Bagi manusia yang lemah dan bodoh… ya, seperti saya ini bu contohnya, kegiatan membaca sangatlah penting untuk bertahan hidup.
Kenapa? Berikut saya jelaskan.
1. Membantu Otak Lebih “Gercep” Dalam Mencari Ide
Pengalaman hidup kita, meskipun tampaknya tidak relevan pada saat ini, memiliki cara untuk terhubung dan memberikan makna di masa depan. Steve Jobs membahas ini dalam pidatonya di Stanford University tahun 2005, sebagai konsep “Connecting The Dots”.
Orang bodoh macam saya, seringkali terjebak dalam ketidakberdayaan dan stigma negatif “ngga punya otak”.
Padahal faktanya, semua orang terlahir bodoh dan PUNYA otak, namun tak semua orang berdaya dalam mencari ide.
Masalahnya mungkin ada pada dots (titik) di otak, yang dimaksud Steve Jobs ini.
Jika dots yang kita miliki sedikit, maka akan sedikit pula garis dan gambar di otak yang dapat kita hasilkan.
Membaca buku sangat membantu untuk menambah dots berupa fragmen informasi ataupun pengetahuan baru ke otak. Hal ini semakin memudahkan saya dalam menghubungkan berbagai hal, sehingga akhirnya lebih mudah pula dalam menciptakan gambar (ide / inovasi) baru.
2. Membantu Saya Untuk Menghemat Waktu dan Tenaga
Ketika membaca buku, saya dapat melihat data, riset, pengalaman dan pemikiran penulis yang terbentuk selama bertahun-tahun. Misalnya pelajaran kepemimpinan dari seorang mantan presiden, pelajaran jatuh-bangun membangun bisnis dari pengusaha besar, atau rangkuman pemahaman tentang perilaku manusia, yang dihasilkan dari ratusan penelitian selama puluhan tahun.
Bayangkan berapa banyak waktu dan tenaga yang bisa saya hemat, agar tidak melakukan kesalahan yang sama, yang sudah pernah dilakukan orang lain sebelumnya. Saya bahkan bisa mempraktikkan best practices yang sudah teruji oleh orang-orang pintar, serta menyerap pengetahuan baru, tanpa harus riset puluhan tahun.
3. Membaca membantu saya untuk menyadari, bahwa saya ini lemah dan bodoh.
Dengan membaca, saya diajak untuk larut dalam berbagai peristiwa dan pemikiran yang beragam. Hal ini membantu saya untuk memahami sudut pandang yang berbeda, dan menyadari banyaknya hal yang belum diketahui. Penjelasan yang runut dan deskriptif juga ampuh dalam merilis satu-per-satu masalah yang ada, sehingga terlihat jelas secara menyeluruh.
Dengan begitu saya lebih mudah menerima kelemahan dan kebodohan, lalu bertumbuh. Tidak larut dalam label negatif pada diri dan keputusasaan melihat kecerdasan orang lain.
4. Membantu Otak Menjadi Lebih Baik Performanya
Yaa… meskipun bodoh, otak saya ternyata masih bisa lebih lebih baik kerjanya jika sering membaca ya bu.
Studi dalam Frontiers in Psychology (2013) dan Journal of Neuroscience (2006) menjelaskan bagaimana kebiasaan membaca secara rutin dapat meningkatkan plasticity otak, yang penting untuk pembelajaran dan memori.
Tak hanya itu, ada lebih banyak lagi performa otak yang bisa meningkat seperti dalam infografis berikut.
Menjadi lemah dan bodoh ternyata tak lantas menjadi tidak berdaya ya bu.
Malah sebenarnya, orang yang bodoh lebih besar kapasitasnya untuk menyerap lebih banyak ilmu dan pengalaman baru, asalkan punya kemauan untuk berkembang.
Dah, selesai ah mengutuki kebodohan diri. Yuk mulai membaca satu buku hari ini.
.
.
Note: Struktur artikel ini diadaptasi dari karya Okki Stutanto.