Mengenal Bahasa Cinta Anak Kita

Halo, ibu! Gak berasa ya tahun ini sudah mau memasuki pertengahan aja… semoga kita semua sehat-sehat selalu, mampu survive menghadapi pandemi ini bersama keluarga tercinta.

Kali ini aku ingin membahas tentang bahasa cinta atau love language. Beberapa mungkin sudah familiar ya dengan teori bahasa cinta? Konsep ini dibuat oleh seorang konsultan perkawinan keluarga di Amerika yang bernama Dr. Gary Chapman. Awalnya memang diaplikasikan pada hubungan pasangan suami istri. Namun ternyata teori tersebut juga sangat sesuai diterapkan dalam hubungan anak-orang tua.

Jadi, menurut konsep ini, setiap dari anak atau individu, memiliki yang dinamakan Tangki Cinta. Yang mana, tangki cinta ini perlu dipenuhi sesuai kebutuhan bahasa cinta kita. Dan jika tangki ini belum terisi, akan sulit bagi individu itu untuk bisa memberikan kepada yang lain. Nah, apa saja jenis bahasa cinta?

  1. Sentuhan fisik (Physical touch)
    Cinta yang diekspresikan menggunakan bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan sentuhan
    Contoh: Duduk dekat anak, menepuk, menggandeng, merangkul, mengelus, memeluk, mengecup di saat mau pergi, bertemu, atau kapanpun yang kita mau atau anak inginkan.
    Untuk anak yang punya kebutuhan bahasa cinta ini, jangan mengabaikan atau menyalahgunakan sentuhan fisik. Seperti memberikan hukuman fisik (ketika anak menyentuh kita saat kita marah, kita menepisnya atau menjauh ketika ia ingin mendekati kita).

  2. Afirmasi positif (Words of affirmation)
    Cinta yang diekspresikan melalui dorongan semangat, peneguhan, penghargaan, dan mendengarkan secara aktif.
    Contoh : Mengirim pesan, surat, atau kartu yang tak terduga, mengucapkan “I love you” atau “Ibu sayang kamu”, memberikan apresiasi berupa kata-kata pujian atas tingkah lakunya yang baik, memberikan selamat, meminta tolong, dll. Jangan menyalahkan dirinya dengan melabeli negatif (yang disalahkan adalah tingkah lakunya), berkata yang menyakitkan hati, dan membentak.

  3. Waktu yang berkualitas (Quality Time)
    Cinta yang diekspresikan dari kebersamaan, bercakap-cakap secara pribadi dengan penuh perhatian tanpa gangguan.
    Contoh : siapkan waktu khusus untuk dihabiskan bersama (special time) tanpa gangguan orang lain. Misal hanya ibu dan kakak saja atau hanya ibu dan adik saja (jika memungkinkan), menemani anak bermain, makan, dan benar-benar hadir untuknya.

  4. Hadiah (Present)
    Cinta yang diekspresikan lewat hadiah yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan anak.
    Contoh : Memberi hadiah yang dipikirkan dengan baik. Menyatakan penghargaan ketika menerima pemberian. Memberikan makanan kesukaan, koleksi benda, hobi, peralatan yang diinginkan. Jangan lupakan waktu-waktu spesial bagi anak, menerima hadiah dengan tidak antusias, dan merusak barang yang ia senangi.

  5. Pelayanan (Act of service)
    Cinta yang diekspresikan lewat menunjukkan kesediaan untuk menolong, untuk meringankan beban.
    Contoh : Membuatkan makanan/minuman, membantu anak melakukan sesuatu yang dia belum mampu, mengantarkannya ke suatu tempat.
    Jangan mengabaikan atau menolak permintaan bantuan, menunda, atau mengatakan anak harus bisa sendiri (pada hal yang mungkin ia ingin kita menolongnya dan masih dalam batas wajar).

Nah, untuk bisa menemukan bahasa cinta anak, kita perlu mengamati bagaimana cara anak mengungkapkan cintanya kepada kita, orang lain, apa permintaan yang paling sering diajukan, dan keluhan yang sering disampaikan. Berikan juga pilihan kepada anak (contoh: mau diberi hadiah diajak jalan-jalan atau mainan?). Namun, perlu diingat bahwa kepada anak sebaiknya kita berikan kelima bahsa cinta. Karena, anak dibawah usia 5 tahun masih membutuhkan kelima bahasa cinta. Dengan menyonyohkan penggunaan bahasa cinta yang majemuk, kita mampu membantu anak belajar memberi dan menerima dalam semua bahasa cinta.

Diharapkan ketika kita sudah tahu apa bahasa cinta yang dominan pada anak, kita bisa lebih tepat sasaran dalam mengekspresikan kasih sayang kita dan tentunya lebih efektif ya bu. Karena kadang ada anak-anak yang memang lebih membutuhkan waktu berkualitas dibandingkan hadiah. Maka, dengan memberikannya banyak hadiah belum tentu akan membuat mereka merasa senang dibandingkan menghabiskan waktu bersama. Inilah yang akhirnya bisa membuat anak merasa tidak disayang, padahal kita merasa sudah memberikan banyak kasih sayang. Jadi, dengan mengenal bahasa cinta anak, diharapkan komunikasi kita dengan anak bisa terjalin dengan lebih lancar ya bu. Semoga bermanfaat :hugs:

2 Likes

Waah lumayan banyak ya Bu @layalia.fatharani kayanya aku mesti bikin check-list biar ga ke skip di aktivitas harian nih. Kadang memang ku merasa yang penting “list harian” anak terlaksana semua, tapi mungkin list bahasa cinta yang dibutuhin anak belum terpenuhi optimal. Thanks for sharing Bu :smiling_face_with_three_hearts:

1 Like

wahh baru liat inii bu @Feby hehehe. Mantaapp, emg hrs terstruktur ya buuk biar minimalisir skip2 :heart_eyes: :heart_eyes: hihi. Alhamdulillah semoga bermanfaat dan bisa diterapkan buu. Sami2 makasih untuk komennyaa :smiling_face_with_three_hearts:

2 Likes

Bahasa cinta anak ini bisa diidentifikasi sejak usia berapa ya Buibu?

1 Like

kalau yang kutahu dari narsum webinar ttg ini, usia 5 tahun keatas baru akan terlihat apa bahasa cinta yang dominan… Makanya dibawah 5 tahun sebaiknya tetap berikan kelima-limanya dgn porsi yang sama. Tapi walaupun sudah terlihat yang mana yang dominan, keempat bahasa cinta lainnya tetap dianjurkan untuk diberikan juga walaupun mungkin lebih banyak yang primer bagi anak :blush:

1 Like

wah terima kasih sharing-nya Mba :slight_smile:

1 Like

sama2 mbak :hugs: semoga bermanfaat ya hehe

1 Like