Semenjak jadi Ibu, rasanya lengah sedikit, sudah muncul lagi istilah baru tentang dunia keibuan. Kali ini yang sedang tren adalah crunchy mom dan silky mom. Sebutan crunchy mom dan silky mom menggambarkan gaya pengasuhan hingga gaya hidup tertentu yang dipilih oleh seorang Ibu. Namun, haruskah memilih satu untuk dilabelkan pada diri Ibu? Kita kupas lengkap di bawah yuk, Bu.
Crunchy Mom
Apakah Ibu memilih menggunakan popok kain untuk anak? Memilih mainan bayi ramah lingkungan, atau memasak sendiri makanan organik untuk anak dengan bahan-bahan yang sehat minim kemasan? Kalau begitu, selamat! Ibu menyandang gelar crunchy mom.
Istilah crunchy berasal dari kata renyah (crunch) seperti granola yang sering dimakan oleh orang tua zaman hippie pada tahun 1960 hingga 1970-an. Penggunaan istilah ini kembali meningkat di tahun 2020-an seiring dengan meningkatnya tren di sosial media.
Crunchy mom digambarkan sebagai seorang Ibu yang memilih untuk mengasuh anak dengan cara konvensional, holistik, dan alami mulai dari konteks teknologi, makanan, hingga lingkungan. Seorang crunchy mom akan memilih untuk menyusui secara eksklusif, melakukan persalinan alami, memakai gendongan bayi, menerapkan baby-led weaning, hingga memilih pendidikan alternatif seperti homeschooling.
Silky Mom
Bagaimana dengan silky mom? Berkebalikan dari crunchy mom, silky mom adalah istilah bagi Ibu yang memilih untuk menerapkan gaya hidup dan pengasuhan anak dengan cara modern dan menerima perkembangan ilmu pengetahuan.
Acungkan tangan untuk Ibu yang melahirkan di rumah sakit dengan berbagai tindakan dari dokter, menggunakan popok sekali pakai, dan juga tak masalah memberikan botol susu untuk anaknya, karena Ibu masuk dalam kategori silky mom.
Crunchy Mom vs Silky Mom, Ibu yang Mana?
Dalam segala hal, dua istilah ini memang sangat berbeda. Tak jarang, pelekatan sebuah istilah pada Ibu memancing perdebatan untuk menentukan mana yang lebih baik dalam menjalani peran sehari-hari.
Kabar baiknya, mulai sekarang Ibu tak harus memilih salah satu untuk bisa tetap waras dan bahagia. Ibu bisa jadi crunchy mom dan silky mom di waktu yang bersamaan. Dengan tujuan yang sama yaitu mengusahakan yang terbaik untuk keluarga, setiap Ibu dan setiap keluarga pasti berbeda-beda kondisinya. Yang utama yakni Ibu sadar bahwa pilihan-pilihan yang Ibu buat adalah yang terbaik untuk diri Ibu dan juga keluarga.
Ibu yang baik tidak ditentukan oleh penilaian orang lain atau definisi yang diciptakan untuk mengotak-kotakkan sesama Ibu yang dengan sepenuh hati menjalani peran di rumah. Ibu yang baik adalah ibu yang berdaya dan mau terus bertumbuh. Penting bagi Ibu untuk terus belajar dan menemukan wadah untuk berkembang, salah satunya adalah bergabung dengan komunitas yang mendukung Ibu untuk meningkatkan kualitas diri.
Salah satu komunitas yang mendukung peran Ibu adalah Komunitas Ibu Profesional. Dibentuk pada tahun 2011 dengan membawa misi untuk memberdayakan peran Ibu sebagai pencetak generasi peradaban, Komunitas Ibu Profesional memiliki sejumlah komponen yang dapat dipilih oleh semua anggota komunitas. Salah satu komponen Ibu Profesional adalah Institut Ibu Profesional yang menyediakan pembelajaran berupa kelas berjenjang.
Tak hanya itu, ada berbagai macam program inovasi yang dapat Ibu ikuti antara lain KLIP (Kelas Literasi Ibu Profesional), Ibu Pembaharu, IPEDIA (Ibu Profesional Media) dan masih banyak lagi. Informasi selengkapnya mengenai Ibu Profesional dapat Ibu cek di sini atau di laman website Ibu Profesional.
Nah, crunchy mom atau silky mom silakan merapat. Berbeda pilihan itu wajar, asalkan tetap saling support dan mau untuk terus belajar. Semangat ya, Bu!
Referensi: