Jika Ibu Rumah Tangga kembali Bekerja

Setelah mempunyai anak, wanita rata-rata memutuskan untuk menetap di rumah demi membersamai anak ketika suami mencari nafkah. Dan ketika anak-anak mulai mandiri, sebagian dari mereka ingin mulai kembali bekerja. Tapi ternyata, ada banyak hal yang membuatnya takut.

“Siapa yang akan menjaga anakku di rumah?”
“Aku udah umur segini. Apa mungkin mulai kerja lagi?”
“Kalau mulai kerja, harus dari mana?”
“Apakah aku bisa membagi waktu dengan baik?”
“Bagaimana dengan gaji? Kalau kecil, bukannya lebih baik aku di rumah aja?”
“Susah ga sih mulai kerja sendirian? Kayaknya aku ga bisa apa-apa.”

Dan banyak kekhawatiran lainnya.

Padahal, bermimpi dan mulai bekerja lagi adalah hak semua individu. Walau, ada beberapa hal yang harus ibu perhatikan sebelum menginjakkan kaki di dunia kerja.

1. Strong Why
Perjalanan ibu menginjakkan kaki di dunia kerja tidaklah mudah. Ada banyak sekali rintangan yang menghadang. Bukan tidak mungkin ibu mengalami beberapa kali kegagalan.

Dengan kembali mengingat alasan ibu ketika memulai langkah pertama, harapannya ibu tidak akan putus asa. Terus berjuang dan maju sampai tujuan berhasil dicapai.

Jangan lupa untuk membuat goal yang realistis. Pecahkanlah tujuan akhir ibu menjadi pencapaian mingguan, bulanan, dan harian. Trik ini akan memudahkan ibu untuk mengetahui progress ibu dan mengevaluasinya jika ada kekurangan.

2. Time Management

Ketika berada di rumah, mungkin ibu pernah merasa bahwa waktu 1x24 jam tidaklah cukup. Tapi ketika ibu memutuskan untuk bekerja, tanggung jawab ibu bertambah. Dan tentunya ibu membutuhkan waktu lebih banyak.

Karenanya, ibu harus menentukan prioritas ibu dan mendelegasikan pekerjaan lainnya. Bisa kan, Bu?

3. Support System

Peran support system amat besar. Kaberadaan mereka membuat ibu memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada pekerjaan ibu. Support system juga bisa membantu ibu dalam mengurus rumah dan membersamai anak. Tidak hanya itu, mereka juga yang senantiasa mendorong ibu untuk maju serta menjadi tempat ibu berkeluh kesah ketika menghadapi tantangan dan tekanan dalam pekerjaan.

4. Tidak Membatasi Diri

Ibu bisa mulai bekerja dengan mendalami hal yang ibu suka. Mulai melengkapi portofolio dengan memperbanyak pengalaman serta mengikuti kelas untuk upgrade skill ibu.

Namun tidak ada salahnya jika ibu mencoba hal baru. Saat ini, ada banyak sekali jenis pekerjaan. Ibu bisa menantang diri ibu untuk mencicipi satu atau dua pekerjaan. Siapa tahu, pekerjaan-pekerjaan tersebut membuat ibu nyaman dan terus berkembang.

Di IPM ada program Jika Ibu Menjadi (JIM). Di JIM, ibu akan mendapatkan kesempatan role play dan merasakan bekerja di bidang terkait. Ibu juga berkesempatan bertanya dengan narasumber yang bekerja di bidang itu.

5. Mengikuti Komunitas

Memulai sendiri memang tidak mudah, ya Bu. Ada saja perasaan yang membuat ibu ciut.

Jika takut melangkah sendiri, ibu bisa mulai ikut komunitas. Sekarang, menemukan komunitas dan bergabung di dalamnya sangatlah mudah. Ibu bisa memilih yang sesuai dengan passion ibu.

Ada banyak sekali yang bisa ibu dapatkan ketika bergabung dengan komunitas. Salah satunya adalah dukungan moril. Selain itu, ibu juga bisa mendapatkan berbagai macam info terkait minat ibu dan tentu saja networking dengan orang-orang yang memiliki ketertarikan yang sama.

.
.
Bagaimana Bu? Setelah membaca kiat-kiat di atas, apakah comeback terasa lebih mudah? Masih sulit kah? Mungkin, ibu belum menemukan poin pertama. Hal paling krusial yang dibutuhkan saat ingin keluar dari zona nyaman.

Semua kiat di atas, dirangkum secara apik pada gambar di bawah ini.

Semangat ya, Bu! Tidak ada hal yang mudah. Namun jika sudah mengambil first step dan menemukan ritmenya, langkah ibu akan terasa lebih ringan. Tidak perlu khawatir tentang waktu yang ibu butuhkan untuk berkembang. Karena sejatinya, setiap individu memiliki kecepatannya masing-masing.

4 Likes