Minum kopi kenapa malah jadi ngantuk ya, bu?

kalau aku, sembarang kopi malah bikin deg2an and mules…
Jadi cuma bisa minum kopi tertentu, dan sudah dicampur susu.
Perut udah gakuat minum kopi sachet…huksss

2 Likes

Bu @Zantia , minum kopi malah jadi ngantuk itu karena minum nya kurang di nikmati, jadi rasanya kayak minum air biasa :grin: Kopi harus dinikmati saat dikonsumsi biar ada efek. Saya jujur lebih suka kopi panas drpd kopi es. Sekedar sharing pengalaman privadi, kopi es itu biasanya dikasih banyak gula. Saya penikmat kopi panas tanpa gula, dikasih susu dikit okelaa… jadi biar mata melek dan bersemangat

2 Likes

Aku minum kopi ga bisa tidur , biar minum pagi atau slang pun malamnya bisa on sampai jam 2 pagi, walaupun udah ngantuk dan capek :sweat_smile:

2 Likes

Aku waktu kuliah malah minum kopi sebelum tidur bu dan sampe skrg malah minum kopi bukan buat biar bisa melek tapi biar tidur nya nyenyakkk

2 Likes

asik banget Bu @Amimee klo bisa tidur nyenyak, aku tuh sering diajak ngopi ama temen nolak soale klo da minum on terus looo hixxx

Tubuh kita merespon kafein berbeda-beda bu, karna faktor respon dari yang ada di sel tubuh kita. Kafein merangsang adrenalin sehingga kita ga merasa lelah. Karna beda-beda jadi kita sendiri yang harus coba2 apa jenis kafein yang paling cocok klo ingin tidak ngantuk. Ada yg sel tubuhnya merespon klo minum teh, ada yang minum kopi. Cmiiw

4 Likes

Waah! Ibu sama banget sama aku. Sekarang aku lebih tidak menghindar kalau ngantuk. Kalau dulu cari penyelamat ngantuk dengan kopi, sekarang kalau ngantuk aku akan menyelamatkan diri dengan power nap 15-20 menit! Hahahaha :laughing:

1 Like

Waaa iya kalo aku sebut nya saving net. Tidur 15 menit tapi mimpi nya bisa sampe 5 episode kalo aku. Bangun2 seger🤣

1 Like

Menurut aku yang menarik adalah kenapa orang-orang makin ke sini makin banyak minum kopi dan hasil pengamatan kesotoyanku adalah either karena,

  1. Social Drinker. Hilih dah kayak alkohol aja. Ehtapi beneran, sih. Makin sini kawula muda nongkinya di warung kopi. Soalnya vibe-nya enak dan ambience-nya itu kan mood-booster ya. Belum lagi wangi kopinya, jadi idea-stimulant, ga sih? Hal pertama yang di-notice pas masuk warung kopi apa? Pasti wangi kopinya yang menyeruak ga sopan langsung ke hidung. Kalau buat aku, belum negak kopinya aja, endorfin langsung nyala tuh, langsung semangat. Nah karena culture ini jadinya cuba-cuba kopi dan jadi tertarik untuk terus build relationship dengan kopi. Soalnya nongki terus di warkop. Kesotoyan ini berdasarkan pengamatan saya terhadap teman-teman ambi saya yang kalau bahas project maunya di warkop mulu dan kerap memfoto cup kopinya disertai sedikit tampakan table-topnya untuk di post di social media :relaxed:

  2. Emang Fanatik. Nahini. Segala macam jenis kopi dicuba dan biasanya punya jenis kopi favorit. Biasanya gamau tuh yang instan-instan. Maunya masak sendiri di rumah pakai segala perkakasnya. Gamau juga tuh pakai perkakas yang logam karena bisa merusak cita rasa kopi. Saya sebetulnya ga fanatik-fanatik banget, sih, tapi sudah mulai cuba-cuba belajar punya beberapa biji yang di rumah (dari soft-grind sampe coarse-grind), dengan beberapa alat standar seperti french press, coffee drip flat bottom (yang murah meriah aja hehe) berikut dengan kertas saringannya, milk frother yang manual maupun yang elektrik, timbangan (ini sih karena usahanya bidang kuliner nutrisi, jadi given) dan… Udah deh gitu aja kayaknya hehe. Ga banyak deng ternyata :stuck_out_tongue_closed_eyes: Belum sefanatik beberapa teman yang gamau alat-alatnya kena sabun karena merubah cita rasa - berhubung saya borderline OCD juga. Jangan ditiru, tapi buat saya, kopi itu suatu kebutuhan primer (esp black coffee - ga bilang espresso karena masih gagal aja nih bikin espresso sendiri di rumah pake alat yang ada wkwk).

  3. Not into it, won’t touch it. Biasanya karena efek samping kopi yang ditimbulkan, seperti berdebar-debar manja, mual, muntah, atau diare. Pasien saya banyak yang gini, sampe saya bisa ambil kesimpulan sendiri, warkop mana nih yang jualan kopi pake biji kopi yang tingkat keasamannya tinggi (ga mesti dari jenis biji kopinya, sih, bisa jadi karena pemrosesannya), tanpa mencoba, hanya dari hasil anamnesis dan pengamatan di tempat praktek.

Sejauh ini tulisan saya ngga menjawab sama sekali ya, Bu, wkwk. Tapi menurut saya, itu aspek yang menarik dari habit ngopi di Jakarta beberapa tahun terakhir. Beberapa tahun lalu kayaknya kopi ga se-mainstream ini. Tapi, menarik banget menurut saya, bagaimana culture ngopi ini berkembang secara cepat beberapa tahun terakhir - dari kawula muda sampai kakek emesh semua minum kupi.

Karena dah disummon Bu @Dian, ikut komen ah hehe

Mungkin pertanyaan lanjutannya, kopinya kopi apa Ibu? Berapa banyak diminumnya? Sebelum minum kopi tersebut ada konsumsi sesuatu? Ada habis bergadang malamnya? Sedang banyak kegiatan di minggu tersebut? Sedang ada masalah dan fikirian? Muncul ngantuknya berapa lama setelah kopi diminum? Ibu pernah didiagnosis memiliki penyakit tertentu? Loh jadi anamnesis :kissing_closed_eyes:

Pada dasarnya kafein itu stimulan buat sistem saraf kita (otak itu sistem saraf). Jadi, efeknya pada mayoritas orang itu sama, stimulasi sistem saraf (berdebar, anxiety, alertness, irritable, dsb). Ketika tidak memberikan efek seperti lumrahnya, berarti pertanyaan selanjutnya, jika betul kafein yang dikonsumsi, berapa banyak kadar kafeinnya? Jika dibandingkan dengan komposisi lain dari minuman tsb berapa perbandingannya? Jika kadarnya per teori membuat kantuk, jadi tidak mengantuk, ada sebab lain kah mengapa? Karena memang tubuh manusia ini unique, sangat berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Kondisi bawaannya, makanannya, aktivitasnya, dan kesehariannya semua berbeda. Itu perlu diketahui untuk menjawab experience Ibu di mana kafein membuat antuk.

Kemungkinan lain adalah, kalau antuk nya setelah sempet alert, mungkin, simply put, tubuh Ibu lelah dengan stimulasi tersebut, lalu ingin istirahat saja.

Masih sangat broad ya Bu ehehe
Dan mohon maap bila tyda menjawab.
Tapi semoga tergrasp dikit maksud saya apa.

Atau mungkin ada sejawat dokter atau allied health profession lain di sini?
Sudah pernah baca riset tentang ini? Karena ini menarik! :slightly_smiling_face:

PS. Btw, menurut saya, kopi tidak bisa dijadikan “obat” kantuk. Jadiin kegemaran, bisa, Bu. Kalau semisal mengantuk sepanjang waktu dan cukup mengganggu produktivitas Ibu, kita patut cari tahu penyebab kantuk itu dan harus ada yang di-tweak di keseharian Ibu, sehingga Ibu tidak mengantuk di waktu yang tidak semestinya. Paling mudah, mungkin bisa dicoba untuk konsumsi air putih 35 - 50 cc/ kgBB per-hari dan olahraga 3x/ minggu per-sesi 30 menit minimal, to keep the blood pumped dan jadi fresh and tidak antuk :smiling_face_with_three_hearts:

Cheers,
Yofara, MD

4 Likes

Ibu Celicaa, tos! Hahaha aku jujur juga suka kopi gapake gulaaa, lebih :ok_hand: :ok_hand: :ok_hand:

1 Like

Ilmu baru! “Mennetukan jenis kafein apa yang cocok sama kita”
Thanks for sharing ibuuuu :hugs: :smiling_face_with_three_hearts:

hihi harus hati-hati ya bu berarti sekarang kalau mau ngupi…

Ibu Yofaraaaaa, sebuah penjelasan dan pembelajaran yang menarik deh! Terima kasih Ibuu ilmunya. Kadang memang suka ga sadar sih kalau minum kopi karena alasan yang ibu jabarkan diatas.

Terima kasih juga untuk sarannya di akhiir. Sepertinya memang harus lebih rajin nih olahraganya, biar balance. Aku akan share ke orang-orang yang senasib sama aku (minum kopi terus jadu ngantuk) :laughing:

Sehat selalu ibu dokter dan buibu semuaaa!!! :heart:

2 Likes

Tosss balik bu @Zantia :rofl::face_with_hand_over_mouth::wave::wave:

1 Like

1 lagi kak, yang menjadikan kopi makin kesini makin menarik adalah branding yang kuat dari anak-anak indie😊

2 Likes

Bu dok @yofaramd makasih banyaaak sharingnyaa :sparkling_heart:

Bu @Zantia kalau aku ada sih bu beberapa kopi yang bikin aku justru melek & jadi obat waktu lagi meeting (bikin lebih relax & keluar banyak ide ) kalo aku hehehhe :grimacing:

1 Like

Waw sharing dong bu kopi jenis apa itu? Merk nya :grin::grin::grin:

Iyaa dong buu @Devin, share jenis kopi nya apaa :laughing:

Haii Ibu Zien @Amimee & Ibu @Zantia ,
maaaf baru reply hehehe
Aku cocok dengan Kopi Arabika bu, lebih bisa kreatif rasanya hehehe.
Yang aku ngerasa cocok jenis kopi arabika kuning bu, cobain buu cocok kalo untuk aku hehe

1 Like

Halo!

Saya jadi menulis sesuatu nih karena topik ini.
Buat yang punya blog, mari blog walking! ke blog saya :relaxed:

image

Saya baru semingguan ini menjalani semua yang saya sebutkan di atas and I can already cut down my caffeine intake to one glass of black coffee (with no white sugar – which I replaced with either coconut sugar or stevia) tanpa merasa mengantuk sama sekali dan bahkan merasa more energized, feel more conscious, more alert, and more inspired than ever before.

Jalan pintas itu mudah didapatkan. Ibu boleh memilih kopi, nootropics , or whatnot . Tapi, pilihan-pilihan itu tidak sustainable. Kita mau alert, sehat, dan bahagia dalam jangka panjang, bukan?

Cheers!

3 Likes