“What I want is for the humans and the forest to live in peace! And I’m not afraid to die.”
-Princess Mononoke. Disutradarai oleh Hayao Miyazaki, Studio Ghibli, 1997.-
Literasi iklim agaknya masih menjadi topik yang dianggap berat untuk dibahas dalam masyarakat. Padahal dengan kondisi perubahan iklim yang kian nyata, literasi iklim menjadi bekal penting bagi setiap keluarga. Literasi iklim tidak hanya berbicara tentang pemanasan global atau perubahan cuaca ekstrem. Literasi iklim adalah tentang bagaimana kita memahami hubungan antara manusia dan alam, serta apa yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga bumi agar tetap lestari.
Tentunya, pembahasan tentang krisis iklim tidak hanya milik para ilmuwan dan aktivis saja. Para ibu di rumah pun memiliki peran penting untuk menumbuhkan literasi iklim dalam keluarga. Dengan literasi iklim dalam keluarga, anak jadi belajar mencintai dan menjaga lingkungan sejak dini, keluarga dapat mengambil keputusan yang lebih bijak dan ramah lingkungan, serta dapat menumbuhkan budaya rumah tangga yang lebih sadar akan dampak dari setiap tindakan terhadap lingkungan.
Lalu bagaimana caranya agar pembahasan tentang literasi iklim tidak terasa berat dan tetap terasa menyenangkan bagi ibu dan keluarga? Salah satu inspirasinya adalah lewat film animasi yang digarap oleh Studio Ghibli.
Studio Ghibli dan Karya yang Sarat Makna untuk Menjaga Keseimbangan Lingkungan
Studio Ghibli adalah rumah produksi animasi asal Jepang yang dikenal dengan film-film yang tidak hanya indah secara visual tetapi juga sarat makna. Studio Ghibli secara konsisten menyoroti isu-isu yang berkaitan erat dengan eksploitasi sumber daya alam, pentingnya menjaga keseimbangan alam, dan dampak negatif dari tindakan manusia terhadap lingkungan. Tak mengherankan jika film animasi Ghibli dapat menjadi sebuah media yang menyenangkan untuk menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya literasi iklim dalam keluarga.
Beberapa film garapan Studio Ghibli yang bisa menjadi jembatan edukasi untuk menumbuhkan literasi iklim untuk keluarga antara lain:
1. Nausicaa of the Valey of the Wind (1984).
Berkisah tentang tokoh utama bernama Nausicaa, seorang putri yang pemberani dan pencinta alam. Dengan sifat cinta kasihnya terhadap alam semesta, ia berjuang untuk menyadarkan manusia akan pentingnya menghormati alam dan menjaga keseimbangan ekosistem hutan yang tercemar oleh racun dan ketidakharmonisan antara manusia dengan alam. Disebut sebagai karya pertama dari Studio Ghibli, film ini sarat dengan pesan untuk turut aktif menjaga alam, menemukan solusi yang harmonis, dan menghormati kehidupan.
2. My Neighbor Totoro (1988)
Totoro adalah mahkluk penunggu hutan bertubuh besar dan baik hati yang berteman dengan kakak beradik Satsuki dan Mei yang tinggal di desa. Lewat film ini kita disuguhi cerita dan visual yang indah, di mana alam dan manusia dapat hidup berdampingan secara harmonis ketika manusia menjaga keseimbangan lingkungan dan saling merawat kehidupan.
3. Pom Poko (1994)
Pom Poko bercerita tentang keluarga rakun yang berjuang untuk menyelamatkan rumah mereka dari kehancuran habitat akibat ulah manusia. Semakin hari, rumah keluarga rakun semakin tergusur, sehingga para rakun pun terpaksa beradaptasi dengan kehidupan manusia. Mereka hidup dan bekerja layaknya manusia. Rakun-rakun yang tidak mampu beradaptasi dengan kehidupan manusia terpaksa hidup dan berkeliaran di jalanan sebagai akibat dari rusaknya habitat mereka. Selain menumbuhkan kesadaran tentang bahaya dari eksploitasi alam, Pom Poko juga mengecam kapitalisme yang menjadi awal mula timbulnya keserakahan manusia sehingga menyebabkan kerusakan alam yang merenggut tempat tinggal para makhluk yang hidup di dalamnya.
4. Princess Mononoke (1997)
Princess Mononoke adalah kisah tentang hubungan saling ketergantungan antara manusia, alam, dan makhluk hidup lainnya. Ambisi manusia untuk menguasai alam dan hutan memicu terjadinya konflik dan perang antara manusia dan makhluk hidup lainnya, hingga mengakibatkan kerusakan ekosistem hutan. Tokoh Ashitaka dan Princess Mononoke hadir untuk meredakan konflik tersebut. Dengan empati dan kebijaksanaan yang dimiliknya, mereka berjuang agar keseimbangan dan perdamaian antara manusia, alam semesta, dan mahkluk lainnya kembali tercipta.
5. The Boy and the Heron (2023)
Karya terbaru dari Studio Ghibli ini berfokus pada perjalanan emosional seorang anak bernama Mahito. Di tengah kecamuk peperangan, ia harus bergulat dengan kesedihan akibat kehilangan ibunya. Dalam perjalanannya menghadapi rasa kehilangan dan frustasi karena kehidupan yang tiba-tiba berubah, ia menemukan menara tua yang ternyata merupakan gerbang ke dunia paralel. Duniai paralel tersebut ternyata diciptakan oleh buyut Mahito sendiri untuk tujuan hidup yang lebih damai dan bebas dari peperangan. Dipandu oleh seekor burung cangak, Mahito menjelajahi dunia paralel tersebut dan menemukan jawaban dari berbagai pertanyaan dalam hidupnya. Di dunia paralel tersebut juga digambarkan bagaimana akibatnya jika manusia gagal menjaga keseimbangan alam. Makhluk penghuni alam semesta akan kehilangan rumahnya dan ekosistem alam akan terganggu.
Literasi Iklim dari Animasi Studio Ghibli
Tema-tema tentang eksploitasi sumber daya alam, pentingnya menjaga keseimbangan alam, dan dampak negatif dari tindakan manusia terhadap lingkungan yang cukup tersurat dalam film-film Ghibli, dapat memancing diskusi yang lebih jauh tentang isu perubahan iklim. Sebagai ibu, kita bisa memanfaatkan momen menonton bersama keluarga untuk mengajak diskusi ringan seputar tema lingkungan. Beberapa ide yang bisa dicoba untuk edukasi literasi iklim bersama keluarga antara lain:
- Diskusi setelah menonton: Tanyakan pada anak, apa yang mereka rasakan setelah menonton film. Hal apa yang mereka pelajari tentang alam, apa saja dampak kerusakan lingkungan terhadap perubahan iklim, dan bagaimana kita dapat menjaga lingkungan dari rumah.
- Membuat aktivitas lanjutan sebagai bentuk edukasi konkret: Membuat kerajinan dari barang bekas yang terinspirasi dari karakter Ghibli, menanam pohon di pekarangan rumah, atau memilah sampah dari rumah dapat menjadi aktivitas menyenangkan yang dapat dilakukan bersama keluarga.
- Membaca bersama: Cari buku anak yang bertema serupa dengan pesan untuk menjaga lingkungan seperti dalam film Ghibli, agar pemahaman anak tentang pentingnya menjaga alam dan menyelamatkan lingkungan dari perubahan iklim lebih luas dan dalam.
- Ikut serta dalam komunitas yang bergerak dalam bidang lingkungan: Sebagai penggerak dalam keluarga, ibu juga bisa bergabung dengan komunitas-komunitas yang berperan dalam peningkatan literasi iklim, seperti misalnya Komunitas BBB (Buibu Baca Buku) Book Club yang berfokus pada peningkatan literasi ibu agar lebih berdaya lewat aktivitas membaca. Saat ini mereka juga berupaya untuk menumbuhkan literasi iklim keluarga dengan berkolaborasi bersama penulis dan penerbit buku anak untuk edukasi tentang perubahan iklim dengan target pembaca dini. Ibu juga bisa mengunjungi tautan website ini untuk mendapatkan lebih banyak informasi terkait Komunitas BBB Book Club.
Menumbuhkan literasi iklim tidak harus selalu dengan cara yang serius dan berat. Melalui media yang disukai anak dan dapat dinikmati oleh seluruh keluarga seperti film animasi Ghibli, kita bisa menanamkan nilai-nilai cinta lingkungan dengan cara yang menyenangkan. Studio Ghibli memberikan banyak inspirasi tentang harmoni antara manusia dan alam, yang bisa menjadi langkah awal untuk membangun keluarga yang sadar iklim.
Sudahkah Ibu ambil bagian untuk menciptakan generasi yang sadar iklim dalam keluarga? Yuk, mulai dari sekarang!