Perkenalkan nama saya ibu Dian. Saya seorang ibu dari seorang anak laki-laki yang sangat aktif Bernama Hanif. Saya seorang ibu rumah tangga biasa. Sebenarnya sebelum menikah saya seorang Wanita karir yang mandiri. Saya rela ditempatkan dimana saja saat bekerja dulu bahkan diluar pulau jawa. Tapi saya jalani dengan ikhlas mengingat saat itu saya bekerja di perusahaan impian saya. Setelah menikahpun saya masih bekerja jauh dari suami. Karena suami bekerja di Jakarta dan saya di Lampung. Kami menjalani hubungan LDM seperti pasangan pasutri kebanyakan. Terus kapan kami bertemu? Ya jika long weekend aja dan itupun bisa sebulan sekali. Setelah beberapa lama saya berfikir untuk keluar dari kantor saya. Namun tidak serta merta saya keluar begitu saja, saya seorang yang optimis jika sampai saat saya keluar saya bisa mendapat pekerjaan di Jakarta. Namun hingga keluar pun pekerjaan di Jakarta belum kunjung dapat hingga sekarang. Saya yang awalnya optimis ya mungkin belum rezeki dan menunggu anak pertama berumur 2 tahunan mungkin ada baiknya saya cuti dari karir sambil melamar kesana-kemari. Namun tetap saya tidak ada panggilan. Hingga menginjak tahun ke 3 setelah saya resign yang awalnya saya seorang yang optimistis jadi pesimistis. Saya tahu HR mana yang mau menerima saya yang sudah cuti 3 tahun meskipun dalam masa cuti itu saya masih sempat mengikuti kursus disana-sini. Saya merasa sangat sulit sekali mengejar karir yang saya dambakan. Ditambah saat pandemic datang banyak yang saya pikirkan dan banyak hal yang terjadi di keluarga saya. Semangat saya untuk melamar lagi Kembali menggebu. Namun di sisi lain, saya begitu sayang dengan keluarga. Mengingat saya menjalani semua hingga sekarang hanya bertiga. Suka, duka, senang dan sedih hanya bertiga. Bertapa serunya mengasuh bayi 2 bulan sendirian di sebuah kontrakan sederhana hanya dengan suami. Hingga pelan-pelan kami bisa memiliki rumah kecil yang cukup untuk bertiga. Mengingat itu semua tidak mungkin saya tidak bersyukur. Saat pandemi pun ketika badai phk datang menghantam keluarga kami. Saya tidak bisa apa-apa selain berdoa. Alhamdulillah Allah swt masih sayang dengan keluarga kami hingga badai itu segera berganti dengan hari yang cerah.
Mengapa saya membahas mengenai mengejar karir atau keluarga? Pasti semua ibu-ibu yang sebelumnya Wanita karir dan memilih menjadi ibu rumah tangga pasti tahu betapa beratnya pilihan ini. Betapa besarnya kita harus mengikhlaskan semua kenyamanan kita ketika masih bekerja dibanding hidup benar-benar hanya mengandalkan suami. Mungkin beberapa ibu yang masih bekerja juga sama beratnya harus mengikhlasnya buah hati diasuh orang lain. Kita sama-sama harus ikhlas dan kuat tidak ada yang sempurna di dunia ini. Kita yang di rumah tahu betul beratnya bekerja ditambah pulangnya kadang masih mengurus rumah. Yang di kantor juga tahu betul mengurus rumah, mengasuh anak sendiri, dan banyak kegiatan yang monoton pasti membosankan. Jadi kita harus sama-sama mendukung dan tidak julid ya.
Meskipun saya masih bermimpi ingin bekerja kembali entah bekerja formal atau buat usaha di rumah. Namun karena saat ini saya masih mengandung anak kedua mungkin akan focus ketika sudah melahirkan nanti. Meskipun jalan yang saya pilih mungkin sulit saya tahu semua akan datang pada waktu yang tepat. Saya yakin sekali rezeki yang saya minta mungkin saja tidak langsung datang kepada saya mungkin bisa datang melalui suami saya, anak saya , mungkin bisa sekarang atau nanti di masa depan. Yang penting tetap berusaha, dan berprasangka baik kepada Allah swt sang maha pemberi rezeki.
Tetap semangat Ibu… Tetap searching peluang:)
Suka dg tulisan MbakDi, dari awal sampai akhir. Semangat
Haiii Ibu Dian, ketemu lagiii… Iyes buu nikmati sama keluarga dulu apalagi lagi mau kedatangan bayi, semoga sehat sehat yah.
Memang menjadi Ibu itu kaya musiman, sekarang lagi musimnya bener-bener fokus sama keluarga, nanti ada musimnya ketika comeback, lalu ada lagi musimnya slow down. Ibu yang pilih, tanya lagi prioritas terbaik apa, kalau aku berhubung anak sudah umur 7 tahun jadi mulai musim comeback hehehe.
Jangan khawatir dengan hiatus 3 tahun, alhamdulillah setelah 7 tahunpun aku bisa comeback. Terus berkarya yang Ibu bisa, seperti salah satunya dengan menulis. Bisa jadi malah dapet tugas freelancer yang fleksible di rumah tapi kerja juga. Terus berusaha dan berdoa yah bu, yang penting kamu sehat lahir batin, so does your family *peluuk
Halo bu…Salam kenal…saya Afina…
Senang sekali ibu bisa cerita seperti ini
Jadi mengingatkanku juga
Aku juga resign dan kembali ke keluarga
Sekarang lagi proses tahapan comeback salah satunya mau ikut program comeback di IPM
Bismillah ya bu
KIta semua terus berjuang memberikan yang terbaik untuk keluarga, diri, dan lingkungan
Semangat Bu!
semangat juga untuk bu Fina
terimakasih atas semangatnya bu Febi