Jadi begini, Bu…
Sejak di diagnosa depresi 3 tahun lalu oleh psikiater, aku terpapar dengan berbagai hal terkait dengan kesehatan mental. ‘Menjaga kewarasan’ buatku bukan hanya sekedar punya me-time untuk jalan-jalan dan nonton drakor. Tapi lebih dari itu, setiap hari aku berjuang untuk nggak kembali lagi ke masa-masa kelam itu.
Kenapa aku bilang berjuang, Bu? Karena buatku ini memang nggak mudah. Padahal, sebenarnya cara menjaga kewarasan itu klise banget. Tapi pada kenyataannya, untuk konsisten melakukannya itu sungguh dibutuhkan kekuatan hati dan kemauan keras ya Bu! Dari perjalanku, ini adalah hal-hal mendasar yang aku lakukan untuk memelihara kesehatan mentalku.
Tidur cukup.
Buatku, ini adalah kunci utamanya. Klise kan? Tapiii… ternyata buatku buatku, tidur 8 jam sehari itu sungguh hal yang harus diperjuangkan. Karena, untuk bisa tidur dengan cukup, aku harus konsisten dengan jadwal tidur anakku juga. Anakku harus tidur dengan teratur agar aku bisa memprediksikan kapan aku bisa mengurus bisnis, kapan aku bisa mengurus rumah, kapan aku bisa bermain dengan anak, kapan aku bersantai dan melakukan apa yang aku inginkan. Hingga sekarang, ini masih jadi tantangan buatku loh Bu. Tidur 7 jam sehari sudah rekor banget buatku. Terberkatilah ibu-ibu yang gampang tidur. Pertahankan ya Bu!
Mengenal diri sendiri dengan lebih baik
Depresi menyadarkanku bahwa aku punya banyak sekali issue dengan diri sendiri. Sejak itu, aku berusaha mengurai pelan-pelan apa saja yang menjadi sumber kegelisahanku. Apa yang membuatku senang. Apa yang membuatku sedih. Klise, tapi sesungguhnya ini sangat nggak mudah loh Bu. Karena ternyata aku harus berhadapan dengan pengalaman pahit masa lalu, pertanyaan-pertanyaan sulit yang mungkin belum ketemu jawabannya dan kenyataan-kenyataan yang nggak mudah buat diterima. Tapi dengan begini, aku jadi belajar sabar menghadapi diri sendiri. Biasanya aku melakukan ini dengan menuliskan perasaanku dalam jurnal. Selain itu aku juga belajar yoga untuk mengenal fisikku.
Bergerak dan berjemur
Dalam tubuh yang sehat, ada jiwa yang kuat. Ini juga klise banget ya Bu. Tapi aku belajar, kalau kepala ini sudah nggak bisa berfikir jernih, aku akan menyuruh badan untuk intervensi! Banyak yang mengeluh tak punya waktu untuk olahraga, tapi ibu hanya harus mengubah persepsi akan olahraga. Aku mengajak anak main lari-larian agak aku bisa sekalian olahraga. Kalau nggak bisa ninggalin rumah? Aku sering dengerin podcast sambil jalan bolak-balik di dalam rumah atau turun naik tangga. Atau, memutar music, pakai headset dan joget-joget di balkon sambil berjemur. Joget bareng Beyonce 3 lagu aja udah bisa bikin keringetan loh Bu! Cobain deh.
Bernafas
Hah! Klise banget ini! Tapi, karena satu hal berkaitan dengan hal lain, aku menemukan bahwa bernafas, jika dilakukan dengan benar, manfaatnya luar biasa Bu! Istilah kerennya: intentional breathing. Bernafas dengan sadar. Ada berbagai macam teknik bernafas. Di apps Daily Yoga yang aku download buat belajar yoga di rumah, ada guided meditation yang mengajarkan berbagai macam cara bernafas. Aku juga pernah ikut kelas dasar Buteyko. Namun yang paling sederhana, aku menemukan bahwa berzikir dengan tenang dan teratur juga punya efek yang mirip dengan teknik bernafas yang pernah kupelajari! Kalau ibu tanya sama suamiku, dia pasti kasih testimony kalau aku sekarang lebih zen, lebih sabar gitu, sejak rajin intentional breathing! Efeknya mujarab, Bu!
Membatasi screen time
Saat ini aku sangat selektif dengan screen time dan apa yang aku konsumsi. Di keluarga kami, ada ‘peraturan’ yang disepakati bersama: kami nggak akan membuka handphone senggaknya satu jam dari bangun tidur. Saat bangun tidur adalah saat kepala paling segar dan harusnya diisi dengan hal-hal baik. Selain itu, aku berusaha mengubah kebiasaan untuk nggak melakukan ‘mindless scrolling’ dengan menginstall apps untuk membaca buku di handphone. Daripada scroll nggak jelas dan tiba-tiba udah setengah jam, mendingan baca satu bab, paling hanya 10 menit!
Semua hal ini kulakukan hampir setiap hari. Sulit nggak? YA IYALAH! Hahaha! Hal-hal klise ini teryata nggak semudah itu dilakukan, Ferguso!
Begitupuuunn… rutinitas melakukan ini nggak datang sekaligus kok Bu. Aku membangun kebiasaan ini selama bertahun-tahun. Sedikit demi sedikit. Sampai tau-tau udah bisa rutin semua dilakukan hampir tiap hari. Banyak jatuh bangunnya juga. Tapi yang penting prosesnya Bu. Hasilnya akan mengikuti.
Saranku, mulai aja dari satu hal kecil dan sederhana. Nggak perlu banyak alasan ini itu. Karena, selamanya alasan selalu ada. Nggak perlu lama-lama asal konsisten aja tiap hari. Misalnya Ibu mau mulai jurnaling. Coba aja sisihkan 5 menit sehari untuk menulis apapun yang di dalam kepala. Jangan lupa pakai timer! Kalau udah 5 menit berhenti aja. Nah, besok begitu lagi. Atau mau mulai dari olahraga? Jogetin aja dulu 3 lagu di sore hari. Atau kalau memang susah, bisa joget sambil sambil cuci piring atau nyetrika loh!
Jadi gimana Bu? Mau joget bareng biar waras? Yuukk… Tarik maaaaaang!
Salam Waras,
Dinda Jouhana
Ibu Punya Mimpi Batch2 dan Founder @Minimons.byDindajou