#BincangBukuIbupreneur Menumbuhkan Mindset, Menumbuhkan Generasi Berikutnya

Halo Ibupreneur, masih dalam rangka #BincangBukuIbupreneur, kami dari Buibu Baca Buku Book Club ingin berbagi rangkuman / summary dari salah satu buku yang direkomendasikan pada IG live akhir September lalu, yaitu buku ‘Mindset’ tulisan Carol S. Dweck.

Buku ini diulas oleh Meita Eryanti, salah satu anggota team Buibu Baca Buku Book Club yang juga memiliki toko buku online Bukumee :slight_smile:

Beerikut ulasan dan rangkumannya:

Menumbuhkan Mindset, Menumbuhkan Generasi Berikutnya


Apa itu mindset? Dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary, dikatakan bahwa mindset is a set of attitudes or fixed ideas that somebody has and that are often difficult to change. Sering kan kita mendengar seseorang berkata, “percuma menasehati dia, mindsetnya sudah seperti itu.” Nah, dalam buku ini, kita dikenalkan bahwa mindset itu ada dalam kesadaran dan kita bisa berubah.

Saat membaca buku ini, saya diajak untuk memikirkan kemana saya ingin berjalan, apa yang ingin saya lakukan, mindset seperti apa yang saya miliki, dan apakah mindset saya bisa mengantarkan saya ke tujuan saya?

Buku ini menjabarkan dengan sangat lengkap bagaimana mindset mempengaruhi orang dalam berbagai kehidupan mulai dari olahraga, bisnis, hubungan, dan pendidikan. Di sini juga dijelaskan perbedaan sikap orang dengan fixed mindset dan growth mindset beserta contoh-contohnya.

Ada dua jenis mindset yang diperkenalkan dalam buku ini:

  1. Fixed mindset
    Orang-orang dengan fixed mindset percaya bahwa sifat dan bakat seseorang sudah ditetapkan. Jika kita hanya memiliki sejumlah intelegensi tertentu, kepribadian tertentu, dan karakter moral tertentu, sebaiknya kita merasa cukup dan membuktikan bahwa kita memiliki masing-masing karakteristik ini dalam takaran yang sehat.

  2. Growth mindset
    Orang-orang dengan growth mindset ini meyakini bahwa kualitas dasar kita bisa diolah melalui upaya tertentu. Meskipun karakteristik setiap orang berbeda, semuanya bisa berubah dan berkembang melalui pembelajaran dan pengalaman.

Menurut Dweck, sebagian besar dari kita dibesarkan dengan fixed mindset. Di sekolah anak-anak diberi tempat duduk sesuai dengan peringkatnya. Hanya pelajar yang berprestasi yang dipercaya membawa bendera dan mencatat hal-hal penting. Di ruang kelas, anak-anak berusaha membuktikan diri dan tampak cerdas. Keberadaan mereka dipertaruhkan setiap guru mengadakan tes. Tidak ada yang peduli untuk menikmati proses pembelajaran.

Salah satu orang dengan growth mindset yang dibahas dalam buku ini adalah Jack Welch, CEO dari perusahaan General Electric dari tahun 1981 sampai 2001. Majalah Fortune menyebut Welch sebagai CEO yang paling banyak dikagumi, dipelajari, dan ditiru pada masanya. Pelajaran yang saya highlight dari Welch di buku ini:

  1. Rasa percaya diri yang sejati tidak tercermin dari gelar, setelan jas mahal, mobil mewah, atau serangkaian perolehan lainnya tapi dari mindset kesiapan untuk berkembang.
  2. Manajer yang memiliki growth mindset adalah seorang pembimbing bukan hakim.
  3. memilih pegawai berdasarkan mindset, bukan asal-usul mereka.
  4. Perusahaan bukan untuk kepentingan diri tapi untuk berkembang
  5. lebih menghargai kerjasama tim daripada kegeniusan individu
  6. Jack Welch tidak sempurna, tetapi dia mencurahkan diri untuk berkembang

Buku ini tidak hanya membicarakan kita sebagai diri sendiri yang mindsetnya harus tumbuh. Kita juga diajak untuk menumbuhkan generasi berikutnya.

“Sebagai orangtua, guru, dan pelatih, kita diberi amanat berupa kehidupan orang lain… Misi kita adalah mengembangkan potensi orang-orang yang ada di bawah tanggung jawab kita. Marilah kita gunakan pelajaran-pelajaran dari growth mindset untuk menjalankan growth mindset ini.”


Hayo, Ibu-ibupreneur apakah sudah baca juga? :smile:

3 Likes

Beluuum bacaaa…
Tapi kayaknya susah juga take action untuk growth mindset ini…

1 Like