Alex, Single Mom dan Mimpinya Menjadi Penulis

Judul film: Maid 2021 (Netflix)

Major actors: Margaret Qualley, Rylea Nevaeh Whittet, Nick Robinson

Genre: Drama

Alex, seorang ibu rumah tangga yang mempunyai impian menjadi penulis. Dia memiliki suami yang pemabuk, dan seorang anak perempuan berusia tiga tahun. Dalam kesehariannya Alex bahagia menjadi seorang ibu dan mengurus rumah tangga. Namun terkadang dirinya terasa hampa dan sesaat dia lupa akan mimpinya untuk menjadi penulis.

Suatu malam, suaminya pulang dalam keadan mabuk dan mereka berkelahi. Suaminya melempar gelas kaca ke arahnya. Walaupun tidak terkena langsung, namun serpihan kaca terkena di rambut anaknya. Titik point ini membuat Alex pergi dari rumah karena mengalami kekerasan rumah tangga secara emosional ( emotional abbusive ). Alex memulai hidup mandiri bersama anaknya, kembali menulis sambil menata hidupnya untuk bekerja sebagai pembersih rumah dan mencapai impiannya untuk berkuliah agar dapat menjadi seorang penulis.

Perjalanan Alex untuk mendapatkan kehidupan yang layak bersama anaknya tidak selalu mulus. Mulai dari permasalahan tempat tinggal yang berpindah-pindah, pendapatan yang rendah dan minimnya support system dalam keluarga dikarenakan ibunya yang menderita bipolar. Jalan yang dilalui tidak mudah, jatuh dan bangun dilaluinya dan bahkan dia sempat kembali ke masa lalu.

Suatu hari Alex kembali teringat akan mimpinya menjadi penulis. Alex teringat bahwa sudah lama dia tidak menulis, padahal menulis adalah hal yang disukainya. Sambil bekerja dan hiruk pikuk dalam kesibukannya bersama anak, Alex kembali menulis di sela-sela waktunya dan menulis mengenai kesehariannya dalam bekerja. Memulai dari hal sederhana dan menceritakan apa yang dia lihat setiap harinya di rumah-rumah tempat dia bekerja.

Seiring waktu berjalan Alex kembali mencari mimpinya menjadi seorang penulis. Dia mulai untuk melamar beasiswa di universitas yang dahulu pernah memberikan beasiswa kepadanya, yang dahulu sempat dia tolak. Seiring waktu berjalan, kehidupan Alex stabil, mendapat hak asuh, dan bekerja menjadi pembersih rumah dambil berkuliah untuk menjadi seorang penulis.

Dalam hal ini dapat dilihat bahwa fighting spirit Alex sangatlah luar biasa sampai akhirnya bisa mencapai mimpinya menjadi seorang penulis. Perjalannya tidak mudah, banyak jatuhnya namun Alex tetap bersemangat dalam menjalani hidupnya. Sempat mundur sesaat dan kembali ke masa lalu bersama suami yang abbusive . Sempat juga Alex melupakan akan mimpinya menjadi penulis. Namun dia kembai berusaha untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Hal yang di alami Alex tersebut terlihat realistis karena di kehidupan nyatapun tidak semuanya berjalan mulus.

Mari coba kita tanyakan pada diri kita masing-masing…

“Sejak menjadi ibu, apakah ibu memberikan 90% pada keluarga namun hanya 10% pada diri senidiri?”

“Sejak menjadi ibu, apakah ibu sudah tidak berniat untuk mengejar mimpi ibu, mungkin seperti mengejar pendidikan atau membuka usaha?”

“Sejak menjadi ibu, apakah ibu melupakan mimpi ibu?”

Ibu, tidak ada salahnya untuk kita menjadi ibu yang mengejar mimpi. Mungkin kita malu, tidak ada waktu, dan terfikir, “Saya sudah ibu-ibu untuk apa mengejar mimpi?” Namun, kita harus selalu ingat bahwa kita adalah suatu individu yang memiliki kegemaran tersendiri, keingininan tersendiri dan mimpi tersendiri.

Karena ibu yang bahagia, akan menularkan kebahagiaan juga kepada keluarga dan anak-anaknya. Dan apakah kita bisa membahagiakan orang lain, apabila diri kita sendiri tidak bahagia?

Perjalanan mencapai mimpi pastilah tidak mudah, mungkin seperti Alex dengan naik turunnya fase kehidupan yang ida alami? Atau mungkin malah perjalanan mengejar mimpi kita bisa lebih mudah daripada itu? Kita tidak tahu bila kita belum memulainya. Namun, kita bisa belajar dari semangat juang dan tahan banting yang Alex miliki yang patut ditiru oleh para ibu. Alex tetap berjuang mengejar mimpi sambil memperjuangan anaknya untuk mendapat kehidupan yang lebih baik dan bahagia. Pada akhirnya, Alex sebagai seorang ibu dapat mengejar mimpinya untuk menjadi seorang ibu dan penulis.


6 Likes

Mba Rahel, aku suka banget kata2 mba “kita tidak tahu bila belum memulainya”. Btw sepertinya pas nonton film kudu siapin tisu yaaa… duh mba Alex :cry:

Hai Mba Innar, terimakasih utk feedbacknya ya, sangat berarti utk saya :slight_smile:
Wah, filmnya memang sangat emotional, mulai dr sedih, iba, kzl, pokoke emosi aja dah nontonya hehehe. selamat menonton ya mba :slight_smile: :slight_smile:

Ibuu sepertinya filmnya bagus banget yaa. Emang lagi banyak dibicarain juga ya ini filmnya. Makasih Buu reviewnya :heart:

Seyuyurnya, ku tak sanggup nonton sampe abis. Menguras emosi yah Buibuuuu, padahal bukan kaya Penthouse yang banyak penjahat "sadis"nya gtu, tapi emang kasiaaan amat sedih. Alhamdulillah jadi tau endingnya hepiii, ku ikut legaa :smile: makasiih summary nya Buu @rahelhumillang :relaxed:

aduh aku suka banget sama film ini Mba @rahelhumillang bener2 rekomen banget buat di tonton, karena banyak pesan yang bisa kita ambil dan jgn lupa sedia tisu :pleading_face:

Bu Raheel, terima kasih reviewnya, Self reminder banget ini

Hai bu Nadia, terimakasih commentnya yaa. Nah iya, filmnya iya bagus, pokoke hanya2 ibu2 yg paham bu hahaha. monggo ditonton bu…

Hai bu Othe, terimakasih commentnya. Iya bener bu banyak pesan yg bisa kita ambil dari film ini, terutama perjuangannya yg bikin merinding, bikin mikir “jd wanita pokoke harus kuat utk keluar dr toxic relationship”. :weight_lifting_woman: :muscle:

hahaha iya bu Feby, menguras emosi. soalnya kondisinya jg up and down bgt ya. tp fighting spiritnya keren!!

Hai bu Ridha, sama2 bu makasih commentnya. Iya bener bu, self reminder bgt, bawaannya jd lebih kuat setelah nonton ini hehehe.