5 Peran Ibu Dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga

|352.0x212.0
Salah satu peran ibu adalah memberi contoh yang baik dalam mengelola sampah.
(Sumber gambar: Pictpicks)

Sampah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Namun seringkali dianggap remeh dalam penanganannya. Padahal jika tidak ditangani dengan baik dan benar, sampah bisa menjadi masalah bagi kelangsungan hidup suatu eksosistem. Polusi udara, kebakaran, munculnya berbagai pernyakit, adalah beberapa dampak negatif sampah.

Berdssarkan data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), bahwa produksi sampah Nasional mencapai 175.000 ton per hari. Rata-rata satu orang penduduk menyumbang sampah sebanyak 0,7 kg per hari. Jika dikalkukasi dalam skala tahunan, Indonesia bisa menghasilkan sampah sebanyak 64 juta ton. Wow,… jumlah yang sangat besar bukan?

Melansir dari situs Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), sampah rumah tangga menempati peringkat teratas sebagai penyumbang sampah terbesar. Pada tahun 2021 sampah rumah tangga menyumbang sebanyak 40,18% dari sampah Nasional. Kemudian pada tahun 2022 sampah rumah tangga mencapai 39,63%, Meski ada penurunan namun pada tahun 2023, sampah rumah tangga meningkat hingga mencapai 42,23%.

Besarnya prosentase sampah rumah tangga merupakan masalah sekaligus menjadi peluang bagaimana cara mengatasinya. Karena apa? Karena sampah rumah tangga termasuk jenis sampah yang sangat tinggi tingkat produksinya dan sulit untuk dikendalikan. Adanya kebutuhan dan aktifitas tiap rumah tangga yang berbeda tentu menghasilkan volume sampah yang berbeda pula. Oleh sebab itu peran ibu sangatlah penting karena menjadi tokoh sentral dalam mengatur urusan rumah tangga. Ibu pula yang paling tahu kebutuhan rumah tangganya. Dengan ibu ikut terlibat dalam pengelolaan sampah rumah tangga diharapkan volume sampah rumah tangga menjadi berkurang.

|288.0x192.0
(Sumber gambar: Pictpicks)

Adapun 5 peran penting ibu dalam mengelola sampah rumah tangga adalah :

  1. Sebagai role model yang baik . Ibu bisa memberi contoh positif kepada anggota keluarga tentang pentingnya mengelola sampah. Ajak anggota keluarga untuk memilah sampah berdasarkan jenisnya dan ajarkan mereka membuang sampah pada tempat yang sudah ditentukan. Ibu bisa menyiapkan beberapa tempat sampah sesuai jenis sampahnya. Dengan memberi contoh yang baik, diharapkan setiap anggota keluarga memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin dalam memperlakukan sampah.

  2. Sebagai edukator. Ibu dapat menjadi duta perubahan yang memberikan edukasi khususnya kepada anak-anak tentang manfaat mengelola sampah dengan benar. Memberi pemahaman mengapa sampah harus dipilah berdasarkan jenisnya juga pengetahuan tentang jenis-jenis sampah. Ibu juga bisa menjelaskan dampak negatif sampah pada lingkungan jika tidak ditangani dengan benar. Selain itu mengedukasi setiap anggota keluarga agar tidak bergaya hidup konsumtif, Jelaskan manfaat dan akibat dari gaya hidup ini. Dengan begitu anak-anak akan belajar hidup hemat dan lebih menghargai sesuatu.

  3. Sebagai penata rumah tangga. Di sini ibu bisa menentukan sendiri sistem pengelolaan sampah sehari-hari di rumah. Dan merancang penataan sampah yang efisien sehingga memudahkan proses pengelolaan sampah, seperti membedakan warna tempat sampah untuk memudahkan setiap anggota keluarga membuang sampah, mengatur jadwal kapan sampah anorganik disetorkan kepada pendaur ulang, memberi ruang sendiri dalam mengolah sampah organik menjadi kompos, mendonasikan barang- barang yang masih layak pakai dan menggunakan kembali barang yang hampir terbuang sehingga tidak hanya menumpuk di rumah.

  4. Sebagai pelaksana. Dalam hal ini ibu langsung terlibat dalam proses pengelolaan sampah sehari-hari di rumah. Ibu pemegang kendali akan diapakan sampah-sampah ini, seperti memilah sampah, mengompos sampah organik hingga membawa sampah anorganik untuk didaur ulang. Keterlibatan aktif ini harus konsisten untuk menjaga keberlanjutan pengelolaan sampah.

  5. Sebagai inovator. Ibu dapat mencari solusi kreatif dalam memanfaatkan sampah anorganik dengan mencarinya di internet ataupun buku, Dalam aktifitas ini ibu bisa mengajak anggota keluarga untuk berpartisipasi. Banyak contoh sampah anorganik menjadi barang bermanfaat seperti kertas dijadikan mainan edukatif, tempat shampoo atau sabun dijadikan pot atau tempat pensil, dan masih banyak lagi.

|315.0x177.0

Melalui peran-peran di atas, ibu memiliki kontribusi besar dalam mengelola sampah rumah tangga secara efektif dan berkelanjutan. Dengan kesadaran dan tindakan nyata ibu, diharapkan lingkungan sekitar rumah tangga dapat terjaga kebersihannya dan dampak negatif sampah dapat diminimalkan.

Jika setiap ibu melakukan perannya dalam mengelola sampah di rumahnya, bayangkan jika hal itu dilakukan oleh setiap ibu di dunia. Bumi ini perlu dijaga, jika bukan kita dan generasi selanjutnya siapa lagi?

Informasi mengenai perempuan tentang peran dan ilmunya dapat diikuti pada akun official.frasa.Yaitu komunitas yang menaungi kecintaan perempuan pada kelimuan baik pengetahuan umum maupun Islam. yuk… Mulai follow official.frasa

“ Lakukanlah sesuatu yang baik mulai dari diri sendiri dan jadilah bagian dari solusi, bukan polusi. “