Mengapa Kebiasaan Menulis Baik untuk Kesehatan Mental dan Karier

All great things have small beginnings. -Peter Senge

Menjadi ibu adalah salah satu perubahan besar yang bisa terjadi dalam hidup seorang perempuan. Hadirnya buah hati, bertambahnya peran, dan berubahnya rutinitas tentu berpengaruh pada kesehatan, baik fisik maupun mental.

Bu, saya yakin Ibu pernah menghadapi lika-liku tersendiri dalam menjalani peran sebagai ibu. Selama menjalani peran tersebut, saya adalah salah satu dari para ibu yang kesehatan mentalnya pernah terpengaruh.

Hal tersebut membuat saya perlu bantuan profesional, dimana salah satu ‘terapi’ yang disarankan oleh Psikolog adalah dengan menulis. Saat itu, bentuk menulis yang saya lakukan adalah melalui journaling. Yakni dengan menulis apa yang kita rasakan dan pikirkan setiap hari. Karenanya, saya jadi punya rutinitas menulis jurnal.

Siapa sangka kebiasaan menulis itu ternyata memberi banyak manfaat. Aktivitas sehari-hari terasa lebih ringan dan hubungan antar personal di hidup saya membaik. Dikutip dari Dokter Sehat, menulis akan membantu untuk melepaskan emosi yang tertahan yang dapat membuat stres.

Membiasakan kemampuan yang telah kita pelajari sedari menginjak bangku sekolah ini, ternyata tidak hanya baik untuk kesehatan mental namun juga bermanfaat bagi peluang kerja kita, lho, Bu.

Berikut ini adalah mengapa kebiasaan menulis baik untuk kesehatan mental dan karier.

Mencurahkan Isi Hati dan Memproses Emosi

Sebagai seorang ibu, pernahkah merasa punya banyak sekali pikiran yang tersimpan? Itu yang terjadi pada saya. Fokus menjadi ibu rumah tangga, tidak jarang saya merasa kesepian dan ketika dihadapkan dengan berbagai masalah saya cenderung memendam. Kebiasaan itu membuat saya ‘wajib’ melakukan journaling oleh tenaga profesional.

Menulis jurnal sendiri tidak hanya bermanfaat untuk mencurahkan isi hati. Namun, membuat saya juga bisa memproses seperti apa emosi yang sedang saya rasakan. Terkadang, perasaan kita rasanya seperti ‘campur-aduk’,kan, Bu? Dengan membiasakan menulis seperti journaling , Ibu bisa mengenali berbagai jenis emosi yang dimiliki.

Lebih Aware dengan Keadaan Sekitar

Ketika ingin menciptakan sesuatu, tentu kita perlu ingredients untuk membuatnya. Dalam menulis, “bahan” bisa didapatkan dari mencari berita, tren, dan isu yang terjadi saat ini. Selain membuat lebih aware dengan apa yang terjadi, informasi yang didapat bisa menjadi data untuk berlatih menulis. Dapat dengan membuat blog pribadi atau akun social media untuk posting konten yang sesuai dengan topik yang disukai.

Meningkatkan Daya Ingat

Pernah lagi bengong lalu langsung lupa mau melakukan apa? Eits, ternyata wajar, kok, Bu. Dilansir dari Suara.com, penelitian University of British Columbia menunjukkan bahwa otak seorang ibu berubah setelah memiliki anak. Salah satu cara meningkatkan daya ingat otak adalah dengan menulis.

Mulailah dari hal kecil, seperti menulis di notes ponsel jika ingin mengingat hal penting. Setelah terbiasa, jika ingin mencoba karier sebagai penulis seperti membuat artikel atau konten, kapanpun dapat inspirasi Ibu bisa menulisnya di media paling mudah yang tersedia. Selain melatih tidak cepat lupa, ini akan mempermudah Ibu untuk terbiasa ketika nanti mendapat brief pekerjaan menulis dari klien.

Mengukur Kemampuan Menulis

Setelah rutin menulis, saya bisa mengukur sejauh apa kemampuan menulis saya. Dari tata bahasa hingga pemilihan kata, memahami skill menulis yang kita miliki dapat menimbulkan sense of achievement yang baik untuk menjaga kesehatan mental.

Jika tertarik pada karier penulis, Ibu bisa meningkatkan kemampuan dengan mengikuti kursus menulis. Saat ini sudah banyak pilihan kursus online content writer atau penulisan secara umum. Salah satu kursus menulis ramah ibu yang bisa Ibu coba tersedia pada platform Ibu Punya Mimpi.

Membuka Jalan Menjadi Penulis Handal

Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Membangun kebiasasan menulis bisa membuat kita mencapai lebih dari satu hal sekaligus. Selain memberi efek positif di kesehatan mental, kebiasaan ini bisa membuka jalan Ibu menjadi penulis. Hasil ‘berlatih’ dan curahan hati baik di blog, media sosial, atau medium lainnya pada akhirnya dapat bermanfaat menjadi portfolio menulis.

Tidak ada hal besar yang tidak dimulai dari sesuatu yang kecil. Jika Ibu ingin mencoba karier sebagai penulis handal, mungkin Ibu dapat merasa itu sulit digapai. Namun, we can start small. Mulailah dari kebiasaan menulis itu sendiri dan cintai prosesnya. Diantara itu semua, perlahan Ibu bisa bertumbuh menjadi seseorang yang sehat lahir dan batin, serta siap menggapai mimpi menjadi seorang penulis.


Sumber: