Nadya Esvandiary – Partnership volunteer
Sesaat setelah saya membaca artikel tersebut, saya merasa inilah yang saya butuhkan as validation to what I feel. Mungkin bukan hanya saya, namun banyak ibu-ibu di luar sana yang juga merasakan betapa mengejutkannya peran ibu. Permasalahan yang paling signifikan adalah mental load yang ditanggung seorang ibu begitu mempengaruhi mental health yang kemudian menjadi efek domino di kehidupan ibu sehari-hari as a wife, as a partner, as a mom, and the most important thing is as being herself. Anxiety disorder and depression are real to new moms in this generation. Ketika ibu berusaha menyuarakan ‘kebutuhannya’, sayang sekali tak banyak ibu yang mendapatkan support system yang baik. Entah dari pasangannya, maupun orang tua sendiri. Selalu saja dibandingkan dengan keadaan puluhan tahun lalu ketika nenek si ibu mampu melewatinya dengan baik mengurus banyak anak. Hingga akhirnya, akar permasalahan yang tidak berujung ini kemudian justru menenggelamkan ibu dalam keterpurukan yang tiada henti.
Now, how we can solve the problems? Knowing yourself better and find your own support system are the first steps that we could do. Beberapa program IPM sudah sangat memfasilitasi para ibu untuk dapat kembali mengenal diri sendiri; Teman ibu, mentor ibu, pemberian pelatihan secara daring, maupun program beasiswa yang dinantikan para Ibu.
Beberapa project yang mungkin bisa lebih dikembangkan adalah:
- Kelas Inspiratif dengan mendatangkan outstanding mom untuk sharing (karena yang paling penting mendorong kepercayaan diri ibu-ibu yang sudah terlalu lama hiatus).
- Bulan peduli mental health for moms yang mendatangkan narasumber psikolog maupun LSM.
- Kerjasama career fair untuk para comeback mom yang capable namun selalu kesulitan mencari pekerjaan
- Meningkatkan awareness kepada masyarakat dengan campaign pentingnya support system yang baik
Peran yang dapat diambil sebagai partnership adalah dengan mengidentifikasi opportunity partner yang selaras dan strategic untuk dapat menambah value IPM. Kemudian membangun kerjasama yang lebih banyak lagi ke banyak pihak yang terlibat, baik pemerintahan, institusi pendidikan, maupun company. Kita bisa mulai mengembangkan link ke beberapa institusi, seperti Kemenppa, Universitas, Psikolog, NGO/LSM lokal maupun internasional, Media : Kumparanmom, Asian Parents, Jurnal Perempuan, Magdelene dsb. Dan juga company yang sekiranya dapat mengakomodir kebutuhan para Ibu as professional maupun entrepreneur nantinya. Mungkin berat, but every little steps matter.