Healing dengan Menulis

Ibu, sudah tahu belum kalau menulis itu ternyata bisa jadi sarana healing kita loh! Tidak hanya sebagai sarana komunikasi atau edukasi, tapi menulis juga bisa menjadi sarana relaksasi beban psikologis, terutama bagi kita kaum ibu dengan sejuta tanggungan yang ada. Gimana caranya ya?

sumber: https://id.pinterest.com/pin/37295503158320113#imgViewer

Yap Bu, jadi menurut penelitian, menulis jurnal atau curhat harian secara mendalam yang menghubungkan antara narasi yang kita tulis dengan emosi yang kita rasakan berkaitan dengan momen tertentu, dapat membantu kita memahami lebih dalam terkait apa yang kita rasakan, termasuk kekecewaan atau kesedihan yang sedang dialami. Seorang survivor depresi, May Sarton, dalam artikel yang ditulis oleh Kangialosi menyatakan bahwa rasa sakit atau kekecewaan yang kita rasakan, sejatinya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan “fabric of personality” dalam rangkaian kehidupan kita. Bagaimana bisa ya? Dengan menulis, secara langsung ataupun tidak, kita mencoba untuk mencari tahu mengenai apa yang telah terjadi pada kita; menjadikannya sebagai form analisis diri sendiri; dan mencari tahu apa saja yang sudah mempengaruhi diri kita.

sumber: https://id.pinterest.com/pin/4785143348639304/

Pennebaker, yang mendokumentasikan penelitian jangka panjangnya dalam buku berjudul “Opening Up: The Healing Power of Expressing Emotions”, juga membuktikan bahwa menulis dapat menjadi sarana healing. Dalam penelitian ini, tercatat bahwa kelompok objek penelitian yang melakukan aktivitas menulis secara rutin, kunjungannya ke dokter untuk menjalani konsultasi (atau keperluan lainnya yang terkait) mengalami penurunan. Penelitiannya menunjukan bahwa menulis dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan fungsional imunitas. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Mara Bovsun, yang menyimpulkan bahwa menulis dapat meredakan rasa sakit dan gejala dari penyakit kronis seperti asma.

Menulis Dapat Membantu Ibu dengan Hal Ini

Pertanyaan penting selanjutnya, lalu bagaimana caranya menulis dapat menjadi momen healing bagi kita? Ibu dapat menulis sebagai sarana “menyembuhkan” untuk Ibu dengan cara menulis secara bebas, minimal berlangsung selama 20 menit tanpa terjeda. Ibu tidak perlu khawatir dengan tata bahasa, menulislah tanpa memperdulikan ketentuan apapun. Hal yang terpenting untuk dilakukan, adalah Ibu mengaitkan antara peristiwa dan mengalirkan perasaan yang Ibu rasakan terkait peristiwa tersebut. Healing yang dilakukan melalui menulis akan terjadi ketika seseorang mampu mendeskripsikan atau menceritakan tentang dirinya (dalam hal ini melalui menulis), dan membuka dirinya terhadap “kekuatan healing” dari kegiatan menulis tersebut.

Tapi, kadang sulit juga ga sih Bu menuangkan apa yang ingin kita tulis? Bingung harus mulai dari mana ya? Tidak apa-apa Bu, ga perlu khawatir. Ibu hanya perlu menuangkan apa yang ada di pikiran Ibu, dan membiasakan untuk mengalirkan perasaan Ibu melalui tulisan. Seiring waktu, Ibu akan mulai terbiasa untuk menuliskan jurnal harian Ibu dan merasakan manfaat healing dengan menulis. Selamat menikmati prosesnya, Ibu!

Menulis Jurnal Harian untuk Healing sebagai Rutinitas

Kalau sudah tahu manfaat besar dari menulis, apakah Ibu masih malas untuk menulis? Saya pribadi sudah mulai membiasakan menulis jurnal harian untuk mengalirkan perasaan. Dengan rutinitas ini, Ibu dapat mengenal diri Ibu lebih dalam dan “memetakan diri” dalam menyusun perencanaan yang lebih baik. Selain itu, rutinitas menulis untuk healing ini bisa menjadi sarana latihan dalam merangkai bahan tulisan, atau bahan story telling berdasarkan pengalaman yang bisa Ibu bagikan untuk orang sekitar (tentunya dengan filter hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dibagikan pada pembaca ya, Bu).

REFERENSI

Cangialosi, Karen. 2002. Healing Through the Written Word: The Permanente Journal