From "Resign-Mom" To "Work-at-Home-Mom"

Setiap perempuan pasti pernah dihadapkan beberapa pilihan sulit dalam hidupnya. Salah satunya, harus tetap bekerja atau berhenti dari pekerjaan setelah memiliki anak. Saat itu saya memilih berhenti dari pekerjaan yang hampir empat tahun mengisi hari-hari saya. Siapa sangka keputusan itu akan memberikan perubahan yang besar dalam kehidupan sebagai seorang Ibu.

Masa transisi dari seorang “Resign-Mom” lalu berubah menjadi “Stay-at-Home-Mom” hingga memilih menjadi “Work-at-Home-Mom” tidak mudah. Ada beberapa fase-fase adaptasi yang saya alami seiring dengan pertumbuhan anak.

Fase Anak Usia Newborn
Pada fase ini, saya masih belum merasakan perubahan yang besar dibandingkan dengan pekerjaan sebelumnya, karena pada fase ini saya masih sibuk beradaptasi dan fokus memiliki newborn, sehingga pikiran tentang “Resign-Mom” sedikit teralihkan.

Fase Anak Memasuki Usia 1 Bulan
Saat ini saya sudah mulai beradaptasi dengan rutinitas mengasuh anak. Saya mulai merasa kesepian, merindukan masa-masa bekerja bertemu banyak orang, rindu mengobrol bersama teman-teman, dan rindu berjalan-jalan ke luar tanpa rencana.

Fase Anak Memasuki Usia 2 Bulan-1 Tahun
Di usia ini anak sudah mulai tengkurap, selanjutnya berguling, duduk, merangkak dan mulai berjalan. Pada fase ini kadang memang masih merasa kesepian, tapi teralihkan dengan perasaan senang melihat tumbuh kembang anak setiap bulannya.

Fase Anak Usia Toddler
Di usia toddler ini kesabaran Ibu makin diuji dengan segala tingkah laku anak. Fase di mana perkembangan otak dan fisik anak berkembang pesat, kemampuan fisik, mental dan bahasa berkembang paling aktif. Pada usia ini anak sedang aktif-aktifnya dan seringkali kita kewalahan untuk mengikuti anak. Sesekali kita merasa burn-out dan lelah dengan rutinitas peran kita sebagai Ibu. Timbul perasaan-perasaan yang kurang nyaman, seperti jenuh, merasa kosong, merasa tidak punya waktu untuk diri sendiri, merasa tidak bahagia, merasa tidak disayang, merasa tidak berguna, dan kurang percaya diri.

Apabila Ibu merasakan hal yang sama, itu tandanya “Alarm” untuk Ibu mengambil jeda dan kembali mengenal diri Ibu. Perjalanan mengenal diri sendiri membawa saya ke sebuah tujuan yaitu menjadi “Work-at-Home-Mom”. Kebetulan beberapa hari yang lalu saya mengikuti kelas Ibu Punya Mimpi bersama Ibu @Fathya Kembali Mengenal Diri Setelah Menjadi Ibu.

Beberapa hal yang saya rangkum dari kelas Ibu Fathya yang bisa ibu coba lakukan untuk memulai mengenal diri sendiri.

Quality Time dengan Diri Sendiri
Setelah menjadi Ibu, saya menyadari menyediakan waktu untuk diri sendiri itu penting. Waktu untuk sekedar berdiam diri dan tanya jawab dengan diri sendiri. “Siapa aku? Apa hal yang aku suka? Apa yang sebenarnya ingin aku lakukan? Apakah selama ini aku sudah bahagia?”.

Dalam hal ini mencari waktu untuk diri sendiri terkadang sulit, apalagi dengan kondisi tidak memiliki ART dan suami bekerja full sampai hari Sabtu. Mau tidak mau kadang harus mengorbankan waktu tidur untuk menikmati waktu sendiri.

Proses pengenalan diri membutuhkan waktu yang lama dan banyak latihan. Salah satu cara saya mengenal diri sendiri adalah dengan mencoba banyak hal, lalu menentukan mana yang memang benar saya suka. Ternyata banyak hal yang datang dari kesenangan masa kecil yang sudah lama ditinggalkan karena kesibukan. Setelah menemukan dan melakukan hal yang saya suka, hati saya merasa lebih penuh.

Mengenal Value Diri Ibu
Di kelas Ibu Fathya, dijelaskan value diri adalah nilai-nilai terpenting atau prinsip dalam mengambil keputusan dan untuk menentukan pilihan dalam hidup Ibu.

Dari situ saya sadar bahwa saat memutuskan berhenti dari pekerjaan ternyata itu bukan satu-satunya yang saya inginkan. Saya berpikir mempunyai banyak waktu bersama anak di rumah adalah hal yang saya inginkan, tapi saya tidak menyadari bahwa saya pun ingin mempunyai waktu untuk melakukan hal yang saya suka, salah satunya menjadi seorang Ibupreneur, Ibu yang bisa bekerja di rumah.

Setelah mengetahui apa saja value diri, ternyata kegiatan sehari-hari yang saya lakukan menjadi lebih bermakna karena kita tahu apa tujuan kita melakukannya.

Semoga dengan memulai perjalanan mengenal diri sendiri, memahami value diri, bisa berujung pada perjalanan Ibu yang bermakna, bisa bertumbuh menjadi pribadi yang penuh, utuh dan bahagia :heart:

(Viprilla Andita)

3 Likes