Hai, Ibupreneur! Di artikel kali ini, aku mau mereview Opening Ceremony dari Festival Mimpi Ibu kemarin yang diisi oleh Ibu Yohana Habsari (Founder Indonesia Baby Wearer) dan Ibu Marisa Paramita (CEO & Co-Founder Ibu Punya Mimpi) tentang “Membangun Narasi Ibu untuk Ibu”.
Sebenarnya, narasi seperti apa sih yang perlu kita bangun? Jadi, Ibu Marisa membuat sistem yang bernama OKR dimana ada narasi yang dibuat dari setiap “topi”. Contohnya seperti apa sih? Misalnya;
- Sebagai ibu, ingin jadi ibu yang selalu ada;
- Bermain secara fokus satu jam setiap hari
-Di hari weekend penggunaan device hanya 2 jam
-
Sebagai CEO dari bisnis yang berkomitmen;
-Rajin posting di instagram 1 kali per hari
-Menjual 20 paket lebaran -
Sebagai Istri yang menyenangkan;
-Memasak makanan suami minimal 3 kali seminggu
-Mengalokasikan waktu 1 jam untuk mendengarkan suami bercerita setiap harinya -
Sebagai Yogi/Zumba Addict;
-Latihan yoga 3 kali seminggu
-Berhasil Inversion di 3 bulan mendatang
5.Sebagai Diri yang selalu mau belajar;
-Membaca buku 20 halaman setiap hari
-Bergabung dalam komunitas positif
Nah, lain ceritanya dengan Ibu Yohana. Beliau menceritakan bahwa awal mula membangun bisnis ternyata karena ingin membangun narasi diri yang positif agar dilihat lebih oleh pasangannya. Dulu, beliau mengaku bahwa keinginannya sering kali tidak didengar oleh pasangan. Maka, beliau mertekad harus memiliki usahanya sendiri agar bisa menjadi sosok yang lebih kuat. Berawal dari motivasi ingin memilih toping martabak (karena selama ini selalu memilih berdasarkan selera suami), beliau akhirnya mendirikan Komunitas Indonesia baby Wearers dan sukses menjadi pembicara di berbagai event. Dari situlah suami mulai melihat Ibu Yohana sebagai sosok yang lebih.
Hal lain yang memotivasi Ibu Yohana adalah beliau ingin menjadi sosok yang menginspirasi anak-anaknya. Beliau melihat sosok suaminya adalah karyawan yang bekerja dari pagi hingga sore di hari weekdays. Maka menurutnya, tidak ada sosok yang bisa mengajarkan mengenai sebuah profesi kepada anak-anaknya. Jadi, beliau lah yang harus memberikan sosok itu. Beliau memutuskan untuk menjadi ibupreneur karena menurutnya, anak akan melihat sendiri bagaimana proses membangun usaha dan kerja keras. Dan ternyata si anak pun senang dan terkadang ikut membantu dalam menjalankan usahanya.
Jadi, untuk para Ibu yang akan memulai atau sedang menjalankan bisnisnya, jangan putus asa dan tetap bersemangat yaa… Ada banyak alasan untuk kita membangun narasi positif terkait peran kita sebagai Ibu maupun Ibupreneur