Apa yang sudah didapat di usia 25 Tahun?

Halo Ibupreneur

Bagi Ibupreneur yang sering bermain di instagram akan tahu jika, pertanyaan judul artikel ini sempat ramai menjadi bahan perbincangan para netizen

Apa pertanyaan itu salah?

Pertanyaan selalu netral, dia akan berdampak tidak baik atau baik bergantung bagaimana cara meresponnya

Tak dapat dipungkiri bahwa budaya di Indonesia angka 25 tahun menjadi seperti angka keramat yang menentukan kondisi dan kualitas seseorang selanjutnya. Karena pada usia ini banyak yang beranggapan bahwa seseorang itu sudah matang secara sikap dan pemikiran serta mapan dalam hal materi. Tak heran di usia 25 tahun seseorang akan dihujani beberapa pertanyaan dan pernyataan yang biasanya hampir dilontarkan oleh masyarakat sekitar seperti:

“Sudah nikah belum?”

“Ko udah nikah, belum hamil si?”

“Sudah punya kerjaan tetap?”

“Oh masih ngontrak ya rumahnya, kenapa ga coba ambil KPR?”

“Jangan terlalu sibuk kerja, sampe lupa jodoh!”

“Ko nikah dulu si, ga coba nyenengin orang tua dulu?”

dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan menggelitik lainnya yang membuat para “manusia kisaran 25 tahun” bingung menjawab pertanyaan tersebut. Tak sedikit juga banyak yang merasa minder karena merasa “belum banyak mendapatkan” seperti kebanyakan orang yang memang didapatkan di usia 25 tahun.

Nah bagi Ibupreneur sendiri, apa yang Ibu rasakan jika dihadapkan dengan pertanyaan tersebut?

Sebagai seorang pebisnis, keyakinan dan optimis dalam menjalankan sesuatu adalah hal yang biasanya sudah dimiliki. Maka saya memiliki keyakinan yang besar jika Ibupreneur dapat bijak menanggapi pertanyaan tersebut

Tidak merasa jumawa (sombong) karena dirasa sudah mendapatkan hal yang diinginkan

Tidak juga merasa minder karena masih berjuang untuk mencapai cita-cita yang diinginkan

Karena pertanyaan viral “Apa yang sudah didapat 25 tahun?” ini seperti layaknya 2 sisi koin, ada dampak baik yang bisa didapatkan, namun ada juga dampak negatif yang akan didapatkan

Kuncinya bagaimana?

BAGAIMANA IBUPRENEUR MERESPON nya

Ini kuncinya, pertanyaan tersebut akan memberikan dampak yang baik atau malah sebaliknya

Guru saya pernah memberikan nasehat

“jika suatu kejadian di dunia ini sifatnya netral, kamu akan sedih jika memilih untuk sedih, kamu akan berjuang ketika memilih untuk bangkit, kamu akan marah jika memilih untuk meresponnya dengan marah, maka berikan respon terbaikmu”

Pesan ini menjadi pesan yang selalu saya pegang dalam menghadapi suatu keadaan, walau dalam keadannya bukan hal yang mudah untuk memberikan respon terbaik atas hal yang tidak diharapkan

Maka pertanyaan “Apa yang sudah didapat di usia 25 tahun?” akan menjadi hal yang baik jika dilanjutkan dengan respon

1. Mengevaluasi Diri tanpa Mengkerdilkan Diri

Mengevaluasi diri atas hal-hal apa yang sudah dilakukan adalah salah satu ikhtiar untuk menjemput keadaan yang lebih baik. Adanya evaluasi diri ini akan menjadi momen yang baik untuk memaafkan diri dan menyemangatinya untuk bangkit menjemput keadaan yang lebih baik. Karena masa lalu tidak akan pernah berubah, tapi masa mendatang masih bisa diupayakan. Hal yang perlu Ibupreneur ingat ketika mengevalusi diri jangan fokus membandingkan keadaan diri dengan keadaan orang lain, karena hal ini akan memperbesar kemungkinan Ibupreneur mengkerdilkan diri sendiri.

Lho, ko bisa? Apalagi di zaman media sosial seperti sekarang melihat gambar A saja “pemaknaannya” sudah kemana-mana

*“wah si A udah enak ya hidupnya” *
“wah si B baru nikah sebulan lalu udah hamil ya, aku yang udah 4 tahun belum hamil”

Membandingkan keadaan diri dan orang lain untuk diambil hikmahnya tentu boleh, namun jangan sampai terlalu fokus sehingga merasa rendah diri dan lupa dengan kenikmatan-kenikmatan yang sudah diberikan oleh Tuhan

2. Komitmen dengan Langkah Perbaikan yang Ditentukan

Setelah mengevaluasi diri tentunya akan diperoleh hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki. Silahkan Ibupreneur tentukan apa yang bisa diperbaiki kedepannya yang sekiranya mudah untuk konsisten dilakukan. Jangan lupa stok sabarnya ya Bu, karena berubah itu ga ada yang instan, butuh proses. Jangan mengejar sempurna, yang penting terus ber-progres (berproses) menjemput hal yang baik

3. Sadari diri diri sebagai hamba Tuhan

Manusia memiliki banyak rencana, tapi semuanya kembali lagi pada rencana Tuhan. Hal ini penting Ibupreneur yakini, agar enjoy dalam menjalani prosesnya. Karena Tuhan selalu punya rencana Indah untuk hambaNya

Selamat Bertumbuh :blush:

4 Likes

Pagi2 menemukan bacaan yang tepat untuk aku yang tahun ini masuk usia 25 tapi merasa “gini-gini aja” :")

makasiih buu tulisannya!!! :smiling_face_with_three_hearts: :heart:

sama-sama Mba @Zantia :blush:

1 Like