Sumber gambar : Freepik
Ibu – ibu, pernahkah ibu melihat orang atau anggota keluarga makan namun tidak dihabiskan dengan alasan mengambil kebanyakan, takut gemuk, tidak enak, dsb, sehingga sisa makanan tersebut harus dibuang? Atau mungkin ibu pernah mengalami sendiri?
Ternyata membuang makanan yang tidak habis tanpa kita sadari menimbukan isu serius tentang sampah lho.
Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK di tahun 2023 mengungkapkan bahwa timbulan sampah di Indonesia mencapai 13,37 juta ton banyaknya. Kebanyakan dari timbulan sampah tersebut datang dari rumah tangga sebesar 38,9% dan 40,96% dari total timbulan tersebut adalah sampah sisa makanan (sumber : www.ppm-manajemen.ac.id).
Sudah pernahkah Ibu mendengar tentang kampanye makan tanpa sisa? Gerakan ini diinisiasi oleh Bank DBS Indonesia yang pada tahun 2020 menggulirkan kampanye #MakanTanpaSisa untuk membangkitkan kesadaran publik tentang masalah sampah makanan. Tujuan Kampanye Makan Tanpa Sisa adalah untuk mengajak masyarakat mengurangi sampah makanan melalui kebiasaan sehari-hari.
Pada tanggal 4 April 2023, di Yogyakarta, Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) meluncurkan Kampanye Consumindful dengan slogan “Eat Wiser, No Leftover” (Makan Lebih Bijak dan Makan Tanpa Sisa) yang bertujuan untuk mendorong perilaku positif masyarakat dan industri untuk mengurangi sampah makanan dan memupuk donasi makanan.
Perubahan perilaku konsumen terkait pengurangan sampah makanan memang diperlukan, karena diketahui bahwa mayoritas sampah makanan dihasilkan dari aktivitas konsumsi. Oleh karena itu, strategi kampanye Consumindful lebih banyak mengajak konsumen untuk mencegah sampah makanan dari skala rumah tangga masing-masing.
Kita sebagai masyarakat diharapkan untuk lebih menghargai makanan dengan menghabiskan atau berbagi.
Berikut 8 tips utuk mendukung Kampanye Makan Tanpa Sisa dimulai dari rumah kita :
1. Meal Plan
Buat rencana pangan / makanan yang akan dikonsumsi. Membuat rencana rutin menu makan setiap minggu akan mencegah bahan makanan terbuang sia – sia karena kita berbelanja secukupnya hanya sesuai dengan rencana menu. Alih - alih membeli makanan, membawa bekal dari rumah untuk dibawa ke sekolah atau kantor lebih baik untuk mengurangi risiko masakan rumah tidak habis.
2. Meal Preparation
Menyiapkan bahan pangan yang akan diolah (dimasak) dan dikonsumsi secara cermat dan tepat. Sesuaikan dengan jumlah dan porsi masing – masing anggota keluarga. Pertimbangkan juga tentang rencana makan di luar rumah atau jika akan bepergian. Hal tersebut akan mengurangi risiko makanan terbuang karena tidak habis.
3. Menyimpan bahan makanan sesuai jenisnya dan cek tanggal kadaluarsa
Penting untuk menggunakan container / wadah penyimpanan bahan makanan sesuai jenis masing – masing dan memberi label tanggal pembelian sehingga dapat menerapkan prinsip “first in first out”.
4. Ambil makanan secukupnya dan jangan sisakan
Saat makan, ambil sesuai kebutuhan dan usahakan tidak berlebihan agar bisa dihabiskan saat itu juga. Prinsip ini juga berlaku saat menghadiri pesta atau jamuan makan.
5. Bawa pulang makanan jika tersisa
Terkadang kita sungkan untuk membawa pulang makanan saat di restoran. Namun sebenarnya hal tersebut sama saja dengan membiarkan sisa makanan kita menambah timbulan sampah. Mulai sekarang, jangan sungkan untuk meminta pelayan restoran membungkus sisa makanan kita.
6. Olah kembali makanan menjadi menu masakan baru
Jika masih ada sisa makanan yang tidak habis saat itu juga, ibu bisa berkreasi dengan mengolah kembali menjadi makanan baru. Dengan catatan makanan tersebut boleh diolah kembali dan masih sangat layak untuk dimakan. Misal Ibu punya pisang rebus yang tidak habis, ibu bisa olah menjadi kolak atau dipanggang, dst.
7. Donasikan makanan berlebih kepada yang membutuhkan
Biasanya ini terjadi pada mereka yang mengadakan acara / pesta / jamuan makan namun hidangan masih banyak tersisa. Tidak ada salahnya segera membagikannya kepada tetangga, satpam perumahan, tukang becak, atau siapapun yang bisa kita jumpai. Atau bisa kita kirim ke Panti Asuhan atau Panti Jompo terdekat. Sebagai catatan, jangan tunda memberikan makanan tersebut sampai keesokan hari untuk meminimalisir risiko makanan sudah basi dan tidak layak dikonsumsi yang berakibat makanan akan dbuang oleh penerimanya.
8. Olah kembali sampah organik
Sampah organik sisa makanan kita seperti kulit buah, batang sayur, dll bisa dimanfaatkan kembali menjadi pupuk kompos. Saat ini banyak informasi tentang cara mengolah kompos di berbagai platform. Di samping itu, sampah organik sangat baik digunakan untuk beternak ayam rumahan yaitu sebagai bahan pangan bagi ayam untuk menggantikan makanan pabrikan. Sehingga ayam aman untuk kita konsumsi.
"Program #MakanTanpaSisa dan Consumindful ini diharapkan semakin dikenal luas di masyarakat bahwa sampah organik seperti sisa makanan dan dapur, harus semaksimal mungkin dikelola sejak dari hulu sehingga bermanfaat bagi manusia dan lingkungan sekitar kita. Yuk Bu, kita berpartisipasi ikut kampanye ini mulai dari rumah kita!