Dibalik Sebuah Perfeksionisme, Ternyata Ini Dibaliknya!

Haii Buu
Pernah kah menunda sesuatu karena berpikir
“eh ntar dulu deh, kayaknya bisa dipoles lagi nih biar agak bagus?”

Nah beberapa hari yang lalu aku lagi “terhenyak” sama bacaan buku yang lagi aku baca yaitu Buku The Montain is You . Ada satu bagian yang cukup membuatku agak merenung
tentang makna dibalik sebuah keinginan untuk “Perfect”:

Perfectionism isn’t actually wanting everything to be right. It’s not a good thing. In fact it, it is a hindering thing, because it sets up unrealistic expectations about what we are capable of or what the outcomes of our live could be. This happens because when we afraid of failing, or feeling vulnerable or not being as good as we want others to think we are, we end up avoiding the work that is required to actually become that good

Baca part ini tuh JLEB banget sih Bu untukku
Ya dari berkaca dari apa yang aku rasakan, dibalik sebuah keinginan untuk perfect seperti yang disampaikan di buku ini, ternyata memang itulah fakta yang terjadi. Sejujurnya aku sudah menyadari lama tentang bahaya dari sebuah keinginan untuk perfect dan sudah mulai berproses untuk terbiasa, bersiap dengan optimal dan berani untuk memulai tanpa terlalu banyak berpikir “apa kata orang? bagaimana respon orang-orang” Asalkan semua pengetahuan dan SOP yang kulakukan sudah benar, aku harus segera mengeksekusinya, agar aku bisa mendapatkan banyak learnings yang justru itu akan jadi momen yang sangat berharga untukku. Adanya statement ini memperkuat apa yang sudah aku jalankan dan ini yang ingin juga aku bagi ke Ibu-Ibu.

Jadi perlu gimana nih Bu, supaya ga terjebak dengan si “perfectionisme” ini?

1. Belajar Untuk Berani Mencoba
Ga usah terlalu kebanyakan mikir, ketika ingin memulai sesuatu! Terlihat simple tapi ga sesimple itu ya Bu di realitanya hihi. Tapi dengan banyak berlatih melakukan hal ini, lama kelamaan kemampuan Ibu dalam mengukur sesuatu “oke aku jalankan sekarang” itu akan semakin terasah. Kemudian tips lainnya yang tak kalah penting, definisikan sendiri definisi sukses dalam hal yang sedang Ibu coba, jadi Ibu tidak akan terjebak dengan definisi sukses orang lain!

2. Belajar Untuk Menikmati Sebuah Proses
Menikmati proses, jujur bukanlah hal yang mudah tapi perlu kita upayakan. Terlalu fokus dengan tujuan tanpa menikmati proses seperti sayur tanpa garam, hambar. Karena sejatinya kebahagiaan dalam mencapai suatu hal, bukan karena hal tersebut tapi bagaimana proses untuk mencapai hal tersebut yang menjadi kenangan yang punya tempat khusus di hati kita, ya ga sih Bu? Setiap orang punya waktu dan episodenya masing-masing. Yuk mulai untuk lebih banyak melihat progres yang sudah Ibu lalui dan menikmati setiap proses dari hal yang ingin Ibu capai :slight_smile:

Sebagai penutup dari tulisanku, aku ingin tutup dengan kutipan di buku ini juga yakni

“Instead of perfection, focus on your progress.Instead of having something done perfectly, focus on just getting it done. From there, you can edit, build grow and develop it to exactly what your vision is”

Semangat berprogres Ibuu, Because You are Precious :slight_smile:

3 Likes

Nikmati proses, ciptakan progress.
Gitu, ya, Kira-kira, Bu Ridha?