Setuju, nggak, sih Bu jika menjadi seorang Ibu memiliki beban tak kasat mata yang membuat kebanyakan wanita lebih merasa tertekan secara sosial?
Banyak sekali label dan stigma di negara kita terhadap peran ‘Ibu’. Seorang Ibu haruslah sempurna: pintar, rajin, gesit, cekatan, baik hati, tidak sombong, bisa mengerjakan 10 hal berbeda dalam satu waktu, kuat, sehat, dan masih buanyak lagi.
Salah satu hal yang juga menjadi bahan kegalauan Ibu-Ibu, khususnya zaman sekarang adalah menjadi seorang Ibu Rumah Tangga atau Ibu Pekerja . Jadi IRT, enaknya bisa membersamai anak setiap waktu dan bisa totalitas mengurus suami. Namun disisi lain, menjadi IRT kudu siap memakai daster bolong, kesepian, dan mengurangi keinginan jajan sesuka hati.
Sementara menjadi seorang Ibu Pekerja bisa menggunakan pakaian rapi, make-up , pakai parfum, dan punya uang jajan sendiri sehingga bisa membantu perekonomian rumah tangga. Tapi, nggak enaknya menjadi Ibu Pekerja adalah harus merelakan waktunya bersama si kecil.
Terus, Gimana Solusinya, Ya?
Saya yakin banget sebagian besar Ibu-Ibu pasti pernah merasakan kegalauan antara mengurus anak dan kegiatan domestik atau membantu suami memajukan perekonomian keluarga melihat biaya hidup dan sekolah yang makin lama semakin wadididaw .
Lalu, sebenernya apa, ya solusi yang tepat bagi seorang Ibu yang ingin terus membersamai anaknya tapi juga bisa berkarya?
Saling Terbuka Terhadap Keadaan dan Keinginan Masing-Masing
Menurut saya pribadi, agak susah untuk menerapkan, ‘yaudahlah, jalanin dulu aja. Nikah dulu aja, rezeki nggak kemana’ di zaman sekarang. Perlu perencanaan yang matang untuk menyusun hidup berumah tangga di masa depan untuk mengurangi konflik peran.
Ada baiknya saling terbuka tentang keadaan ekonomi dan pandangan ke depan masing-masing. Hal ini penting banget, loh untuk ngurangin dilema seorang wanita sesuai dengan judul di atas. Jadi ketika sudah berumah tangga, masing-masing sudah tahu apa yang menjadi prioritasnya.
Support Each Other
Baik menjadi Ibu Rumah Tangga maupun Ibu Bekerja adalah pilihan yang sama-sama baik dan perlu dukungan dari orang sekitar, terutama suami. Jika sepakat menjalankan peran sebagai Ibu Rumah Tangga, maka suami juga harus support finansial dan juga tenaga ekstra biar Ibu tetap bisa waras sambil jajan cilok, hehe.
Begitu pun sebaliknya, menjadi Ibu Pekerja butuh dukungan sekitar untuk memastikan anaknya bersama dengan orang yang tepat saat dirinya bekerja diluar rumah.
Berdaya dan Berkarya dari Rumah
Nah, nah, nah. Poin kedua ini bisa menjadi pilihan bagi Ibu-Ibu yang ingin berdaya dan berkarya namun tetap bisa membersamai anak. Banyak sekali profesi-profesi yang bisa dicoba asal Ibu siap keluar dari zona nyaman untuk terus belajar.
Seperti menjadi affiliator , content creator, freelance writer, data analyst, ataupun yang lagi banyak diminati saat ini yaitu menjadi virtual assistant yang bisa banget menjadi ladang cuan bagi Ibu yang ingin berdaya dari rumah.
Menjadi seorang Ibu Rumah Tangga atau Ibu Bekerja sama-sama hebatnya, kok! Jangan lupa untuk selalu bersyukur dan berterima kasih sama diri sendiri, ya, Bu.
Referensi