Memetik Hikmah dari Setiap Kejadian

“Hal selamat siang Bu Hani, apa kabar? Perkenalkan aku Ibu Mina dan tim Ibu Punya Mimpi. Apa Bu Hani ada kendala untuk menulis artikel di RUMII? Kalau ada kendala bisa colek aku ya bu…”

Senang sekali rasanya bisa bergabung di Program Volunteering Penulis Mimpi Ibu Batch 3. Sayangnya, saya tidak bisa mengerjakan tugas sebagai mestinya dikarenakan eksim yang sedang saya derita. Sampai akhirnya, Ibu Mina menghubungi saya secara langsung, dan menanyakan kendala yang saya hadapi. Sempat berfikir apa sebaiknya saya keluar saja dari program ini? Tapi melihat semangat ibu-ibu lainya di Whatsapp group membuat saya mengurungkan niat untuk menyerah. Dengan segala keterbatasan yang saya miliki, saya memilih tidak menyerah

Apa sebenarnya yang sedang saya alami?
Sudah hampir 2 bulan eksim di tangan saya kambuh, beberapa kali sudah mendatangi dokter kulit, diagnosanya masih sama, seputar alergi terhadap sabun cuci piring. Saya sudah mencoba berbagai merk sabun cuci piring yang mempunyai klaim gentle di kulit, tapi sampai sekarang masih kambuh-kambuhan. Mungkin ibu-ibu ada rekomendasi sabun cuci piring yang bagus untuk kulit sensitif seperti saya?

Tapi, ada satu hal yang bisa aku ambil hikmah dari kejadian ini. Yaitu semakin dekatnya hubungan aku dengan suami. Karena kejadian ini, aku jadi tau betapa tulusnya kasih sayang suami terhadapku, selama tanganku masih sakit, suami tidak membiarkanku untuk mencuci piring. Dia hampir mengerjakan semua kerjaan domestik rumah tangga selama tangaku sakit. Dari sini aku tau bahwa love language suamiku adalah berupa “Act of Service” tanpa banyak babibu tapi langsung melakukan tindakan nyata

Suamiku mungkin bukan pria romantis yang bisa memanjakanku dengan kata-kata cintanya. Tapi dia adalah pria yang sangat bertanggung jawab terhadap aku dan anak-anak

Ibu-ibu, sudahkah memahami love language pasangan kalian?