Ingin Anak Jadi Lebih Mandiri? Yuk Ajari Independent Play

Sebagai ibu rumah tangga yang ingin memulai karir kembali, butuh waktu untuk bisa fokus sejenak pada rencana yang sudah disusun sedemikian rupa. Segala lika-liku drama dalam pengasuhan anak menjadi kendala tersendiri bagi ibu yang ingin kembali bekerja. Contohnya anak yang cenderung manja dan tidak bisa diajak kerja sama. Mau ke kamar mandi gelendotan di kaki, mau jemur cucian minta gendong. Jangankan mau me time, ngerjain kesibukan lain di luar domestik aja ga sempat. Bikin frustasi kan jadinya.
Lalu, bagaimana caranya agar anak bisa mandiri? Salah satunya dengan mengajarkan anak independent play.

Independent play merupakan segala aktivitas yang disukai dan dipilih sendiri oleh anak tanpa bantuan orang tua atau orang lain. Ibu bisa memberikan waktu untuk anak melakukan independent play dalam ruangan atau area yang aman. Meskipun anak beraktivitas sendiri, ibu bisa menempatkan anak dalam jarak yang aman dan tetap dalam jangkauan pengawasan.

Independent play bisa diartikan dengan bermain sendiri, bebas dan tidak terstruktur. Memberikan kesempatan anak untuk bermain sendiri bisa menjadi solusi agar anak dapat mandiri. Anak belajar mamahami bahwa dia bebas bereksplorasi tanpa harus mengikuti instruksi. Selain itu, banyak manfaat yang bisa didapatkan melalui independent play loh.

Nah, bagaimana untuk memulainya? Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan ibu untuk melatih anak bermain secara mandiri.

1. Menciptakan rutinitas khusus.

Sisipkan waktu dalam sehari untuk mempererat ikatan antara anak dan ibu yang membuat anak merasa aman. Rasa aman pada anak bisa dilakukan dengan melakukan aktivitas sederhana bersama misalnya dengan membaca buku, menyanyi sambil menari, atau menyiram bunga setiap sore. Pastikan kita melakukannya dengan hadir secara utuh untuk anak.

2. Mulai bermain dengan durasi waktu pendek

Ketika memulai independent play, sebaiknya atur waktu dengan durasi pendek terlebih dahulu.Coba pasang alarm 10-15 menit dalam beberapa hari. Katakan pada anak bahwa ibu akan melakukan pekerjaan rumah, dan akan menemaninya lagi ketika sudah selesai. Ketika alarm berbunyi, hampiri dan apresiasi anak atas keberhasilannya. Jika anak merasa nyaman dengan permainannya setelah masa uji coba, ibu bisa memperpanjang durasi waktu lebih lama menjadi 20-30 menit.

3. Berikan mainan Open-Ended Toys

Open-ended toys adalah mainan yang bisa dimainkan dengan berbagai cara. Contoh mainan open-ended toys adalah lego, balok kayu, figurine, vehicles, rainbow blocks. Setelah anak terbiasa untuk bermain open-ended toys, berikan permainan close-ended toys. Close-ended toys memiliki tujuan tertentu dan cara yang khusus untuk menggunakannya. Beberapa contoh dari permainan ini adalah puzzle, menempel stiker, knobbed cylinders.

4. Jangan berikan interupsi

Ketika melihat bahwa anak sudah nyaman bermain sendiri. Jangan diganggu ya, Bu. Daripada berkomentar, cukup tunggu saja sampai anak selesai bermain. Kalau ibu sibuk komen ini dan itu, konsentrasi anak akan terganggu.

Melalui independent play, Ibu bisa memiliki waktu khusus untuk melakukan aktivitas yang ibu mau. Walaupun dalam waktu yang singkat, tapi percayalah bahwa hal ini sangat bermanfaat bagi ibu dan tentu saja bagi anak. Semakin hari, anak akan belajar bahwa ibu tidak selalu bisa menemani mereka bermain. Seorang ibu juga harus memiliki waktu tersendiri untuk beraktualisasi. Yuk bu, mulai ajarkan anak independent play. Anak jadi mandiri, ibu jadi happy.

2 Likes