendiri Moms, melakukan hobi kita bisa jadi sangat refreshing! Kalau saya biasanya akan menonton film, ke café, atau pulang kampung, hehe.
Last but not least, ketika hilang semangat saya suka dengan kutipan Audrey Hepburn,“Nothing impossible. The word itself says I’m Possible”. Percaya dengan kemampuan diri Moms, kita sudah sejauh ini. Semua yang dulu kita pikir tidak mampu, ternyata selesai satu persatu. Semoga tulisan ini menginspirasi. Fighting!