Challenge Rumii Februari

Halo Ibu-Ibu sayang,…
category ini dibuat khusus untuk mewadahi challenge yang akan kita adakan yaitu menulis di Rumii. Bulan Februari ini, Ibu Punya Mimpi mengangkat tema “Support System Ibu”

Silakan di submit challenge tulisannya di bawah kategori ini ya bu,
semangaat.:slight_smile:

6 Likes

Selamat pagi ibu ibu, yuk ikutin challenge menulis dari Rumii ya… berikut syarat dan ketentuannya:

Challenge berlangsung dari 10 - 18 Febuari 2023, Dengan S&K sebagai berikut :

  1. Memilih tema tulisan (1 dari 2 tema) :

a. Pentingnya Support System bagi Ibu

b. Cara Ibu Mengapresiasi Support System

  1. Jumlah kata maksimal 500 kata. tulisan dapat dibuat dalam bentuk
  • tulisan/wordings langsung di Rumii, boleh dengan menambahkan ilustrasi foto

  • atau dalam bentuk canva yang kemudian di pdf kan

  1. Tulisan ditulis di Rumii melalui link berikut: Challenge Rumii Februari

  2. Karya tulisan maksimal di posting di Rumii tanggal 18 Februari 2023 pukul 24:00 WIB

  3. Menambahkan hashtag pada akhir tulisan #challengerumiifebruari #tulisansupportsystemibu

  4. Ajak teman-teman ibu untuk drop like dan comment pada tulisan ibu di Rumii ya.

  5. Pemenang akan diumumkan pada tanggal 20 Februari 2023 via rumii, telegram dan Instagram @komunitas_ibupunyamimpi

  6. Bagi tulisan ibu yang terpilih akan mendapatkan Rewards berupa penayangan profil ibu pemenang di Rumii dan Instagram @komunitas_ibupunyamimpi

atau jika memiliki usaha akan mendapat slot di Pasar Kamis Ibu Punya Mimpi

Yuukk Bu! Ikutan Challenge nya Ya!..

https://1drv.ms/b/s!Agooc_aVihtreQsRILftB9cEa1E

Koreksi typo auto correct ya Bu. Penaklukan itu seharusnya Pemakluman. Terima kasih :blush:

6 Likes

Sudahkah Ibu Mengapresiasi Support System Ibu? Yuk, Simak Caranya!

Saat seorang anak lahir, saat itu juga ibu lahir. Tak jarang ibu merasa kesulitan membiasakan diri dengan peran barunya. Kelelahan, tekanan dari sekitar, khawatir dengan kondisi anak, serta keinginan untuk menjadi ibu yang baik kerap membuat ibu depresi.

Karenanya, kehadiran support system sangatlah berarti. Mereka adalah orang-orang yang memberi dukungan pada ibu baik secara moril maupun materiil. Bisa suami, orang tua, kerabat, teman, komunitas, atau bahkan, diri ibu sendiri.

Nah, setelah mendapat dukungan, sudahkah ibu mengapresiasi mereka? Bingung gimana caranya? Simak kiat-kiat berikut ini!

1. Mengucapkan Secara Langsung

Cara paling umum untuk mengekspresikan rasa terima kasih kepada support system ibu adalah dengan mengungkapkannya secara langsung.

“Aku cinta kamu.”
“Terima kasih, ya, udah bantuin aku.”

Ibu juga bisa lebih terbuka dengan support system ibu. Ceritakan tentang kondisi ibu pada mereka. Mereka akan merasa dihargai dan dipercaya ketika ibu nyaman berbagi dengan mereka.

2. Mengirim Pesan

Susah ngomong langsung? Ibu bisa menyampaikannya lewat media sosial. Dalam sehari, coba sempatkan untuk mengirim pujian atau kata-kata terima kasih ke support system ibu. Ibu juga bisa mengirim emoticon yang lucu. Dijamin, mood mereka pasti langsung bagus ketika baca pesan ibu.

3. Kontak Fisik

Cocok banget buat orang-orang yang love language nya sentuhan fisik. Ibu bisa mengapresiasikan rasa bahagia ibu atas kehadiran support system ibu dengan pelukan atau ciuman hangat. Bakal makin lengket deh hubungan kalian.

4. Hadir dan Peduli

Ini adalah hal paling simpel yang bisa ibu lakukan untuk berterima kasih kepada support system ibu. Hadir ketika mereka butuh.

Manusia pasti pernah merasa sedih. Kehadiran ibu di saat support system ibu butuh bantuan adalah suatu hal yang istimewa. Bahkan walau ibu hanya duduk mendengarkan masalah mereka, itu sudah menjadi nilai plus loh bu!

5. Menghargai

Menghargai support system ibu bisa dilakukan dengan selalu menatap mata mereka ketika mereka berbicara. Tinggalkan telpon genggam ibu dan dengarkan apa yang mereka katakan. Sebaiknya, ibu juga menghindari pertikaian yang tidak perlu. Kalau ada perbedaan pendapat yang memicu emosi, ibu bisa menenangkan diri sejenak dan kembali menjalin komunikasi ketika keadaan sudah stabil. Ibu juga bisa meminta maaf ketika ibu merasa bersalah.

6. Memberi Kejutan

Coba ibu ingat tanggal-tanggal berharga yang dimiliki support system ibu. Lalu siapkan kejutan kecil untuk mereka. Hati mereka pasti berbunga-bunga mendapat kejutan istimewa dari ibu.

7. Self Reward

Ibu juga bisa mengapresiasikan rasa terima kasih ibu kepada diri ibu yang hebat.

Saat bangun atau sebelum tidur, sempatkan untuk memberikan afirmasi positif untuk diri ibu.

“Terima kasih sudah memasak untuk sekeluarga.”
“Kamu hebat bisa mengendalikan emosi saat anak-anak rewel.”

Dan kata-kata lain yang membuat ibu tahu bahwa diri ibu berharga.

Ibu juga bisa mengambil waktu sejenak untuk bermeditasi dan bersyukur atas sekecil apapun nikmat yang ibu peroleh hari ini. Kalau ada waktu, ibu juga bisa journaling.

Atau, ibu bisa menghadiahi diri ibu dengan apapun yang ibu suka. Pergi ngemall, nyalon, nonton drakor, atau sekedar melipir makan bakso langganan setelah mengantar anak ke sekolah.

Udah dapet pencerahan belum bu, cara mengapresiasikan rasa syukur ke orang-orang yang udah memberi dukungan ke ibu? Apa aja nih yang udah ibu praktekin?

#challengerumiifebruari
#tulisansupportsystemibu

7 Likes

Ini 5 Ciri-Ciri Pasangan Suportif yang Paling Dibutuhkan Ibu, Betul Bu?

people-g3b353274f_640

Support system adalah orang yang memberikan dukungan dan selalu ada ketika bantuannya dibutuhkan. Sebagai ibu, ditengah huru-hara hari yang panjang dan melelahkan, sangat melegakan ketika ada bala bantuan untuk berbagi tugas dan tanggung jawab yang diemban. Dukungan itu bisa datang dari keluarga, teman, dan orang-orang disekitar kita. Tentu kalau kita bicara tentang rumah tangga, dukungan yang paling dekat dan kita harapkan adalah dari pasangan. Kerja sama yang apik dalam pembagian tugas dalam rumah tangga mampu menjadikan hubungan lebih hangat, pasangan merasa diperhatikan, mimpi yang dibangun bersama pun rasanya sangat mungkin untuk diraih.

Terkadang saking penatnya mengerjakan tugas sehari-hari sendirian, tanpa sadar ibu jadi emosi dan ngedumel sendiri karena kelelahan. Sementara pasangan kurang peka untuk turun tangan membatu pekerjaan rumah. Karena sangat mungkin untuk mengalami burnt out kalau ini itu serba dikerjakan sendiri. Maka penting untuk kita membangun komunikasi dengan pasangan untuk menemukan solusi. Dengan adanya komunikasi, punya pasangan yang suportif sangat mungkin untuk diwujudkan.

Ciri-ciri pasangan supportif itu apa aja sih?

1. Bersedia membantu meringankan pekerjaan Ibu

woman-gc352e877e_640

Setelah jadi ibu, banyak yang harus kita lakukan. Beragam pekerjaan domestik, mengurus dan mengasuh anak, belum lagi peran sebagai istri serta waktu untuk diri sendiri. Rasanya 24 jam terlalu singkat untuk melakukan semua tugas tadi sendirian. Tapi semua itu tak seharusnya ibu lakukan sendirian. Maka perlu support system yaitu pasangan untuk berbagi tugas, misal untuk melakukan pekerjaan rumah, antar jemput anak sekolah, atau sesederhana mengajak main anak ketika ada waktu luang, maka ibu pun dapat melakukan hal lain yang bermanfaat bagi ibu dan keluarga, me time, belajar dan meningkatkan value, atau sekadar beristirahat untuk mengisi ulang energi.

2. Mendengarkan keluh kesah dan berempati

couple-g07cd2c825_640
Terkadang ketika kelelahan, ibu hanya butuh bercerita dan didengarkan untuk merasa lebih baik. Dengan bercerita, hati rasanya jauh lebih plong, dan benang kusut yang ada di kepala perlahan terurai. Menyediakan telinga untuk mendengar dan pundak untuk disandari adalah salah satu hal yang dilakukan oleh pasangan yang suportif. Apalagi jika mendengarkan sambil berempati dengan apa yang ibu alami dan rasakan. Ibu jadi merasa lebih diperhatikan dan seketika merasa lebih kuat lagi.

3. Bisa diajak diskusi dan mencari solusi bersama
thumb-g62c0e0fa4_640

Menjadi pasangan yang suportif bukan hanya mau berbagi tugas, tapi juga menjadi orang yang bisa diajak berkomunikasi. Ketika sedang mengalami masalah di luar rumah atau masalah bersama pasangan, yang paling ibu butuhkan adalah pasangan yang bersedia berdiskusi dan sama-sama mencari jalan keluar atas masalah yang sedang dihadapi. Tetap rasional dan berkepala dingin serta menghindari kata yang menyudutkan pasangan, hal ini juga berarti kita menghargai pasangan dan siap bekerja sama untuk menciptakan hubungan yang sehat.

4. Menjadi cheerleader bagi pasangan

couple-gadb6ec8e0_640

Dalam hidup tentu kita memiliki mimpi-mimpi yang ingin di raih. Penting bagi pasangan untuk mendukung hal baik dan mensupport ibu dalam misi meraih mimpi. Pasangan suportif adalah orang yang selalu mendukung untuk terus maju dan berperan untuk menyalakan api motivasi ibu yang sedang berlari mengejar mimpi. Ketika semangat ibu sedang surut dan timbul rasa pesimis, pasangan suportif hadir untuk mengucapkan kalimat-kalimat penyemangat dan mendorong ibu untuk tetap bertahan dan terus berjuang.

5. Berbahagia untuk kebahagiaan ibu

happy-gccb498f19_640

Pasangan suportif selalu menghargai pencapaian yang ibu raih. Ia turut senang dan merayakan kemenangan-kemenangan kecil yang ibu raih. Pasangan yang suportif tahu bahwa ibu yang berbahagia akan menciptakan kebahagiaan pula untuk keluarganya. Maka ia mendukung segala hal baik yang ibu lakukan. Memastikan ibu punya waktu istirahat yang cukup dan membantu menjaga anak agar ibu bisa me time adalah contoh kecil yang pasangan lakukan demi kebahagiaan ibu.

Tidak ada manusia yang sempurna, begitu pula diri kita dan pasangan. Namun jika ibu dan pasangan mampu untuk berkomunikasi secara sehat dan berkomitmen untuk menjadi psangan suportif, maka tidak ada yang tidak mungkin lho bu. Sudahkah pasangan ibu menjadi suportif? Kalau belum ibu bisa coba kirim artikel ini ke pasangan loh bu, siapa tahu dia jadi tergerak untuk membantu meringankan pekerjaaan ibu jadi ibu ngga perlu kode-kode atau ngomel-ngomel lagi. Sambil bilang, ‘Ini loh mas yang aku mau!’

#challangerumiifebruari
#tulisansupportsystemibu

2 Likes

Pentingnya Support System bagi Ibu

Dua belas tahun bekerja di kantor dengan jarak tempuh kurang lebih 60km membuat saya sangat membutuhkan support system yang baik. Jika tidak ada support system yang baik, anak-anak, kerjaan, suami dan rumah pasti akan berantakan. Support system membantu saya lebih ringan dalam menjalani semua.

Ketika akhirnya saya memutuskan untuk bekerja dari rumah pun, saya masih membutuhkan support system yang baik. Support system saya adalah:

  1. Suami
    Ini yang utama. Bagaimana kami diskusi, bagaimana kami saling bertukar pertanyaan sampai akhirnya keputusan untuk bekerja dari rumah bisa saya ambil. Perubahan pemasukan yang jadi konsekuensi akan jadi runyam kalau tidak ada support dari suami. Support disini bukan semata-mata tentang nominal, tapi lebih ke penerimaan, dukungan untuk eksplor hal baru, dukungan untuk ikut berbagai komunitas. Hal ini sangat berdampak positif bagi saya sebagai istri dan ibu.

  2. Anak
    Terlihat aneh anak sebagai support system. Tapi ini begitu saya rasakan. Setelah memutuskan bekerja dari rumah, maka otomatis waktu kerja pun flexible. Kalau anak-anak tidak ikut support, maka saya akan sangat kesulitan membagi waktu kapan harus bekerja dan kapan harus bersama mereka. Awalnya tidaklah mudah, tapi sembari diberi pengertian jika ibu nya sedang bekerja di rumah, maka anak-anak tidak boleh mengganggu terlebih dahulu. Jelaskan nanti akan ada saatnya ibu main bersama mereka.

  3. Ibu Mertua
    Ya, kami memang tinggal tidak terlalu jauh. Jarak yang bisa ditempuh dengan naik motor. Dulu, waktu saya masih kerja di kantor, hampir tiap hari mertua datang ke rumah menemani anak-anak disore hari. Tapi semenjak saya bekerja dari rumah, beliau tidak lagi tiap hari berkunjung. Kenapa saya bilang ini juga contoh support system? Karena saya menganggap ini adalah cara mertua saya untuk membiarkan saya lebih dekat dengan anak-anak. Cukup ketika saya butuh bantuan, dia selalu ada.

  4. Pekerja Rumah Tangga
    Tanpa beliau, saya tidak akan bisa bekerja dengan nyaman di rumah. Waktu saya habis untuk pekerjaan domestik tanpa saya bisa eksplore hal-hal baru lainnya.

Dengan support system diatas, saya bisa untuk:

  1. Mengerjakan hal-hal baru yang saya ambil setelah memutuskan bekerja dari rumah. Dan bisa fokus untuk mencapai target-target baru juga.
  2. Lebih “waras” menjalani hari-hari. Perubahan ritme, perubahan pergaulan dari ibu pekerja kantoran menjadi freelancer sedikit banyak mengubah ritme kehidupan juga. Jadi dengan support system yang ada, saya merasa tidak terjebak dalam rutinitas yang menjemukan buat saya.
  3. Ada waktu buat me time. Saya masih bisa ngopi bareng teman, yoga di klub kebugaran bahkan jajan-jajan berdua dengan pasangan.
    Ternyata, sepenting itu support system buat kita yaaa… Apalah saya tanpa mereka.
    Sedikit pantun buat mereka…

Hari sabtu beli buku,
Aku simpan dalam saku.
Terima kasih support systemku,
Tanpa kalian apalah artinya aku.

#chalengerumiifebruari
#tulisansupportsystemibu

3 Likes

3 Support System Penting bagi Ibu


Sumber : Pexels

Rutinitas monoton yang dilakukan setiap hari, cenderung membuat seorang ibu menjadi jenuh dan frustasi. Ibu pekerja ataupun ibu rumah tangga seringkali dihadapkan dengan kondisi tidak ideal yang harus dihadapi seorang diri. Keadaan tersebut yang menjadi dasar mengapa peran support system sangat penting bagi ibu, bantuan yang terlihat sederhana bisa sangat bermakna besar. Berikut adalah tiga support system penting yang kehadirannya sangat dibutuhkan oleh ibu :

  1. Suami

Sumber : Pexels

Berdasarkan salah satu penelitian yang telah dipublikasi dalam Journal of Family Issues, disebutkan bahwa pasangan yang telah menikah akan lebih bahagia apabila keduanya terlibat dalam pekerjaan domestik rumah tangga. Artinya pekerjaan rumah tangga tidak hanya menjadi kewajiban salah satu pihak. Pembagian pekerjaan rumah tangga juga bisa meningkatkan keharmonisan, karena istri merasa terbantu dan tidak merasa sendirian. Suami menjadi support system penting pertama bagi ibu, karena suami sudah sangat familiar dengan kondisi rumah tangga. Yuk Bu mulai belajar mendelegasikan pekerjaan ke Pak Suami, komunikasikan dengan baik tanpa “kode-kode”, karena Pak Suami bukan cenayang yang bisa membaca pikiran ibu. Jangan lupa untuk berterima kasih dan bilang “I love you “ ya Bu 

  1. Mbak Laundry

    Sumber : Pexels

Sadar atau tidak, memakai pakaian yang rapi, bersih dan wangi dapat meningkatkan mood ibu, walaupun itu cuma daster batik hehe. Ketika mood ibu baik, tentu akan berdampak baik dan menciptakan suasana yang nyaman di rumah. Mbak laundry menjadi salah satu support system yang juga berkontribusi dalam menjaga kewarasan ibu.

  1. Petugas Layanan Pesan Antar

    Sumber : Pexels

Selain pakaian yang bersih, perut yang kenyang juga salah satu faktor pendukung kebahagiaan ibu. Ketika ada masalah yang muncul, rasanya “oke aku bisa menghadapi ini” hihi. Banyaknya beban pekerjaan, seringkali membuat ibu tidak sempat masak yang akhirnya ibu harus menahan lapar. Pada kondisi seperti itu, petugas layanan pesan antar atau bapak kurir makanan menjadi penyelamat yang sangat berjasa. Bye bye perut lapar.

Selain tiga support system yang sudah disebutkan sebelumnya, apakah ada support system lain yang sangat berperan membantu ibu? Yuk ceritakan dikolom komentar

3 Likes

Sore Buu…
Mau coba ikutan Challenge ya :pray:

#challengerumiifebruari
#tulisansupportsystemibu

https://drive.google.com/file/d/1Uh7kTMPUXo59HFzpKE5-EfI3wrZP0M6_/view?usp=share_link

1 Like

Menjadi Ibu dan Perempuan sama-sama butuh dukungan.

Jelas sekali terdengar ditelinga bagaimana masyarakat memberikan standar khusus bagi “Ibu Baik” menurut tatanan sosial. Ibu yang baik adalah dia yang mampu membersamai anaknya selalu. Ibu yang baik adalah dia yang mampu merawat dirinya agar suami betah dirumah. Ibu yang baik adalah dia yang mampu berperan dalam sektor domestik dan umum. Padahal menjadi ibu itu adalah proses belajar perempuan, proses dia melakukan salah dan boleh tidak sempurna.

Tanpa disadari pula ternyata perempuan kerap kali menjadi sasaran utama kesalahan dalam keluarga. Contoh saja, saat anak terlihat kurusan ibu disalahkan karena tidak berhasil membujuk anak untuk makan banyak. Atau ketika perempuan gemukan sebab sudah 2 kali melahirkan dituntut untuk tetap segar menjaga badan agar suami tidak berpaling ke wanita lain.

Kesalahan sudut pandang yang terus berulang dan mengakibatkan perempuan dihadapkan pada situasi serba salah. Kita perlu sama-sama memahami bahwa menjadi perempuan adalah kodrat. Tidak bisa dipilih, tapi menjadi Ibu adalah hal yang “bisa” kita pilih. Sama seperti fase hidup lainnya, kita bisa merasa capek, lelah, stress dan perasaan normal lainnya.

Blockquote

Tidak ada ibu super didunia ini, tidak ada ibu yang mampu melakukan semuanya sendiri. Perlu dukungan dari orang-orang terdekat, dan sesama perempuan.

Blockquote

Menurut Melinda Paige, Ph.D., profesor konseling kesehatan mental klinis di Argosy University, Atlanta, mengatakan perasaan terisolasi, kehilangan tujuan dan identitas, serta kurangnya interaksi sosial karena terlalu banyak menghabiskan waktu di rumah adalah pemicu depresi pada ibu rumah tangga.

Tanpa disadari kita atau perempuan lain yang ada disekitar kita sudah dan atau pernah mengalami depresi.

Mengatur rumah tangga bukan perkara gampang, menjaga anak, mengatur situasi keuangan rumah tangga, butuh tak hanya kesehatan fisik yang prima, tapi juga mental yang stabil.

Belum saat perempuan juga harus menerima tuntutan dari masyarakat akan perannya sebagai ibu. Mirisnya, kadang hal-hal ini terjadi justru dari lingkungan terdekat.

Sebagai perempuan dan ibu kita perlu dukungan dari berbagai pihak. Terutama pasangan, bicarakan akan pembagian tugas terhadap pasangan. Bicara jika ibu merasa perlu bantuan. Jika memungkinkan ibu juga bisa meminta bantuan tenaga penyedia jasa untuk membantu pekerjaan ibu, misalnya daycare, laundry atau catering.

Ibu perlu juga berkata tegas terhadap orang yang sudang terlalu mengusik ruang pribadi dan nyaman ibu. Dengan mengatakan apa yang sebenarnya, tidak salah loh sebagai individu kita untuk membela diri dengan tutur yang sopan dan baik.

Ibu perlu juga menyadari bahwa ibu tidak perlu menjadi sempurna. Manusia memang tidak ada yang sempurna. Kita sebagai individu akan utuh dan sempurna ketika kita mampu menerima sesungguhnya diri kita, anak kita dan pasangan kita, dengan kurang dan lebihnya.

Dalam perjalanan kelak mungkin saja ibu akan mengalami hari-hari melelahkan dan dirasa berat. Ibu jujurlah, akan apa yang ibu rasakan dan segera ceritakan jika perlu. Ceritakan untuk membuat ibu lebih tenang.

Dibalik semua perempuan, mau dirumah, dikantor dia pasti memiliki support system yang baik, support system yang dapat membantunya melalui kesulitan dan menemaninya melalu masa-masa rentan.

Blockquote

“Embrace everything you are as a woman. Even your flaws too. And the things that you want to fix, you make them better.” - Kelly Rowland

Blockquote

1 Like

Tips Mendapatkan Support System Yang Tepat Untuk Ibu

Nyatanya menjalankan peran sebagai ibu bukanlah hal yang mudah. Banyak sekali pengorbanan yang ibu berikan untuk menjalankan peran ini, seperti diantaranya : tenaga, pikiran, waktu, bahkan mimpi yang harus tertunda. Semua ini dapat menimbulkan stres dan kelelahan yang berlebih, terutama jika ibu tidak memiliki dukungan yang memadai. Dalam menghadapi peran ini, penting untuk ibu bisa mendapatkan support system yang tepat. Lalu bagaimana caranya? Yuk simak tips berikut.

**1. Identifikasi kebutuhan ibu**


source : google.com

Setiap Ibu memiliki kebutuhan yang berbeda, ada yang membutuhkan dukungan emosional seperti dalam hal didengarkan, diberi empati, maupun diberikan semangat. Dukungan sosial yang melibatkan interaksi dengan orang lain agar ibu tidak merasa sendirian. Atau dukungan praktis yang mencangkup bantuan untuk mengerjakan tugas sehari-hari. Nah, kira-kira dukungan apa yang saat ini ibu butuhkan?

**2. Komunikasi dengan pasangan**


source : google.com

Sebagai pasangan keterbukaan adalah kunci. Tidak jarang tugas rumah tangga dikaitkan dengan kodrat kita sebagai wanita. Padahal tidak ada salahnya lho Bu membuat kesepakatan dengan suami dalam berbagi tugas rumah tangga. Karena bisa jadi pak suami sebenarnya senang bisa membantu ibu, hanya saja belum paham dukungan apa yang ibu perlukan. Dalam hal ini selain menghasilkan solusi, komunikasi juga bisa memperkuat hubungan dengan pasangan.

**3. Jangan ragu untuk meminta bantuan profesional**


source : google.com

Bu, walaupun seringkali kita dianggap wonder woman karena bisa mengerjakan segala hal termasuk bekerja secara multitasking, tapi ada kalanya kita merasakan lelah fisik maupun mental. Jika ibu sudah merasa burnout, ada baiknya meminta pertolongan profesional dalam hal ini psikolog atau psikiater.

**4. Membaca buku**

36066-ilustrasi-membaca-pexelscomanna-pou
source : google.com

Percaya tidak Bu? buku bisa jadi salah satu support system kita lho, dengan membaca kita bisa mendapatkan insight dari masalah yang sedang dihadapi. Jika Ibu sedang membutuhkan motivasi ibu bisa memilih buku dengan genre self improvement. Atau lebih sederhana bisa membaca buku sesuai minat Ibu.

**5. Cari komunitas yang sesuai**


source : instagram.com/ibupunyamimpi

Komunitas adalah bentuk support system yang wajib ibu temui. Saat ini bahkan sudah banyak komunitas yang bisa ibu ikuti sesuai dengan minat, seperti dalam bidang entepreneur, kepenulisan, parenting dan masih banyak lagi. Bergabung dengan kelompok yang se-frekuensi tidak akan menimbulkan rasa kompetisi, justru ibu akan mendulang lebih banyak dukungan.

Nah, itu dia Bu tips-tips yang bisa ibu coba untuk mendapatkan support system yang tepat. Dukungan yang tepat akan membantu ibu merasa didengar dan berharga, sehingga dapat mengatasi tantangan yang dihadapi dengan lebih baik. Selamat mencoba ya, Bu.

1 Like

Pentingnya Support System bagi Ibu

Saya seorang ibu bekerja di pelayanan kesehatan, yg setiap harinya pulang pergi Bogor-Jakarta menggunakan kereta begitupun dengan suami juga. Daycare adalah pilihan terakhir saya sebagai ibu pekerja, setelah banyak drama pengasuh/ART. Walaupun tidak dapat dipungkiri tanpa pengasuh/ART beban pekerjaan domestik rumah tangga dan mengasuh anak menjadi tanggung jawab bersama yang tidak mudah dijalani. Apalagi di rantau ini support system yang saya punya hanya suami, diri sendiri dan daycare. Pentingnya support system bagi seorang ibu seperti saya yang memiliki peran ganda sebagai ibu, istri dan karyawan dalam menjalani keseharian.

#challengerumiifebruari #tulisansupportsystemibu

2 Likes

Support system itu terlihat sederhana tapi sangat penting bagi ibu

images 1

Seperti sebuah mesin jika salah satu komponennya rusak, maka tidak sempurna pekerjaan yang dihasilkannya. Begitu juga dengan kita, seorang perempuan dan ibu dari anak anak yang memegang penting kendali dalam keluarga. jika fisik, mental dan emosi kita terganggu maka terganggu pula segala macam aktivitas keluarga dan rumahtangga. Tidak bisa dipungkuri bahwa manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan dukungan dari lingkungannya.

Support system adalah orang orang yang membuat kita merasa nyaman aman dan terbuka sehingga kita merasa senang dan bahagia dalam menjalankan hak dan kewajiban. Support system dalam keluarga adalah salah satu bentuk hubungan yang saling memberi dan menerima bantuan yang bersifat materil dan non materil serta dalam benyuk fisik maupun emosional yang dilakukan suami, anak anak serta anggota lainnya yang ada didalam keluarga.

Menjadi seorang ibu membuat wanita rentan mengalami ketidakpercaya diri. Apalagi pada wanita yang telah memutuskan karir dan memilih untuk mengbdikan diri pada keluarganya agar dapat selalu menyertai dan mendampingi suami dan anak- anaknya. Saat menjadi seorang ibu kebahagiaan terbesarnya adalah melihat tumbuh kembang anaknya. Maka saat menjadi ibu dukungan terbesar yang sangat ia perlukan adalah dari suaminya dan anak anaknya.

“Istri itu (terkadang) seperti tulang rusuk (yang bengkok dan keras). Jika kamu luruskan, kamu bisa mematahkannya. Jika kamu (biarkan, dan tetap) menikmatinya, maka kamu menikmati seseorang yang ada kebengkokan (kekurangan) dalam dirinya”. (hadist Bukhori)

Dukungan dari suami sangatlah berarti bagi ibu. Dengan dukungannya membuat ibu merasa dibutuhkan dan dihargai. Dukungannya dapat membantu mengembalikan rasa percaya diri dan mengurangi perasaan sedih ibu. Wujud dari support suami yaitu suami memberikan pujian kepada istri dan mendorong ibu untuk selalu mengkomunikasikan segala kesulitan pribadi sehingga ibu tidak merasa sendiri dengan menanggung segala beban masalah yang dimiliki. Bentuk support lainnya yang dilakukan suami adalah dengan memberikan kebebaasan kepada istri untuk tetap aktif mengembangkan keterampilannya dengan mengikuti berbagai macam kegiatan agar ia tetap merasa produktif dan tidak jenuh dengan kegiatan keseharian yang ia lakukan serta agar ia senantiasa mampu menyesuaikan diri di era digital.

Tidak hanya dukungan dari dalam keluarga, dukungan dari luarpun sangat penting bagi ibu. Dukungan dari komunitas yang mempunyai minat yang sama, mempunyai empati kepada ibu sehingga dapat bertukar pikiran sharing dan berbagi pengalaman. Komunitas dapat membuat ibu termotivasi dan membuat ibu lebih tahu tujuan dan fokus ibu dimana yang akhirnya memacu ibu untuk terus belajar dan berkembang. Di era perkembangan teknologi saat ini komunitas online adalah tempat yang paling mudah ibu gapai tanpa ibu harus meninggal keluarga dirumah. Banyak sekali komunitas online yang bisa kita ikuti dari rumah dengan menjelajahi media sosial ibu akan menemukan banyak komunitas komunitas yang sesuai dengan minat ibu. Salah satunya komunitas Ibu Punya Mimpi disana adalah tempat ibu sharing, belajar dan mengembangkan keterampilan ibu agar ibu tetap berdaya dan mendukung mimpi mimpi ibu.

#challengerumiifebruari
#tulisansupportsystemibu

2 Likes

Support System Penting Bagi Ibu Menyusui

Menyusui adalah hal terindah dan moment yang akan selalu terkenang bagi seorang Ibu. Menyusui menjadi salah satu kenangan yang paling dirindukan Ibu, ketika anak telah beranjak dewasa. Apalagi, ASI merupakan sumber nutrisi utama bagi bayi baru lahir hingga usianya menginjak 6 bulan. Artinya, ibu menyusui memiliki peran yang sangat penting bagi tumbuh kembang bayinya.

Namun demikian, menyusui merupakan sebuah proses yang tidak mudah. Butuh perjuangan, butuh kerelaan dan butuh kesabaran hati Ibu yang seluas samudera. Tak jarang, Ibu harus menahan rasa sakit di area payudara yang disebabkan oleh menyusui, bisa jadi karena posisi menyusui kurang tepat, payudara membengkak hingga mastitis. Selain itu, masalah produksi ASI sedikit juga kerap dialami oleh sebagian besar Ibu menyusui.

Begitu pula aku, seorang Ibu bekerja yang merasakan sulitnya proses menyusui itu. Mulai dari menahan rasa sakit dan luka di payudara saat menyusui bersamaan dengan pemulihan pasca operasi sesar, kurang tidur karena harus bangun menyusui di malam hari, kejar target pompa ASI sehari minimal 2 kantong, dan yang paling menantang adalah disaat anakku tidak mau minum ASI dengan botol dot tepat seminggu sebelum aku masuk kerja kembali. Alhasil, anakku harus minum ASI menggunakan sendok.

Tapi, Ajaib! Aku seorang Ibu bekerja dan ternyata berhasil menjalani proses mengASIhi-yang tidak mudah itu hingga anakku berusia dua tahun. Jika ku telisik lebih jauh, rupanya salah satu kunci keberhasilan perjalanan menyusui ini adalah dukungan atau support system dari berbagai pihak, terutama orang-orang terdekat. Jadi, tidak hanya suami saja. Karena, tanpa dukungan yang cukup, aku mungkin bisa mengalami kelelahan fisik, kurangnya rasa aman dan percaya diri, serta tekanan emosional. Apalagi, kalau kelelahan itu membuat produksi ASI berkurang, dampaknya pasti dirasakan oleh si Anak juga.

Lantas, siapa saja support systemku itu? Perkenalkan, di bawah ini adalah pahlawan-pahlawan dibalik kesuksesan selama perjalananku mengASIhi :

  1. Suami

Suamiku adalah support system di urutan nomor satu. Saat aku hampir menyerah, aku menangis kesakitan, aku merasa tidak sanggup lagi, dia yang pasang badan dan berusaha menguatkan. Suamiku menemaniku begadang saat aku menyusui di malam hari, membelikan berbagai camilan enak, sampai hal sederhana seperti memijatku dengan penuh kasih sayang. Dia juga yang bolak balik, mengantar kantong ASI yang telah selesai ku pompa di kantor. Ia rela menempuh perjalanan, dari kantornya di Ciputat, menuju kantorku di Kebayoran, kemudian pulang ke rumah orang tua di daerah Cirendeu atau Rempoa dan memberikannya untuk anakku. Bisa dibilang, berhasilnya proses menyusui ini juga andil dari suamiku. Terima kasih, Pak Su!

  1. Mama, Papa, Ibu Mertua dan Bapak Mertua

Kasih sayang orang tua memang tidak terhingga. Aku bisa melihatnya dari Mama, Papa, Ibu Mertua dan Bapak Mertuaku. Selama bekerja, aku menitipkan anakku kepada Mama, Papa serta Ibu Mertua dan Bapak Mertua secara bergantian. Meski mereka telah lanjut usia, tetapi mereka tidak pernah keberatan untuk menjaga cucunya. Dan, karena anakku tidak mau minum susu dengan botol dot sehingga harus menggunakan sendok, Mama, Papa, Ibu Mertua, dan Bapak Mertua secara suka rela dan penuh cinta, menyuapi anakku minum susu sedikit demi sedikit. Mereka melakukannya sampai anakku berusia 1,5 tahun. Tak kenal lelah dan tak mengeluh, Mereka orang tuaku, adalah pahlawan yang telah berjasa, memiliki peranan besar terhadap perkembangan optimal dan kesehatan cucunya hingga saat ini.

  1. Kakak Ipar dan Keponakan

Selain orang tuaku, kakak ipar dan anaknya alias keponakan, juga turut serta membantu menyuapi anakku ASI dengan sendok ketika aku harus pergi bekerja. Tak hanya itu. Mereka juga mengajak anakku bermain dan jalan-jalan bersama.

Jadi, support system itu sangat berperan penting terhadap sukses atau tidaknya proses menyusui, dan aku telah merasakannya sendiri. Aku adalah satu dari banyak Ibu beruntung di dunia ini yang diberi rezeki keberadaan support system di lingkungan terdekatku. Terima kasih, keluargaku. Terima kasih Allah… How Lucky I am​:face_holding_back_tears::two_hearts:

#challengerumiifebruari
#tulisansupportsystemibu

2 Likes

You Are My Hero, Dear My Best Support System :heart:

“Ayah, Zayn jangan nonton hp terus. Kasian.” Seru Ines dari dapur. Tangannya masih sibuk memotong-motong sayuran untuk makan malam nanti.

“Iya, Bu…” Aiden, suami Ines yang mendengar rengekan istrinya segera mematikan hp dan mengajak Zayn, anak laki-laki semata wayang mereka, bermain.

Bagi Ines, Aiden adalah suami yang sempurna. Ia selalu mengutamakan Ines dalam segala hal. Ia tidak segan untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan mengasuh Zayn. Tapi ada kalanya, Aiden sulit sekali diajak kompromi masalah parenting.

Seperti menonton hp ini contohnya. Berkali-kali Ines mengajak suaminya berdiskusi tentang bahaya menonton hp bagi anak di bawah 2 tahun. Ines juga rajin mengirim Aiden artikel dan link YouTube terkait hal itu. Meski begitu, Aiden hanya bergeming. Katanya, “Tenang aja. Nanti Zayn juga bisa ngomong kok. Anak laki-laki memang suka telat ngomongnya.”

Di Bulan Mei lalu, Ines mendapat kabar gembira. Adiknya Zayn sedang tumbuh di rahimnya. Sebenarnya Ines sanksi memiliki anak lagi. Ia merasa belum becus mengurus Zayn. Bagaimana mungkin ia bisa mengasuh dua anak secara bersamaan.

Sembilan bulan terlewat. Zeo, adik Zayn akhirnya lahir. Mau tak mau, Aiden harus menghabiskan waktu lebih banyak dengan Zayn karena Ines harus fokus ke Zeo. Aiden sadar, sulit sekali mengasuh Zayn yang belum bisa berbicara sepatah kata pun saat usianya menginjak 2 tahun. Akhirnya ia mengikuti saran Ines untuk stop memberi Zayn tontonan.

Syukurlah Zayn tidak tantrum. Ines juga menyarankan untuk membawa Zayn terapi. Zayn didiagnosa speech delay.

Biaya terapi Zayn cukup mahal. 100k untuk tiap sesi selama satu jam. Zayn terapi dua kali dalam seminggu. Terapis selalu memberi PR yang harus dicapai Zayn di rumah. Ines kesulitan membagi waktu untuk terapi Zayn dan merawat Zeo. Ines merasa tertekan. Jika tidak ada pencapaian, berarti PR akan terus diulang. Biaya yang dikeluarkan akan semakin besar.

Di suatu pagi ketika Aiden pergi jalan-jalan dengan Zayn, Ines mengganti seprai yang terkena tumpahan makanan Zayn. Zoe menangis. Alunan lagu anak-anak bergema dari speaker. Ah. Padahal Zayn sudah berulang kali berpesan pada Aiden untuk tidak menyalakan bunyi-bunyian. Ines merasa kesal sekali. Tubuhnya reflek mengambil hp Aiden, pusat lagu itu terdengar. Ia membanting hp itu berkali-kali sampai tidak ada suara lagi.

Ines tersadar saat melihat hp di lantai sudah tidak berbentuk lagi. Badannya gemetaran, nafasnya tercekat menahan tangis. “Apa yang sudah aku lakukan?”
Ketika Aiden pulang, ia kaget. Ia tidak marah perihal hpnya yang rusak. Ia justru khawatir dengan keadaan istrinya.

Ines memang punya inner child. Ia kesulitan untuk mengungkapkan perasaan buruk yang ia rasakan. Padahal Aiden sudah berkali-kali bilang padanya untuk lebih terbuka. Aiden khawatir apa yang dipendam Ines akan meledak suatu saat nanti.

Karena kejadian itu, Ines pergi ke psikolog dan berusaha untuk sembuh. Ia bersyukur Aiden adalah suaminya. Pemikirannya dan Aiden memang tidak selalu selaras. Itu wajar. Karena manusia yang sedarah pun pemikirannya bisa berbeda.

Aiden adalah penyelamat bagi hidup Ines. Support system terbaik yang memberi rumah untuk Ines pulang. Memberi tahu Ines apa itu cinta dan dukungan, menjadi partner setara bagi Ines, serta senantiasa mendukung setiap langkah Ines.

#challengerumiifebruari
#tulisansupportsystemibu

1 Like

Support System Paling Penting Versiku

Tulisan ini bukan merupakan sebuah teori yang bisa dipertanggungjawabkan, bukan berupa edukasi maupun motivasi. Murni berupa pengalaman dan hikmah yang diambil penulis.

Banyak sekali riset dan artikel yang mengulas mengenai support system seorang Ibu.

Tahun 2017 saya membaca tulisan itu dalam keadaan mental tidak baik, di rumah hanya berdua dengan anak balita, tanpa ART, suami bekerja di luar kota, orangtua dan mertua di lain kota, saudara satu2nya yang berada di kota yang sama pun sedang berjuang dengan kehidupannya sendiri. Lalu mental saya tidak menjadi lebih baik.

Harapan memiliki support system senada dengan para influencer, dan wacana dalam artikel membuat kekecewaan membesar. Saya tidak punya mereka. Saya sendirian. Saya butuh mereka agar saya bisa lebih bahagia dan tidak chaos. Ilusi itu yang saya sirami dan terus tumbuh subur.

Sekarang tahun 2023. Dunia saya belum sepenuhnya baik, namun berproses ke arah yang lebih baik. Suami masih bekerja di luar kota, saya masih tinggal berdua dengan anak di rumah, sudah memiliki ART yang pulang setelah pekerjaan rumah selesai.

Saya mulai menerima keadaan yang tidak akan pernah ideal, merelakan harapan yang jauh dari realita hidup saya, tanpa membandingkan dengan siapapun.

Tidak realistis saya meminta support suami untuk menjaga anak saya karena saya ingin me time seperti Ibu yang memiliki suami di sebelahnya.

Tidak realistis jika saya menyuruh orangtua dan mertua untuk menjaga anak saya di rumah sementara saya bekerja seperti orangtua dan mertua Ibu lain yang lokasi rumahnya berdekatan atau satu kota.

Tidak realistis jika saya menunggu suami saya pulang ke rumah untuk memperbaiki keran kamar mandi yang rusak, sementara saya dan anak saya butuh mandi dan buang hajat sekarang.

Dan sangat tidak realistis kalau saya menginginkan semua sisi hidup saya sempurna bin ideal.

Untuk saya, support system dalam menjalankan multi peran saya di dunia adalah diri saya sendiri yang merdeka dan mandiri. Maksudnya?

Diri saya yang mandiri secara spiritual.
Merasa dekat dengan Tuhan dengan selalu mengobrol denganNya membuat saya lebih bisa menerima diri dan keadaan yang jauh dari harapan. Pandangan mengenai support system pun meluas.

Ketika merasa kesepian, saya mengeluh kepada Tuhan. Dengan baiknya Tuhan menggerakkan hati salah satu teman untuk menghubungi dan kami larut dalam obrolan yang menyenangkan. Rasa kesepian saya sirna setelahnya.

Ketika saya bingung dalam hal keuangan, saya curhat dengan Tuhan. Dengan baiknya lagi saya diberi pekerjaan.

Ada kalanya saya meminta suatu support manusia namun tidak diberi, maka saya terima, berarti saya masih disuruh untuk menjalankannya sendiri.

Diri saya yang mandiri secara mental
Ketika hati dan pikiran saya kotor dengan rasa iri, dengki, overthinking, dll, atau menghadapi kebingungan, saya mampu untuk menerima dan melewatinya tanpa bergantung dengan makhluk manapun. Dengan begini, saya akan lebih mampu melihat keadaan.

Kalau toh pada akhirnya saya memutuskan untuk meminta bantuan atau ditolong kerabat, tetangga, security komplek, teknologi, self healing, terapi dengan psikiater dan psikolog, me time di salon dan spa, ngopi bersama teman, maka itupun karena hasil bantuan support system nomor 1 di atas.

Misalnya :
Jam 12 malam anak saya butuh dilarikan ke UGD. Setelah tanya Tuhan, mental saya ditenangkan. Menggunakan taksi adalah pilihan yang saya ambil, alih-alih membawa mobil sendiri. Proses order hingga taksi datang sangat lancar dan cepat.

Supir taksi dan kendaraannya adalah support system sekunder saya yang didapat dari support system primer saya, spiritual dan mental yang mandiri.

Proses tidak akan pernah ideal, karena manusia tempatnya kurang dan salah. Namun dengan menjalankan hari demi hari sambil terus menerus mendidik diri agar memiliki dua support system primer di atas, saya yakin kehidupan saya sebagai Ibu dengan multi perannya bisa lebih berkualitas dan damai.

Lalu apakah artikel, survey dan teori mengenai support system itu salah?
Menurut saya tidak, namun alangkah lebih baik apabila artikel itu lebih banyak dibaca oleh orang-orang di sekitar Ibu, agar awareness dan empati mereka yang abai terhadap peran Ibu lebih muncul.

#challangerumiifebruari
#tulisansupportsystemibu

2 Likes

PENTINGNYA SUPPORT SYSTEM BAGI IBU

Menjadi seorang ibu adalah impian setiap wanita. Bagi yang telah memiliki anak harus bersyukur karena masih banyak pejuang garis dua yang seusia kita saat ini masih terus berjuang untuk dikarunia buah hati. Sebutan “Ibu” gampang disebut oleh setiap orang. Namun kenyataannya saat kita berada diposisi tersebut, beban dan tanggung jawab dengan keseharian yang kita lakukan membuat terasa berat. Aktivitas berulang setiap hari, waktu yang terus berjalan tanpa henti, menguras energi, waktu serta ide-ide kreatif yang harusnya bisa dihasilkan lebih banyak dan variatif.

Semuanya tentu sangat berbeda dibanding saat masih sendiri atau lajang . Semuanya terasa santai, tenang, menikmati keseharian tanpa kehebohan, kerumitan, dan deadline waktu yang tiada henti. Lalu apakah menjadi seorang ibu pasti menjadi demikian repotnya? jawabnya tergantung. Tergantung bagaimana kita menjalani, menghadapi dan menanggapinya. Banyak mata yang melihat apa yang kita kerjakan. Banyak mulut yang berkomentar mengenai tindakan kita, dan banyak telinga yang mendengar, termasuk kita. Saat kita terlalu mencemaskan dan menanggapinya maka mental healthy kita juga bisa terganggu. Hal tersebut dapat berpengaruh kepada mood dan planning yang sudah kita impikan sebelumnya.

Dalam menanggapi dan menjalani hal itu sebagai seorang ibu yang mengurus rumah tangga, baik dalam kondisi bekerja ataupun tidak, memiliki support system merupakan salah satu usaha menciptakan mental healthy dalam kehidupan. Demikian pula dengan kehidupan saya yang kesehariannya bekerja sebagai seorang dokter di salah satu klinik kota Palembang dan mempunyai 3 orang anak, memiliki s upport system merupakan suatu kebahagiaan utama dalam menjalani keseharian yang tiada henti. Mulai dari membuka mata hingga mata terpejam lagi. Sungguh melelahkan. Support system terbesar dan utama adalah hadirnya peran “ayah” atau suami. Pasangan kita merupakan support diri kita yang utama menghadapi semua. Meski tinggal berjauhan perhatiannya tetap menjadi kebahagiaan tersendiri dalam menjalani aktivitas yang indah. Apapun yang dia katakan dan lakukan tentu akan menjadi penyejuk disaat panas, menjadi obat disaat lelah, dan menjadi penawar disaat hilang akal. Komunikasi yang baik, lancar dan jujur diantara pasangan suami dan istri sangat diperlukan dalam menciptakan hubungan yang selaras dan serasi dalam mencapai visi yang sama.

Support system kedua adalah orangtua. Dengan support mereka saya bisa menjalani semua kegiatan dengan tenang tanpa adanya rasa cemas. Cara mereka menjalani kehidupan, cara bersikap, cara menghadapi masalah dan lainnya tentu dapat kita ambil yang baik untuk kita teruskan ke anak, karena setiap orangtua merupakan role of model bagi anak

Support system ketiga adalah anak. Kesehatan, keceriaan dan masa depan anak yang lebih baik juga adalah salah satu support untuk terus maju dan tetap semangat menciptakan kenangan dan menuntun mereka meraih masa depan.

Support system lainnya adalah impian. Saya masih menyimpan mimpi untuk diri sendiri yaitu menjadi seorang dokter spesialis. Bukan karena aku terobsesi dengan karir. Tapi karena kecerdasan dan ketulusan seorang ibu merupakan perpaduan yang baik dalam mendidik anak. Semoga saja hal tersebut bisa terwujud.

Semoga ibu lainnya juga memiliki support system dalam kesehariannya, karena dengan hal tersebut dapat memberikan efek positif, rasa semangat dan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan. Ibu yang Bahagia akan menciptakan keluarga yang harmonis dan hangat. #challengerumiifebruari #tulisansupportsystemibu

3 Likes

terima kasih ya bu sudah mencoba dan ikut challenge ini.

3 Likes