Padahal, sebagai ibu yang sebagian besar waktunya bersinggungan dengan urusan domestik, menyimpan potensi yang luar biasa untuk mensejahterakan keluarganya. Mulai dari mewujudkan ketahanan pangan untuk surplus pangan nasional, hingga menggerakkan roda perekonomian.
Memberdayakan perempuan untuk memanfaatkan ruang digital, menjadi salah satu cara terbaik. Tanpa meninggalkan perannya mengurus rumah tangga dan mendidik anak, para ibu masih tetap bisa mengembangkan karir dan berpartisipasi aktif untuk kebermanfaatan bagi masyarakat luas.
Cara Ibu Menciptakan Peluang Untuk Berdaya dan Berkarya Dalam Mewujudkan Mimpi
Menjadi ibu bukanlah alasan untuk para perempuan melupakan atau bahkan mengubur mimpinya. Kehidupan berubah, tak seharusnya menjadi penyurut langkah.
Belakangan ini, para perempuan berjuang tak hanya sebagai objek. Melainkan mulai berperan sebagai subjek yang memperjuangkan perubahan nasib ke arah yang lebih baik.
Perempuan berdaya tidak hanya menopang ketahanan keluarga, namun juga negara. Untuk itu, sebagai ibu kita harus semakin jeli menciptakan peluang bagi diri untuk berkembang dan mengembangkan sekitarnya dengan cara berikut:
1. Kenali Potensi Diri
Perubahan sebagai istri dan ibu, tidak jarang membuat para perempuan kehilangan jati dirinya. Sibuk mengurus keluarga, kerap membuat mereka melupakan kebutuhan mendasar.
Mengenali dan menggali potensi diri sangat perlu dilakukan agar lebih terarah dalam menentukan tujuan hidup. Tidak hanya itu, semakin baik kita mengetahui potensi, akan semakin baik pula dalam mengembangkan diri.
2. Beradaptasi Dengan Perubahan
Status berubah, kehidupan pun berubah. Alih-alih beradaptasi dengan memanfaatkan perubahan tersebut, cukup banyak dari kita yang akhirnya hanyut dalam arus perubahan.
Senantiasa belajar dan bertumbuh menjadi kunci untuk beradaptasi dengan perubahan. Terlebih, transformasi digital yang begitu cepat dan masifnya informasi, membuat kita sebagai ibu perlu lebih bijak dalam memanfaatkan kemudahan yang ada.
3. Melihat Tantangan Sekitar
Ibu yang terbiasa multi-tasking dan multi-skill dalam mengelola pekerjaan rumah tangga, tidak menutup kemungkinan bisa sangat jeli dalam menjadikan tantangan sebagai peluang. Masalah yang ditemui sehari-hari, diubah menjadi solusi yang tak hanya bermanfaat bagi diri sendiri. Untuk itu, mengasah kepekaan akan sangat bermanfaat dalam membantu mewujudkan mimpi.
4. Bersinergi dan Berkolaborasi
Berjuang sendiri tentu akan terasa lebih melelahkan. Tidak ada salahnya ibu mencari komunitas yang bisa memfasilitasi diri untuk belajar dan bertumbuh.
Bersinergi dan berkolaborasi dengan para ibu lainnya, tentu akan menjadi inspirasi dan motivasi tersendiri. Sekaligus bersama-sama untuk melebarkan peluang manfaat agar lebih banyak orang yang turut berdaya.
5. Konsistensi
Menunda-nunda pekerjaan dan mudah terdistraksi menjadi salah satu penyakit yang sering menghampiri para ibu. Sementara itu, banyak orang percaya bahwa konsistensi adalah kunci kesuksesan. Itulah mengapa untuk terus berada pada jalan cita-cita bukanlah hal yang mudah. Karenanya, perlu selalu mengingat alasan yang membuat kita bergerak menjemput harapan dan menentukan target capaian.
6. Percaya Diri
Tidak sedikit para ibu yang kurang percaya diri menunjukkan ataupun mengembangkan kemampuannya. Terlebih jika dihadapkan pada perempuan lainnya yang dirasa lebih unggul.
Walau masih jauh dari kondisi ideal, teruslah berjuang dan tetap jeli melihat peluang. Kita tidak akan pernah tau sejauh mana kemampuan kita, jika tidak percaya pada diri sendiri.
Festival Mimpi, Ruang Untuk Bertumbuh dan Berkolaborasi
Setelah mengetahui beberapa cara agar ibu bisa menciptakan peluang, kini saatnya bagi ibu untuk menemukan ruang agar semakin bersemangat dalam merawat mimpi ibu. Salah satunya dengan mengikuti Festival Mimpi yang diselenggarakan oleh Ibu Punya Mimpi.
Meski sambil urus rumah, ibu tetap bisa belajar dan berkarya dengan fleksibel. Akan banyak skill baru yang sesuai dengan minat dan potensi sehingga memudahkan ibu untuk berkarya dan berdaya sesuai passion.
So, jika bukan kita yang memperjuangkan mimpi sekaligus berjuang untuk melawan stigma di masyarakat, lalu siapa lagi?