Managemen Diri vs Managemen Waktu, Bagaimana Kaitan Keduanya?

Halo Ibupreneur, bagaimana kabarnya?

Menjalankan peran sebagai Ibu dan juga sebagai enterpreneur dalam satu waktu, tak dapat dipungkiri hal ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Terlebih bagi Ibupreneur yang di rumahnya tidak ada asisten rumah tangga atau support system lain (orang tua atau suami yang kerja di luar rumah) tentunya akan menjadi hal yang menantang.

Dari pengalaman pribadi, sebelum saya menjadi full time mommy. Saya merupakan pribadi yang mudah untuk mengatur waktu. Cukup mudah bagi saya dalam membuat jadwal harian dan Alhamdulillah setiap harinya nyaris 100% to do list yang dikerjakan selesai dikerjakan dengan baik

Namun kondisinya berbeda ketika sekarang dihadapkan dengan peran sebagai Ibu dari anak balita yang full di rumah tanpa asisten rumah tangga, saya mengalami kesulitan dalam membuat jadwal harian seperti dulu. Sering saya coba untuk merutinkannya kembali, namun saya seringkali membuat keadaan ini menjadi pemicu stres dan menurunkan tingkat kepercayaan diri saya, dihadapkan pada perasaan bersalah karena tidak bisa mengatur waktu dengan baik seperti dulu sebelum ada anak.

Tentu hal di atas yang saya lakukan adalah hal yang keliru, karena menginginkan keadaannya sama dengan kondisi yang berbeda adalah hal yang mustahil. Hal yang perlu saya lakukan adalah beradaptasi dengan cepat dan sungguh-sungguh atas kondisi ini.

Dimulai dengan meluruskan niat, memperkuat WHY dari setiap yang saya lakukan, dan berupaya kuat untuk memanaje diri. Mengapa memanaje diri?

Karena ternyata akan lebih mudah mengatur waktu dikala manajemen dirinya baik. Minimal mampu memanaje diri dalam tiga hal berikut:

  1. Memanaje Diri untuk Memiliki Growth Mindset
    Dikutip dari https://glints.com/id/lowongan/perbedaan-growth-mindset-dan-fixed-
    mindset/#.YJB_xbUzbIU

    “Pemilik growth mindset biasanya berpikir bahwa kecerdasan atau bakat hanyalah titik permulaan. Mereka tidak mau bergantung hanya dari bakat yang dimilikinya saja.Selalu belajar dan bekerja keras adalah hal yang wajib dilakukan untuk mendapatkan suatu keterampilan yang akan mengantarkannya pada kesuksesan”

    Dengan memiliki growth mindset ini menjadikan Ibupreneur selalu berupaya untuk optimis dalam mencapai sesuatu. Tidak ada kata “tidak bisa” yang tertanam dalam diri Ibu “saya bisa, saya akan belajar untuk menuju kesana”. Ibupreneur akan fokus pada solusi apa yang bisa saya lakukan, bukan lagi terfokus dan meratapi masalah yang dihadapi.

  2. Memanaje Emosi Diri

    Tak dapat dipungkiri jika suasana hati akan sangat bergantung pada apa yang akan dilakukan selanjutnya. Apa ini berarti ibupreneur tidak boleh sedih atau marah, tentu tidak. Rasa sedih, marah, kesal dan perasaan lainnya adalah hal yang wajar dirasakan oleh manusia, yang salah adalah ketika terlalu lama dengan perasaan tersebut sehingga membuat ibupreneur tidak maksimal dalam memberdayakan dirinya. Maka, yuk kelola emosi Ibupreneur dengan baik!

  3. Memanaje Respon atas Setiap Kejadian

    Hasil atau kejadian apa yang terjadi, adalah hal yang tidak bisa diatur oleh manusia. Hal yang bisa diatur adalah respon kita atas setiap kejadian. Respon yang kita berikan atas setiap kejadian akan menjadi gerbang utama kualitas kehidupan selanjutnya.

Maka ketika Ibupreneur ingin memiliki kemampuan mengelola waktu dengan baik, maka mulailah belajar untuk mengelola diri terlebih dahulu. Karena dengan mengelola diri, Ibupreneur tidak akan diatur oleh waktu tapi Ibuprenuer lah yang mengatur waktu

Selamat belajar dan semoga bermanfaat

2 Likes