Waktu iseng jajan di Solo, di tempat makan sederhana pinggir jalan, ada 1 minuman yang sangat eye-catching dan paling stand out di antara sederet menu minuman lainnya: Es Krampul.
“Wow, sounds catchy ya” pikirku (Yes, I judge a drink by its name. It’s my own kind of weirdness).
Ndak perlu lama-lama, si Es Krampul akhirnya datang juga ke meja. Waktu si mas pegawai nanya “Es Krampul ?”
Aku pun dengan jumawa menjawab “Saya mas”. Ibarat menang penghargaan.
Setelah aku lihat ternyata Es Krampul itu cuma es teh plus gula plus irisan jeruk nipis. Yah. Jebul ngene thok. Ternyata gini doang. Kirain bakal yang menggemparkan gimana gitu.
Usai makan, mulai kuseruput lah si Es Krampul yang biasa aja itu. Makin lama makin berasa kompleksitasnya.
Oh ternyata es teh yang digunakan cukup pekat ya. Lumayan ada pahitnya. Beda dengan lemon tea atau lime tea, irisan jeruk Es Krampul dimasukkan utuh ke gelas, sekulit-kulitnya tanpa diperas. Semoga sebelumnya jeruk nipisnya udah dicuci ya. Tapi seriusan deh, rasa asam dari jeruknya jadi lebih kalem dan ga bikin hidung mengkerut. Cukup tipis, but we know it’s there.
Kulihat lagi gelas isi Es Krampulku. Berhubung aku pesan minumnya dingin, gula pasirnya ga nyatu dong. How classic. Sedikit terkekeh, aku aduk agak brutal. Berharap supaya somehow membantu melarutkan gula pasir di minumanku. Tapi gagal. Yaudah disedot aja, gulanya dikunyah kan bisa.
Krampul dalam bahasa Jawa artinya terapung. Jadi ciri khas Es Krampul adalah irisan jeruk yang mengambang dalam gelas. Ternyata termasuk salah satu Hidangan Istimewa Kere (yup, this is a thing) yang dipercaya bisa mempererat tali persahabatan.
Es Krampul memang sekilas terkesan sederhana. Tapi perlu keahlian untuk bisa dibuat dengan rasa yang pas. Kepekatan teh, takaran irisan jeruk, dan manisnya gula yang harus dikunyah-kunyah dulu. Semua elemen rasa (pahit, asam, manis) punya peran penting dalam segelas Es Krampul.
Sounds a whole lot similar to life, eh ?
*R