Bu, udah pernah denger istilah digital decluterring belum? Mungkin biasanya kita lakuin decluterring fisik ya seperti beberes barang-barang di rumah : pakaian, mainan, alat masak, dan lainnya.
Tapi pernah nggak sih bu kepikiran untuk melakukan digital decluterring juga? Apakah beberes fisik sudah cukup untuk mengurai kerumitan pikiran ibu?
Apakah ibu sering merasa stress dengan semua notifikasi yang ada di handphone ibu? Apakah ibu juga sering mengeluh penyimpanan yang selalu penuh? Atau ibu merasa waktu yang digunakan untuk bermain handphone terlalu lama?
Rasanya sejak jadi seorang ibu waktu 24 jam itu selalu ngga cukup ya bu? Kalau bisa ditambah, pengen deh sehari jadi 30 jam biar kerjaan rumah bisa cepat kelar. Padahal nih ya bu, suatu pekerjaan terasa menyita waktu, bukan karena banyak atau sulitnya tapi karena distraksinya.
Menurut State of Mobile 2024 Report, Indonesia dinobatkan sebagai peringkat pertama negara paling lama menggunakan HP per harinya. Maka penting bagi ibu menjaga kesehatan mental di era digital ini, salah satunya membiasakan digital decluttering.
Digital decluttering yaitu membersihkan dan mengorganisir semua data dan informasi di perangkat digital yang kita miliki, utamanya seperti komputer dan handphone yang kita gunakan sehari-hari. Hal ini membantu kita menikmati hidup untuk lebih tenang dan teratur.
Bukan hanya sampah fisik yang bikin pemanasan global nih bu, tapi juga sampah digital. Bahkan 83,7 juta pengguna internet di Indonesia menghasilkan 3,7% emisi global. Data-data seperti dokumen, foto, video, dan history penelusuran menghasilkan jejak karbon sekitar 2% dari emisi global.
Sedangkan e-mail biasa menghasilkan 4 gram karbon dioksida dan e-mail dengan lampiran rata-rata menghasilkan 50 gram karbon dioksida dan nonton video online bisa menghasilkan jejak karbon sekitar 1% dari total emisi global.
Hmm… Ga nyangka ya bu? yang kita pikir ngga ada dampaknya menyimpan banyak jejak digital ternyata berpengaruh sama perubahan iklim saat ini juga.
Sebenarnya tidak ada yang salah dari penggunaan perangkat digital, tapi seringnya kita tidak bisa mengkontrol dengan baik sehingga bisa berdampak buruk. Inilah mengapa saat ini isu kesehatan mental terus meningkat, karena saat ini skill menghibur diri sendiri pun semakin sulit dilakukan semua bergantung kepada handphonenya.
Bagaimana cara memulai digital decluttering ini?
Mulailah dari yang paling mudah dan penting dilakukan, tidak harus dilakukan setiap hari. Ibu bisa membaginya berdasarkan prioritas, misalnya satu bulan sekali untuk menghapus pesan yang tidak penting, tiga bulan sekali untuk menghapus aplikasi yang tidak digunakan lagi.
Berikut ini beberapa ceklis yang bisa digunakan untuk memulai digital decluttering :
Sama seperti merapihkan barang-barang yang ada di rumah. Rasanya lega sekali kalau kita berhasil menyingkirkan barang-barang digital yang tidak lagi kita pakai ya bu. Suasana hati juga jadi terasa lebih plong!
Yuk kenali manfaat digital decluterring untuk kesehatan mental ibu
Ternyata banyak banget manfaatnya ya bu untuk jaga kesehatan mental kita. Apa ibu sudah pernah coba lakuin digital decluttering ini bu? Sharing yuk di kolom komentar.
Sumber : Kominfo