Rumput Tetangga Selalu Hijau, Benarkah?

“Ibu kan engga kerja, Ibu Rumah Tangga, kan? Engga punya gajikan? Yaa engga kerja itu namanyaaa”


[/details]

Sebuah kalimat yang membuat Kirana (Titi Kamal) makin merasa bersalah karna telah memilih untuk menjadi seorang Ibu Rumah Tangga untuk keluarga kecilnya. Ditambah lagi ucapan itu keluar dari guru sekolah anak-anaknya yang beranggapan anaknya tidak baik dalam akademik padahal ibunya ada di rumah saja.

Masih kah Ibuprenuer menemukan kalimat sejenis seperti yang disampaikan Mrs Rhonda? Aku pribadi, yang masih baru menjadi Ibu ini pun juga masih menemukan kalimat itu. Apa yang ibuprenuer rasakan ketika mendengar itu? Perih? Galau? Tak terima? Atau rasanya seperti sebuah permen nano-nano ?

Kirana yang merupakan siswa aktif berorganisasi dan berprestasi di SMA nya dulu pun merasa makin tertekan ketika melihat teman-temannya yang dulunya biasa-biasa saja di sekolah malah menjadi orang yang sukses di kehidupan kini. Bahkan tetangga depan rumahnya pun memiliki karir cemerlang seperti keinginan Kirana. Hal ini yang mungkin di dalam lubuk hati Kirana menjadi sebuah kerisauan sehingga selalu memilih untuk tidak hadir setiap kali reuni SMA diadakan.

Kisah yang ditawarkan oleh film “Rumput Tetangga” produksi RAN Entertainment ini cukup mewakili perasaan khalayak wanita yang selalu dihadapkan keputusan harus memilih jadi Ibu Rumah Tangga tanpa berkarir atau Ibu Rumah Tangga yang tetap karir. Kenyataan yang selalu dipinggirkan khalayak bahwa seluruh wanita pastilah berperan sebagai seorang Ibu Rumah Tangga bagi keluarganya dan selalu hanya dibandingkan karna memiliki penghasilan atau tidak.

Alur cerita yang ditawarkan cukup memanjakan penonton tuk mengetahui beberapa alasan masalah muncul dalam cerita ini. Masalah yang dihadirkan ternyata tidak hanya dihadirkan dari sisi Kirana yang hanya sebagai Ibu Rumah Tangga. Tapi juga kondisi orang-orang yang kehidupannya diinginkan oleh Kirana, para Ibu Karir, Dinda (Donita) dan Lidya (Maya Septa). Mereka pun ternyata memiliki hal yang ingin diwujudkan. Contohnya Dinda, ternyata ia sangat ingin memiliki kehidupan seperti Kirana.

Konflik dimulai saat Kirana akhirnya bersedia datang pada malam reuni SMA dan mendatangi booth pembaca kartu tarot, Madam Sri Menyan. Di sini lah masalah muncul. Kirana berhasil mewujudkan mimpinya namun dia tersadar apa yang diimpikan bukanlah hal yang membahagiakan bagi dirinya, iapun merindukan suami dan kedua anaknya.

images Picture Source: https://eeshape.com

“Bagaimana bisa kita bangga atas pencapaian yang kita tidak melewati prosesnya” -Kirana.

Sebuah pesan yang kiranya ingin disampaikan oleh sinema ini. Bahwa semua orang memiliki sebuah proses dalam pencapaiannya masing-masing yang sering luput oleh orang kebanyakan. Ibuprenuer pastinya bakal relate dengan kisah dalam sinema ini. Proses menggapai mimpi adalah sesuatu hal yang skenarionya bisa berbeda pada tiap individu meski dengan buku tutorial yang sama sekalipun.

Adegan dan kalimat lucu dari beberapa peran pendukung dibeberapa scene sinema ini cukup membantu jalan cerita menjadi segar di tengah problematik yang disuguhkan.

Proses yang dilalui Kirana dan Dinda yang bertukar peran dalam sinema ini terkesan tidak masuk akal. Keadaan ini membuat alur ceritanya terkesan mengada-ada namun tak menghilangkan esensi pesan yang ingin disampaikan. Hidup orang lain yang kamu inginkan itu belum tentu merupakan kehidupan yang baik untukmu.

Pada akhirnya menerima keadaan dan menyadari penuh segala keputusan yang dipilih merupakan sebuah kenyataan yang bisa kita tentukan dan arahkan dalam menggapai tujuan dan mimpi kita yang patut disyukuri.

Sinema ini cocok untuk membuat kita bersyukur apa yang kita lewati. Ibupreneur bisa nikmati sinema ini kapanpun pada beberapa streaming portal kesayangan buibu.

8 Likes

Wah menarik Bu insight yang ada di filmnya, pesannya bikin aku tertampar utk tetap fokus ke proses diri sendiri

1 Like

Terima kasih Bu <3 Semoga tetap semangat berproses ya kitaaa <3

1 Like

Waah menarik yaah filmnya, baru denger aku tuuh… On point sekali pesannya bu, makasiih reviewnya @vioo :smile:

1 Like

Waah terima kasih Bu @Feby :smile: dinanti review versi Bu Feby yaa hihi

1 Like

hihi sama berarti kita buuuu @siscapy :laughing: semoga bisa jadi pengingat dan penyemangat sekaligus yaa hihi

1 Like

Bener bgt, kaya kurang bersyukur huhu

semoga jadi penyemangat tuk jd lebih baik ya buu :two_hearts: :dizzy: