Yuk, cari tahu bagaimana Ibu dan Ayah yang bertumbuh memberikan ekosistem yang baik buat anak sehingga dapat membentuk karakter positif yang dibutuhkan anak untuk meraih sukses di masa depan.
Sumber: pexels.com
Halo Ibupreneur.! Berbicara tentang anak, tidak akan ada habisnya sesuatu yang dapat kita kulik. Anak dengan karakter positif menjadi idaman semua orangtua. Karena semoga kelak dengan karakter positif itu membawanya sukses di kedua dunia.
Anak adalah anugerah terindah yang diberikan Allah kepada orangtuanya. Sehingga sepatutnya anak ini menjadi amanah bagi orangtuanya, untuk dapat membimbingnya kelak mengarungi dunia dengan tangguh. Pembentukkan karaktek anak yang paling utama adalah oleh kedua orangtuanya, orangtua seperti guru pertama bagi anak dalam mempelajari semua hal yang belum diketahuinya tentang dunia yang baru ia lihat setelah kelahirannya.
Ayah, Ibu, dan anak-anak sebagai kesatuan bernama keluarga sepatutnya sama-sama bertumbuh dan terus belajar untuk menciptakan ekosistem keluarga yang mendukung masa depan anak. Hal ini adalah fokus dari Komunitas Indonesians.babywearers (IBW). Komunitas ini merupakan komunitas menggendong bukan sekedar gendong karena komunitas ini adalah komunitas yang memberikan ruang bagi keluarga untuk sama-sama belajar tanpa satupun yang tertinggal, alias keluarga yang kompak, kompak dalam bertumbuh dan belajar bersama-sama. Sama seperti halnya dengan Komunitas Ibu Punya Mimpi yang membantu perempuan juga untuk terus tumbuh dan berani meraih mimpinya.
Ayah, Ibu, dan anak-anak yang bertumbuh akan terus belajar untuk mencapai target-target dan goalsnya, untuk berani bermimpi dan sukses. Tapi hal ini membutuhkan karakter yang sukses. Upaya konkret yang dilakukan orangtua dalam pembentukkan karakter anak agar dapat hidup sukses adalah:
•merawat,
•memelihara,
•membesarkan,
•mendidik anak-anaknya dengan rasa tanggung jawab dan kasih sayang yang tulus ikhlas.
Benar pembentukkan karakter anak itu butuh orang tua yang ikhlas untuk sabar dalam proses pembentukkan anak, ketika salah diberitahu mana yang benar, dikoreksi, begitu terus sampai nilai-nilai moral itu menjadi karakter anak yang menetap.
Pembentukkan karakter anak ini dapat dilakukan dari anak usia dini. Hal apa sajakah yang dapat kita lakukan:
•Kita bisa terus mengulang nilai-nilai yang ingin kita tanamkan kepada anak,
•mengajarinya, dan
•memberikan contoh tauladan kepada anak.
Nah Ibu yang bertumbuh dan terus belajar akan memastikan bahwa ia tahu tumbuh kembang anaknya sehingga ia dapat melakukan observasi terus-menerus apa yang dibutuhkan anaknya.
Ibu bertumbuh juga akan belajar bahwa dalam pembentukkan karakter anak dapat dilakukan dengan cara yang mengasyikkan seperti:
•bermain atau
•bercerita.
Bercerita/Mendongeng
Kita manusia cerdas yang penuh rasa ingin tahu, apalagi anak-anak rasa ingin tahu begitu besar. Ketika diperdengarkan dongeng kita orang dewasa dengan sabar menunggu hingga akhir cerita. Menikmati setiap adegan satu ke adegan yang lain menjadi keasyikan tersendiri. Di akhir dongeng kita akan mendapat kesimpulan “Oo begitu ya akhirnya”. Kita mendapat sebuah pelajaran hidup atau hikmah yang berarti. Inilah mengapa dongeng menjadi sesuatu hal yang sangat menarik.
Mengapa dongeng ini sungguh menarik?
Karena bukan hanya anak-anak, kita orang dewasa juga suka dongeng, buktinya Ibu-Ibu yang suka sinetron atau drama Korea. Itu semua kan sebuah cerita, ya itu dongeng. Kita mudah terhanyut oleh sebuah cerita dan penasaran apa yang akhirnya terjadi pada cerita tersebut. Kita melakukannya dalam suasana emosi yang menyenangkan. Hal itu menyebabkan pesan-pesan dalam dongeng merasuk ke dalam alam pikiran kita, maka seharusnya yang kita tanamkan dongeng-dongeng yang sekiranya dibutuhkan anak sesuai dengan perkembangan anak kita sampai mana.
Misal anak kita lagi tidak berani bersosialisasi maka kita pilih dongeng yang menggambarkan tokoh sama seperti anak kita dan kita bacakan pada anak, lalu di akhir dongeng selalu ada pesan yang dapat dipetik anak. Itu yang terekam oleh otak anak kita. Anak usia dini ini kemampuan otaknya adalah mudah menyerap semua informasi. Dan hal ini dapat mendukung literasi anak kita menjadi baik di kemudian hari. Kita adalah urutan kedua terendah literasi dunia. Menurut data dari UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia berada di 0,001% yang artinya dari 1000 orang Indonesia hanya satu yang menyukai membaca.
Dan riset World’s Most Literate Nations Ranked oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016, Indonesia berada di urutan ke-60 dari 61 soal minat membaca.
Literasi rendah ini penyebabnya berbagai faktor. Dikutip dari educenter.id penyebabnya antara lain: kebiasaan membaca yang tidak dimulai di dalam rumah, perkembangan teknologi yang semakin canggih, sarana membaca yang minim, kurang motivasi untuk membaca, dan sikap malas dalam mengembangkan gagasan. Tetapi menurut Ibu Yohana, Founder komunitas IBW, literasi rendah ini penyebabnya adalah lingkungan. “Kalau lingkungan kita malas baca, ya kita akan ketularan malas baca”, ujarnya.
Nah peran orangtua yang membacakan anak dongeng menjadi bekal anak untuk berkenalan dunia literasi dan mencintainya. Dan orangtua menjadi role mode atau tauladan, sebagai sebuah ekosistem keluarga yang sama-sama belajar dan bertumbuh. Maka seharusnya orangtua memperlihatkan kegemaran akan membaca ini, dan anak sang peniru ulang pun juga sama seperti orangtuanya, menjadi suka membaca.
Jadi kita bisa menghidupkan literasi dengan membacakan cerita pada anak sejak dini. Apakah Ibupreneur tertarik membacakan dongeng untuk anak?atau pengalaman apa yang Ibupreneur rasakan dalam membersamai anak dalam membaca dongeng, Boleh Bu tulis komentar di bawah agar banyak Ibupreneur lain yang terinspirasi!.