Challenge Rumii bulan Juni

Halo ibu ibu sayang,
sudah awal bulan Juni lagi nih,
saatnya challenge rumii kembali menyapa ibu-ibu semua…

Bulan Juni ini, tema besar perjalanan ibu adalah Grow, growth dalam aspek self growth maupun aspek profesional lain dalam hidup Ibu,

Nah, challenge kali ini, ibu diminta untuk menuliskan 1 (satu) cerita ibu tentang peran IPM dan pengalaman ibu bertumbuh bersama IPM.

Panjang tulisan antara 400-700 kata ya bu, dan jangan lupa cantumkan hashtag #challengerumiijuni #bertumbuhbersamaIPM

Tulis nama IG ibu di bawah hashtag tersebut.

Challenge diposting sejak tanggal 9 -23 Juni 2023
Screenshot postingan challenge ibu lalu share ke IG story ibu, jangan lupa tag IG @ibupunyamimpi dan @komunitasibupunyamimpi.

Pengumuman pemenang pada tanggal 29 Juni 2023
3 orang pemenang akan mendapat hadiah free course Jika Ibu Menjadi yang bisa ibu pilih sesuai keinginan ibu lho…

Okay bu, see you mulai tanggal 9 Juni 2023 di sini yaa bu…

2 Likes
                       Tetap Bahagia Menjadi Ibu 
 Menjadi seorang Ibu, sebuah proses perjalanan yang tidak mudah. Walau terkadang lelah , dan hampir menyerah semua harus bisa di jalani dengan hati yang lapang. Ketika menjadi seorang Ibu , bukan hanya untuk diri sendiri namun lebih kepada orang-orang terkasih, untuk selalu kuat menopang bahu kita sendiri.
 Menjadi seorang Ibu, mengajarkan tentang sebuah kesabaran. Untuk dapat mengesampingkan Ego yang membara. Tiap orang memiliki impian. Namun hidup adalah sebuah pilihan. Seketika impian yang dahulu , membara dalam jiwa tertunda. 
 Bukan berarti kita tidak dapat meraih impian. Seorang Ibu juga berhak bahagia dengan pilihannya. Menjadi seorang Ibu bukan berarti, hidup kita stuck, kita tetap bisa berkarya dan berdaya. Untuk membahagiakan diri sendiri.
  Rasa Insecure , terkadang hadir menghantui " Kamu , kan sudah ibu-ibu tugas nya ngurus anak dan ngurus suami." Sampai terkadang ketika kita akan melangkah overthingking datang silih berganti. "Tidak. Apa Bu, meskipun saat ini kita  sudah menjadi seorang Ibu, kita juga memiliki kesempatan untuk terus melanjutkan impian.
 Dahulu , sempat ada rasa takut ketika peran baruku dimulai yaitu menjadi seorang Ibu. Apakah , Aku bisa terus melakukan hal-hal yang membuatku merasa berdaya dan bahagia? Pertanyaan demi pertanyaan dalam pikiranku, terus datang silih berganti. Aku ingin tetap bisa berkarya meskipun dari rumah, membersamai bersama anakku. Tapi apa ya?
  Dan Tuhan memberi petunjuk, lewat akun " Ibu Punya mimpi".Segala hal yang dahulu menjadi impian terkemas dalam program ini. Aku mulai bersemangat, untuk belajar , jujur pertama kali Aku bingung harus kemana dulu untuk Aku melangkah mengikuti program ini dan sempat maju mundur hingga akhirnya Aku yakin. Dengan terus belajar dan berlatih , kita akan menjadi terbiasa. Seperti halnya gelas kosong , banyak sekali ilmu yang dan pengalaman dari Ibu-ibu hebat yang Aku dapatkan. 
   Beberapa kali Aku mengikuti program , Ibu punya mimpi seperti ada semangat dalam diriku untuk terus bertumbuh dan belajar. Pengalaman kemarin mendapatkan sertifikat JIM ketika ibu menjadi  voice over talent dan freelance writer, memberi kebanggan dalam diriku. Aku sudah berani melangkah sejauh ini. 

  Terima kasih , untuk Ibu punya mimpi memberi ruang kepada para Ibu-Ibu untuk tetap produktif, berkata dan berdaya. Terima kasih juga untuk para narasumber yang sudah memberi penjelasan dengan sangat baik. Semoga program Ibu punya mimpi selalu berjaya.

#challengerumijuni
#bwrtumbuhbersamaIPM
Instagram : chabercerita

2 Likes

Prang… Seketika piring di tanganku terjatuh, isinya berserakan di atas kasur dan piringnya pun terpelanting ke lantai.

Aku shock, kesal, marah dan ingin teriak rasanya. Namun aku sudah tak lagi memiliki energi bahkan untuk marah.

Ya, aku terlalu lelah menghadapi mereka.
Anakku mematung, sadar bahwa ia melakukan kesalahan.

Matanya meneliti dan menunggu, apakah aku akan memarahinya atau tidak.

Namun rupanya yang ia temukan hanyalah air mata. Mataku sudah cukup bengkak sejak aku mulai menangis 2 jam yang lalu. Air mata yang mengalir semakin deras itu membanjiri pipiku seketika.

Jam di dinding kamarku menunjukkan pukul 09.10 saat itu, dan aku baru saja memulai makan malamku saat tiba-tiba anak keduaku tanpa sengaja menyenggol piringku saat sedang berlarian dengan abangnya.

Selepas sholat Maghrib tadi pertahananku runtuh, seiring memuncaknya rasa letih fisik dan mentalku selama beberapa bulan ini.

Aku baru saja kehilangan salah satu support system terpenting yang berkontribusi pada kesehatan fisik dan mentalku. Ya, Asisten Rumah Tangga.

Ternyata sebegitu penting kehadirannya bagiku, hingga aku pontang-panting mengurus rumah dan tiga toddler setiap hari tanpa jeda.

Tangisku berlanjut hingga lebih dari tengah malam. Pertanyaan anak-anak dan suamiku yang keheranan begitu melihatku menangis tersedu-sedu sepulang kantor pun hanya dapat kujawab dengan tangisan.

Sungguh, mungkin jika ini berlanjut, bukan tak mungkin jika aku mengalami depresi.


Huft

Ku huhembuskan nafas dengan kasar ketika ingatanku melayang pada kejadian malam itu. Ketika aku akhirnya merasakan parenting burnout dan menangis hingga, 6 jam tanpa henti.

Kini aku sudah jauh… jauuuh lebih baik. Selain kini aku sudah kembali memiliki ART, aku juga lebih aktif di sebuah komunitas para ibu yang begitu fit denganku.

Tak hanya dapat merelease stress dengan saling bercerita pengalaman dan keluh kesah yang saling relate satu sama lain tanpa menghakimi.
Tapi juga saling support bahkan terkadang saling coba memberi masukan.

Ya, circle ini begitu sehat, akrab, penuh pengetahuan dan positif.

Yaitu circle ini bernama Ibu Punya Mimpi.

Sebuah komunitas yang menurutku adalah komunitas yang kembali mengingatkan dan menyemangati bahwa Ibu juga berhak punya mimpi, dan layak memperjuangkan mimpinya.

Meski aku sudah follow akun Ibu Punya Mimpi sejak 2021, tapi aku baru bergabung di komunitas ini sejak Akhir February 2023.

Namun sejak itu pula, aku merasa diriku semakin bertumbuh. Sudah jelas circle dan networkku bertambah, tak hanya dalam segi kuantitas, namun juga kualitas.

Karena nyatanya bukan hanya jumlah teman yang kumiliki bertambah, namun teman-teman baru yang kudapat setelah bergabung dengan komunitas IPM ini sungguh berkualitas. Mereka ibu-ibu hebat dalam bidangnya masing-masing. Dan hebatnya lagi adalah bahwa mereka tak lupa dengan main role mereka, yaitu sebagai Ibu.

Ya, berada di circle yang positif dan membangun sudah pasti membuatmu bertumbuh ke arah yang lebih baik.

Itulah yang kurasakan kini.

Tak hanya itu, sejak mengikuti salah satu program Ibu Punya Mimpi yang bernama Comeback Journey Ibu Pebisnis, pertumbuhan mindset, pengetahuan dan skill-ku sebagai Ibupreneur meningkat begitu pesat.

Bahkan Karna program ibu punya mimpi ini, ide bisnis impianku yang selama ini kusimpan pun langsung ku realisasikan!

Dipandu dengan tutor tutor keren dan para ibu lain di komunitas yang saling support membuatku begitu semangat dan optimis mewujudkan mimpiku tersebut.

Oh, terimakasih Ibu Punya Mimpi!
Terimakasih telah menemaniku bertumbuh begitu pesat :heart:

#challengerumiijuni #bertumbuhbersamaIPM
@ginasabrina.asharie

2 Likes

Bulan januari 2023, tanpa sengaja aku melihat status teman yang mention Ibu Punya Mimpi. Ternyata, baru aku ketahui dia seorang volunteer IPM setelah aku hampir lulus mengikuti satu program comback journey. IPM wadah bagi mimpi ibu dan wanita yang mungkin “otw” menjadi ibu. Itu yang aku rasakan ketika berselancar di dunia maya terkait IPM dan Komunitas-IPM.

Pengalaman ini mungkin dialami juga oleh para ibu yang lain. Menikah, keluar dari pekerjaan, jadi IRT. Ya, aku memutuskan jadi IRT bahkan sebelum memiliki buah hati. Niat hati fokus dan mengurangi aktivitas berat, apadaya keterusan jadi suka rebahan. Dan sampailah pada tahun 2022 dimana kami harus berpindah domisili karena pekerjaan suami.

Di tempat baru, aku harus adptasi dengan lingkungan. Kembali memulai sosialisasi dengan tetangga bukan hal yang mudah karena perbedaan bahasa. Di tempat baru memang kebanyakan semua memakai bahasa lokal. Aku merasa butuh hal lain untuk menambah aktivitas. Ingin bekerja lagi tapi bingung mulai darimana. Selain takut tiba-tiba ada mutasi lagi dari suami.

Dan sampailah di awal tahun 2023, aku memutuskan fokus mengembangkan diri saja. Mencari potensi yang mungkin aku punya tanpa aku sadari. Setelah melihat status teman yang aku ceritakan di awal, aku memutuskan ikut salah satu program IPM.

Comback Journey , seperti keinginanku yang ingin kembali dan menjadi lebih berdaya selain di rumah. Kebetulan aku memilih “jurusan” penulis saat itu. Saat ini aku sudah di tahap akhir menunggu kelulusan program. Bukan tanpa rintangan sampai pada titik ini.

Pada bulan maret sekitar satu bulan sejak dimulainya program, aku mengalami keguguran. Proses recovery yang tidak sebentar membuat aku sempat ingin menyerah dan munduru dari program CJ-Penulis. Tetapi itu tidak terjadi. Aku bahkan berhasil menerbitkan 6 artikel selama magang. Kok bisa?

Semua ini berkat dukungan dan semangat dari para ibu yang ada di program itu. Program yang memang dirancang sesuai pace masing-masing pribadi seseorang, membantuku bangkit lebih cepat. Ibu di komite maupun Ibu yang sama sama belajar bersama pada program ini, mungkin tanpa mereka sadari membuat aku kembali ingin meraih mimpi.

Mimpi yang baru aku temukan setelah proses pengenalan diri yang diajarkan oleh tutor. Mimpi yang akhirnya kuperjuangkan hingga sampai pada titik ini. Terima kasih ibu-ibu semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Dari sinilah aku merasa dengan bergabung komunitas ibu punya mimpi, aku bisa menemukan mimpi baru. Kembali bertumbuh menjadi pribadi yang lebih berdaya.

Jika Ibu atau kamu bergabung dengan rumii atau komunitas ibu punya mimpi untuk menemukan diri kembali. Kamu di laman yang tepat. Mungkin sepenggal ceritaku belum bisa menggambarkan betapa besar peran komunitas IPM. Tetapi percayalah, dengan lebih mengenal IPM kamu telah ada di jalan yang tepat. Kamu bisa membaca cerita para ibu yang lain atau mengikuti program yang sesuai dengan passionmu. Kalau belum ketemu passion? Kenalan lagi gih sama diri sendiri. Ada loh program untuk mengenal diri sendiri. Jadi promosi ya? Intinya, komunitas Ibu Punya Mimpi telah menjadi salah satu bagian dari support system dalam proses aku bertumbuh dan berdaya. Terimakasih :smiling_face_with_three_hearts:.
#challengerumiijuni
#bertumbuhbersamaIPM
@nuningarmawati

3 Likes

Ahhhh… Jadi pengen ikutan cerita jugaaakkk :laughing::laughing:

1 Like

ayo donk bu, ikutan, yuk2 ditunggu bangeet,

1 Like

ditunggu tulisan ceritanya ya bu @Enoujumps

1 Like

Bu Nuning… Bu Nuning keren… Semangat ya Bu.
Jadi tau ceritanya disini. Hiks srooottt.
Keren banget Bu Nuning bisa bikin banyak artikel. Maa syaa Allah :heart_eyes::heart_eyes::heart_eyes:

1 Like

Weheehe… ini kan berkat ketularan semangat dari semuanya bu @Pipit94… malah terbongkar disini yaaa… yukk bu pipit ikutan jugaaaa blm tgl 23 niii😁

1 Like

Bikin buuu @Enoujumps … biar rameee blm tgl 23 iniiii😁

2 Likes

Sejak dulu, aku ingin sekali menjadi Ibu yang Baik bagi Anak-anakku. Salah satu alasan yang memicu hal ini adalah karena aku dibesarkan oleh seorang ibu pekerja. Mamaku sibuk. Kami berangkat sekolah jam 6 pagi. Selesai bekerja, mama biasanya mengurus rumah atau mengerjakan kerjaan kantor yang belum selesai. Kami tidak punya waktu untuk quality time. Saat hari minggu pun mama lebih memilih untuk beristirahat.

Aku haus akan cinta mama. Sampai saat ini, meski sudah berusaha untuk membangun komunikasi, aku masih merasakan jarak antara kita.

Syukurlah setelah menikah, aku langsung dikaruniai anak. Aku masih ingat betapa bahagianya aku dan suamiku kala itu. Aku semangat belajar tentang parenting dan mempersiapkan kehamilan. Super duper excited!!!

Anakku lahir ke dunia dengan selamat. Perjuangan saat kontraksi di tengah malam, sakitnya diobras, maupun tangan bidan yang keluar masuk jalur lahir untuk mengambil plasenta yang lengket, masih bisa kutahan. Melihat anakku dalam pelukan membuatku bahagia.

Namun ternyata menjadi ibu bukanlah hal yang mudah.

Aku kaget karena harus terjaga semalaman untuk menyusui, tidur sambil duduk, dan kesulitan untuk beranjak karena anak laki-lakiku menyusui non stop. Meski seluruh tubuhku sakit, demam, dan putingku lecet, anakku tetap butuh aku.

Saat itulah hari-hari tersulitku. Aku melupakan hal yang aku suka. Menurutku, kalau ada waktu luang, lebih baik aku istirahat daripada mengerjakan hal yang tidak menghasilkan. Tapi nyatanya, aku tidak benar-benar istirahat. Kondisi mentalku pun memburuk.

Di akhir tahun 2022, perlahan aku berusaha untuk menata diri. Meski sulit, aku mulai melakukan kembali apa yang ku suka.

Di saat itulah aku bertemu akun instagram @ibupunyamimpi.

Aku menginstal telegram untuk join komunitasnya. Beberapa kali aku mengikuti webinar gratis yang diadakan IPM. Dan aku merasa menemukan ‘rumah’ baru yang amat sangat nyaman.

Bertemu dengan teman sesama ibu yang juga sedang berjuang. Dengan segala keterbatasan, semangat mereka besar sekali. Mereka tidak berhenti belajar, terus berkarya, dan melakukan apa saja untuk tumbuh.

Aku salut.
Bahkan ketika menuliskan hal ini pun, air mataku tidak berhenti mengalir karena rasa haru, terima kasih, dan syukur yang begitu besar karena sudah dipertemukan dengan komunitas ini.

Jujur, sebelum tahu IPM, aku sudah beberapa kali menilik course di sana sini. Ikut beberapa kelas juga. Tapi, IPM adalah tempat yang paling ramah untuk peranku sebagai seorang ibu.

Ilmu yang harganya mahal sekali di luar sana, bisa dihargai murah di IPM. Bahkan gratis. Maa syaa Allah. Aku benar-benar bersyukur bertemu orang-orang baik yang senang berbagi ilmu.

Saat ada pembukaan volunteer Batch 2, aku mencoba mendaftar sebagai writer. Tapi ternyata aku belum beruntung. Saat itu aku bertekad, lolos atau tidaknya aku sebagai volunteer, aku akan terus mengikuti kegiatan IPM dengan tekun.

Aku juga memberanikan diri untuk ikut program Comeback Journey Penulis, program intensif plus magang di IPM untuk ibu yang ingin menjadi penulis.

Awalnya aku minder. Aku tidak punya ilmu tentang kepenulisan. Karya pun tidak ada yang mentereng di website. Tapi ternyata, program ini tidak menuntut banyak. Semuanya disesuaikan dengan pace ibu-ibu. Aku terus dituntun dan diarahkan. Sampai aku yang awam ini, bisa menghasilkan tulisan yang cukup layak. Maa syaa Allah.

Akupun turut aktif di kegiatan IPM yang lain. Iseng-iseng ikut challenge Rumii bulan Februari dan alhamdulillah menang. Waktu itu aku juga rajin baca-baca postingan orang di Rumii. Seru banget! Ternyata dulu banyak program yang dijalankan di Rumii. Karena keasyikan baca, aku juga jadi pembaca terbanyak bulan itu. Tentu aja ada benefit ketika menang. Alhamdulillah.

Aku juga coba bikin carousel ala IPM, kolab dengan IGkomunitas IPM, dan juga tag akun IPM. Sampai suatu hari, aku mendapat dm dari Bu Mina.

“Aak baguss. Next carousel bisa collab sama Bu Mina disini. Tapi nanti ku cek dulu canvanya, Bu. Buat fine tuning.”

Waahh, Hatiku langsung berbunga-bunga seharian. Seneng banget!

Selang beberapa lama, aku diajak meeting 1v1 sama Bu Mina. Dibriefing ini itu sampai akhirnya diajak gabung ke volunteer!

Hah? Gimana?

Aku benar-benar terharu sampai air mataku keluar. Berkali-kali aku bertanya pada Bu Mina untuk memastikan. Dan bulan Mei kemarin, saat aku dimasukkan ke grup volunteer content creator, keraguan itu terjawab.

Sebagai volunteer, lebih banyak lagi benefit yang kudapat untuk tumbuh dan berdaya. Meski newbie dan banyak kekurangan, ibu-ibu yang lain terus mendorongku untuk maju.

Begitulah ceritaku yang bertumbuh di IPM. Terima kasih IPM :smiling_face_with_three_hearts:

#challengerumiijuni
#bertumbuhbersamaIPM
@joe_pietz

3 Likes

keceeeeeeeeeee :fire: :fire: :fire: :fire: :fire: :fire: :fire: :fire: :fire: :fire: :fire: :fire:

1 Like