Untuk menjalani bisnis pasti ada aja hambatan, yang paling sering terjadi adalah hambatan datang dari diri sendiri. Nah, yuk isi polling dibawah ini. Biar kita mengenal hambatan dan cari tahu, kalau Ibu tidak sendirian loh. Banyak Ibu juga yang merasa ada hambatan disini.
Susahnya bagi waktu
Bingung mau jalani ide yang mana
Tidak pede untuk jualan
Belum mengerti cara bikin budget
Kurang yakin ada yang mau beli
Belum ada modal
Bingung mau mulai darimana
0voters
Kalau ada pilihan lain yang belum ada dipilihan atas, bisa langsung Reply dibawah yaa
halo mbak @marisa kalau hambatan saya ada di manajemen bisnis atau mengelola bisnisnya. dengan orderan yg masuk sangat ingin membuka lapangan kerja tetapi saya bingung bagaimana sistem gajinya ke karyawan.
Hai Bu @titaika,
Kami sangat menyarankan untuk bikin budgeting yang menyeluruh untuk bisnis ibu. Budgeting yang dibikin ini minimal 1 tahun. Nanti disana akan bikin target penjualan untuk satu tahun itu berapa, dan kira-kira masuk akal tidak yaa kalau bayar gaji karyawan.
Karena kalau memang orderan yang masuknya banyak tapi ibu kurang tenaga, mungkin itu saat yang tepat untuk membayar karyawan. Tapi ini harus sesuai budgeting yaa bu.
Sama seperti saran aku diatas, strategi itu nanti biasanya akan mengikuti budgeting. Target bahwa dalam 1-2tahun Ibu mau dapat untung berapa dalam bisnins? Nah nanti baru di break-down lagi strategi bisnis untuk mencapainya. Apakah bisa dalam 1 tahun kejual barang sesuai yang dimau? Kalau sekiranya sulit, apa harus cari reseller? Ini bu serunya
Kalau ibu mau menceritakan detail disini mungkin aku bisa bantu sebisaku bu.
Marketing itu tidak sama dengan sales yaa.
Mungkin Ibu baru investasi di Marketing sekarang, mungkin hasilnya akan 6 bulan kedepan. Itu mungkin tapi harus bisa terukur. Nah coba ukur marketing yang ada di circle ibu dulu, dekati mereka dan cari tahu apakah caranya sudah benar?
Bu, semua hambatan itu masih saya rasakan. Rasanya takut buat memulai sih. Pernah nyoba tapi ga ada yg beli, jadi mungkin kurang pemasaran atau kurang menarik entahlah jadinya rasa takutnya nambah
Kalo yg aku amati sih bu, jaman sekarang tertarik dengan transaksi lewat e-commerce dan yang pasti review bagus. Pasarku itu remaja up, dan ternyata mereka lebih akan tertarik dengan kemasan konten yg menarik. Awal awal ga ada yg beli? sama bu haha malah yg beli daganganku pertama kali pasti adik sendiri, tapi gapapa aku seneng, yg pasti jangan lupa minta review dari dia hahaha
Gapapa bu takut itu wajar, yuk mulai sama sama
saya baru berjalan 4 bulan ibu @marisa jadi harus menunggu 1 tahun terlebih dahulu ya bu baiknya untuk tahu berapa yg harus dikeluarkan untuk karyawan? maaf ya ibu saya banyak tanya karena masih awam sekali.
Dilain sisi aku pun masih jelek menentukan harga pasar. Beberapa kompetitor mereka berani menjual harga murah dengan kualitas yg lumayan bagus. Hal itu yang membuat aku down. Sehingga mau tidak mau aku mencoba ikut pada harga mereka. Namun keuntungan yang didapat juga ikut sedikit sedangkan aku harus membayar beberapa karyawan. Seiring berjalannya waktu apalagi ditengah pendemi ini makin bobrok bisnis yg aku jalani dan harus merumahkan semua karyawan.
Agak down dalam masalah ini karena merasa “apa jangan2 saya tidak cocok berbisnis” karena jeleknya managing.
Boleh loh banyak bertanya, aku malah seneng kalau dapat banyak pertanyaan
Cara menentukannya dari Budgeting dan target penjualan. Coba ibu bikin dulu budgeting dalam setahun. Pendapatan - Pengeluaran = Saldo (nah berapa saldo yang ingin didapat setiap akhir tahun)
Dari sini bisa keliatan dengan target pendapatan, pastinya setiap bulan harus meningkat, Untuk mencapai target kan berarti penjualan harus meningkat, disini Ibu bisa berpikir untuk ambil pegawai untuk meningkatkan supply dan nantinya meningkatkan penjualan yang berefek ke pendapatan.
Masih boleh sharing kah ini bu,? terus terang yang paling susah adalah adalah belum mantep buat budgeting, kadang kan kita juga harus menyesuaikan harga pasar yaah… itu kadang masih suka bimbang, kadang justru malah ngerasa lebih mahal dari harga produsen sebelah karena aku l lupa menghitung point plus-plus yang berbeda dari produk lain seringkali begitu. , menentukan budget itu memang kadang masih dilema, atau kadang suka mikir saat sudah menentukan harga… mungkin pemetaan konsumen belum tepat jadi harga yang ditawarkan rasanya terlalu mahal… padahal secara budgeting itu… itungannya menurutku sudah cukup mulai dari, bahan, ongkos jahit, packing, reseller, promo, dan modal yang kurang memang jadi mempengaruhi ya bu? Harus produksi banyak…
Tapi ada juga sekarang banyak produsen buku saat louncing produk baru, bisa dengan sistem PO dalam periode tertentu, kan lumayan membantu biaya produksi ya… tapi untuk brand baru apakah efektif? Atau bagaimana jika dilakukan brand yang masih baru… supaya bisa efektif dengan sistem PO?
Hai Bu, budgeting ini penting banget untuk dihitung, tapi sebelumnya ibu harus cari tau dulu atau bikin hipotesa untuk awal-awal. Siapa sih target market Ibu? berapa kemampuan bayar mereka untuk product Ibu? Range-nya kira-kira berapa?
Kalau harga jual dirasa terlalu mahal untuk market yang dituju, coba ditinjau ulang productnya. Apa sih yang bisa bikin lebih budget efisien? Tapi jangan mengambil action langsung sampai bisa di validasi oleh research yaa. Karena terkadang kita menilai rendah calon pembeli kita, mereka padahal mampu loh untuk bayar. Harga kemurahan juga bahaya, karena kehilangan potensi brand value yang memang seharusnya didapatkan.
Kalau kata pribahasa lama: “Ada uang ada barang” masih berlaku yaa bu…
Memang terkadang penting kita untuk tau harga kompetitor, tapi jangan terlalu menjadi patokan. Karena banyak perhitungan value lebih yang bisa Ibu berikan. Tulis dulu apa product differentiator Ibu yang bisa menjadikan calon pembeli mau membayar lebih.
PO itu sistem bagus untuk test market dan menjaga stock biar tidak ada capital atau resources yang terbuang. Bisa dicoba untuk launching pertama.
Terimakasi banyak bu @marisa sangat tercerahkan… makin mantap… untuk menjaga brand valuenya… tapi ada lagi nih untuk research daya beli konsumen… atau research tentang apa pun, bagaimana ya bu cara persuasif yang paling efektif supaya member disosial media itu mau aktif… untuk mengisi ada trik khusus kah bu @marisa?
Kalau mau research di social media mungkin harus cari pertanyaan yang bikin menarik, simple dan followers mau jawab. Bisa kasih pilihan Yes or No dulu, nanti yang jawab bisa di DM satu-satu (ini ide bagus dari @ariniastari
Intinya bikin pertanyaan yang memang simple yaa Bu
Waah banyak sekali insightt dari pertanyaan dan jawaban ibu-ibu disinii… Saluut untuk para ibu yang sudah berhasil memulai bisnisnya… terima kasih juga mba @marisa… aku jadi ingin bertanya juga…
Selain time management, Bagaimana caranya agar terusss konsistenn dalam menjalankan bisniss? terutama disiplin dgn diri sendiri. Karna bisnis yang dijalankan semuanya sendiri… bagaimana caranya supaya kitaa konsisten semangat walaupun ada masalah. Sedangkan pastinya pikiran yg ada di kepala kitaaa ada banyak sebagai ibu
Kosnistensi itu sebenernya kunci utama untuk bisa sukses di bisnis, diikuti dengan disiplin diri juga. Karena motor bisnis itu sebenernya ada di founder itu sendiri. Mereka adalah bensin dan juga setir untuk kendaraan.
Nah untuk bisa konsisten kalau aku sih sebenernya suka bikin tracker, dari mulai target penjualan/signups, social media post (ini sih jagonya @Fathya), product development atau bahkan checklist apa aja yang mau di kerjakan hari ini. Ada kepuasan sendiri saat “check” checklistnya atau saat bisa achieve target penjualan atau signups.
Ketika ada masalah pasti suka merasa down yaa, tapi kalau kita bikin plan untuk 2 tahun kedepan. Aku suka cek level priority masalah ini, apakah ini level 4 yang kalau tidak diselesaikan dengan baik aku tidak bisa mencapai paln 2 tahun mendatang? atau ini level 1 yang sebenernya bisa diselesaikan 5 menit? Jadi aku bisa reserve energy yang dikeluarkan untuk penyelesaian masalah.
Satu lagi bu, ketika ada pikiran datang - langsung ditulis yaa bu. Biar dilepaskan dulu dan gak kepikiran.