Kegiatan membereskan rumah tentu sudah menjadi keseharian bagi sebagian besar para ibu. Namun, berbeda dengan berbenah yang seringkali dilakukan seperti menyapu, mengepel, dan lain sebagainya. Salah satu gaya hidup minimalis yang sedang hits saat ini, decluterring menjadi langkah mudah menuju hidup lebih ramah lingkungan. Decluterring sendiri memiliki makna yaitu memilah barang yang masih dibutuhkan dan tidak dibutuhkan lagi. Biasanya barang yang sudah disortir akan didaur ulang atau didonasikan. Barang yang didonasikan pun sebaiknya yang layak pakai, sehingga tidak menimbulkan masalah baru bagi lingkungan.
Langkah awal melakukan decluterring adalah NIAT dan tentu saja beberapa metode yang dapat ibu adaptasi, antara lain:
- Metode 4 kotak
Sortir benda-benda dengan bantuan 4 buah kotak dengan kategori Simpan-Pindahkan-Buang-Berikan.
- Metode KonMari
Metode ini diciptakan oleh pengarang buku The Life-Changing Magic of Tidying Up yaitu Marie Kondo dan cukup populer di masyarakat. Terdapat 2 macam bentuk kegiatan yang dilakukan yaitu daily tidying (mengembalikan barang yang dipakai ke tempat semula) dan special event tidying ( decluterring -membuang barang yang tidak diperlukan).
- Minimalist game
Minimalist game adalah metode yang dicetuskan oleh Ryan Nicodemus dan Joshua Fields Millburn di mana kegiatan decluttering diubah menjadi semacam game. Minimalist game biasanya dapat mulai dilakukan di awal bulan atau tanggal 1. Kamu harus memilih barang yang akan disingkirkan sesuai tanggal. Artinya, di tanggal 1, kamu harus menyingkirkan 1 barang. Lalu tanggal 2, menyingkirkan 2 barang, dan seterusnya. Bisa ibu bayangkan berapa banyak barang yang tereliminasi dalam sebulan, bukan? Metode ini ramai di media sosial dengan tagar #minsgame.
- Packing party
Metode ini juga dicetuskan oleh Ryan Nicodemus dan Joshua Fields Millburn. Metode Packing Party serupa halnya dengan ketika kita akan pindah rumah, hanya membawa barang yang penting saja.
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari decluterring , seperti membantu menghentikan kebiasaan belanja impulsif, lebih menghargai barang, dan juga dapat menjadi salah satu terapi melepas stres apalagi di situasi pandemi seperti saat ini. Decluttering diyakini mampu membantu menciptakan rasa nyaman dalam rumah karena ruangan menjadi lebih rapi, bersih, dan tidak sumpek lagi. Selain itu, decluterring mungkin bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Di mana barang yang masih bagus atau layak dapat dijual kembali dengan harga yang ekonomis atau istilahnya adalah preloved .
Penerapan decluterring dalam kehidupan tentunya selaras dengan prinsip ramah lingkungan. Sebab perilaku konsumtif menghasilkan jejak karbon yang tinggi pula. Semakin sedikit barang yang dikonsumsi, makin sedikit pula kerusakan lingkungan yang kita buat.
Kini, ibu pun tidak perlu khawatir dengan tempat penyaluran barang yang sudah melalui proses declutter . Sebab saat ini cukup banyak organisasi nirlaba yang mampu meringankan pekerjaan ibu untuk mendaur ulang barang tersebut. Jadi, apakah ibu sudah memulai gaya hidup minimalis dan ramah lingkungan ini? Jika belum, Yuk kita praktikkan mulai sekarang! Agar kita bisa mewariskan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masa depan anak cucu kita.