Nggak hanya beras, bisa juga Ibu menentukan harga gula bahkan harga sekolah anak-anak di masa depan loh! Caranya bagaimana? Satu-satunya cara yang bisa ditempuh adalah dengan berpolitik. Eittss, jangan kabur dulu ya, Bu.
Sering kali jika mendengar istilah politik adalah hal yang serius dan jauh. Justru kurang tepat loh Bu, Ibu berdiskusi dan negosiasi dengan suami saja sudah bagian dari aktivitas komunikasi politik.
Politik bukan melulu masalah Parpol, legistalif, atau pemerintahan, melainkan cara pemahaman kita terhadap suatu tujuan bersama, dan bagaimana mencapainya. Menurut teori klasik Aristoteles, politik adalah suatu usaha yang dilakukan oleh warga guna mewujudkan kebaikan bersama. Dalam lingkup terkecil, warga bisa diartikan anggota keluarga kita ya, Bu. Jadi ya sedekat itu kita dengan politik.
Lalu bagaimana politik ini dikenalkan kepada anak-anak? Dan apakah penting?
Berpolitik bisa dilakukan dalam keseharian, Bu, sesederhana membangun budaya demokrasi dalam keluarga. Sebagai contoh artis Maudy Ayunda, ia salah satu contoh produk dari keluarga demokrasi. Dalam salah satu podcast, Ibunya mengatakan ia selalu membuka ruang diskusi dengan anak-anaknya sejak mereka kecil.
Sumber foto: detik.com
Lalu apa saja yang bisa dilakukan untuk membangun demokrasi dalam keluarga?
- Menanyakan pendapat dan diskusi
Sekadar menanyakan,”Mau makan apa?”, “Kenapa mau bakso?” dsb bisa memancing diskusi. - Pembagian tugas.
Memberikan tugas anak bisa mengajarkan bahwa setiap individu memiliki peran masing-masing. Misal anak bertugas merapikan tempat tidur, sedangkan Ibu memasak. - Tidak gengsi mengutarakan perasaan kepada anak
Menjadikan anak sebagai tempat curhat juga boleh loh Bu. Kita bisa mengutarakan perasaan kita ketika sedih, marah, dan bahagia. Harapannya, anak terbiasa mengutarakan perasaannya. - Mengajarkan tentang goal
Secara berkala Ibu bertanya apakah anak punya goal tertentu. Dan apa saja yang bisa dilakukan anak-anak untuk mencapai goal-nya. Bisa juga ditulis/digambar lalu ditempelkan di meja belajarnya. - Membahas kejadian sosial-politik dengan santai
Berita tentang demontrasi, kelaparan, atau pariwisata, bisa jadi jembatan kita untuk berdiskusi kebih dalam. Kenalkan lebih dalam tentang apa saja latar belakang sebuah kejadian, dan bagaimana kira-kira solusinya. - Menghargai perbedaan pendapat
Apabila lima hal di atas sudah dilakukan, jangan heran jika dalam praktiknya akan banyak perbedaan pendapat. Kita harus siap menghadapinya dengan sikap bijak.
Membangun iklim demokratis dalam keluarga mengajarkan berlatih berpikir kritis pada anak-anak loh Bu.
Selain itu, membangun keluarga yang demokratis berpengaruh pada sikap politik anak-anak di masa depan loh. Jika anak kita sekarang 7 tahun, artinya 10 tahun lagi mereka memiliki hak pilih dan menentukan masa depan bangsa. Jika mereka sudah terbiasa dengan critical thinking-nya maka kita sebagai orangtua tidak hanya menyelamatkan anak kita namun juga menyelamatkan bangsa kita ke arah yang lebih baik.
Dan jika kondisi bangsa kita lebih baik, maka kondisi ekonomi negara kitapun akan membaik¬–daya beli membaik, sekolah gratis, harga beras, minyak terkontrol. Bukan tak mungkin kondisi itu merupakan efek parenting kita yang demokratis saat ini. Sungguh efek domino yang membagongkan kan, Bu?
Sumber referensi: