Mengelola Sampah Medis Plastik di Tingkat Rumah Tangga

Sempat menjadi penyintas Covid-19 akhir tahun lalu, saya direkomendasikan oleh tenaga medis untuk menggunakan masker medis sekali pakai jika akan beraktivitas keluar rumah. Biasanya saya memakai masker kain yang sesuai standar kesehatan (3 lapis) seperti yang banyak digunakan.

Lalu, saya agak kepikiran dengan limbah masker sekali pakai yang saya gunakan nantinya. Apakah masker ini bisa didaur ulang? Sebab, selain menjadi timbunan sampah dan menimbulkan permasalahan lingkungan lainnya, masker sekali pakai ini juga berpotensi menjadi media penyebaran virus.

Nah, bulan lalu saya sempat menonton IG live @pilahsampah tentang pengelolaan sampah medis plastik di tingkat rumah tangga yang sangat mungkin bisa kita lakukan. Ternyata, salah satu peneliti dari LIPI, Bapak Sunit Hendrana sedang mengembangkan metode pengolahannya.

Sejak pertengahan tahun 2020, Bapak Sunit Hendrana mencoba berinovasi melalui metode pengolahan sampah plastik yang disebut rekristalisasi. Metode rekristalisasi ini selain mudah dilakukan, juga memiliki berbagai keunggulan fitur, seperti tingginya kemurnian produk daur ulang sehingga dapat digunakan lagi, memiliki potensi memisahkan kandungan logam bebas dan potensi konsumsi energi yang lebih rendah, sehingga sterilisasinya dapat dilakukan dalam rangkaian proses daur ulang. Metode kristalisasi dapat diterapkan pada hampir semua jenis plastik, seperti PP (polipropilena), PE (polietilana), PS (polistirena), PVC (polivinilklorida), PC (polikarbonat), dan PMMA (polimetil metakrilat). Masker medis yang banyak digunakan terbuat dari bahan Polipropilena.

Sayangnya, LIPI sendiri belum menerima distribusi sampah medis plastik yang sifatnya personal atau dari perorangan. Sampah medis sendiri sebenarnya sudah ditangani oleh beberapa perusahaan yang ditunjuk oleh pemerintah.

Lalu, bagaimana dengan sampah medis plastik yang berasal dari rumah tangga? Bagaimana kita sebagai user sekaligus penghasil sampah ini bisa membantu kerja petugas kebersihan dan pengelola sampah? Berikut ini beberapa tips yang sangat mungkin kita lakukan untuk menangani sampah medis di tingkat rumah tangga:

  1. Pisahkan sampah medis plastik/masker dengan sampah rumah tangga lainnya.
  2. Siapkan wadah terbuka dan memiliki tutup sebagai tempat sterilisasi sampah masker.
  3. Sebelum dibuang, sampah medis plastik berupa masker kita disinfeksi/rendam dengan menggunakan cairan disinfektan/klorin/pemutih dalam wadah transparan dan tertutup tadi guna mengurangi risiko/potensi penularan virus.
  4. Kemudian panaskan wadah tadi dengan menggunakan pemanas alami (sinar matahari). Cairan disinfektan akan menguap terkena sinar matahari sebagai bagian dari proses disinfeksi.
  5. Robek/potong masker menjadi bagian-bagian kecil setelah proses disinfeksi.
  6. Kumpulkan sampah masker dalam satu kantung, ikat rapat dan beri tanda. Atau bisa juga sampah masker yang sudah dipotong kecil tadi dimasukkan ke dalam botol bekas dan dipadatkan.
  7. Buang sampah masker ke tempat khusus (biasanya yang memiliki tanda limbah B3). Namun, jika tidak menemukannya cukup dengan diberi tanda saja dan buang ke tempat sampah domestik.
  8. Jangan lupa cuci tangan kembali setelah selesai mengolah sampah medis plastik/masker tersebut.

Kira-kira seperti itulah tips mengelola sampah masker di rumah tangga. Kita doakan saja semoga segera ada komunitas atau lembaga yang menerima sampah medis plastik dari tingkat domestik, sehingga limbah sampah medis bisa teratasi dengan baik. Apabila tidak ada keperluan mendesak untuk keluar rumah, cukup pakai masker guna ulang saja, Bu. Jika Ibupreneur lainnya memiliki informasi yang lebih up to date mengenai pengelolaan sampah medis ini, boleh yuk berbagi di sini :wink:

Tetap semangat dan jaga kesehatan ya, Ibupreneur. Jangan lupakan juga 5M-nya!

Sumber: IG Pilahsampah, bebassampah.id, theconversation.com

2 Likes