[Konten ini merupakan hasil kerjasama Ibu Punya Mimpi dengan Social Connect]
Jakarta, 30 Juli 2021 — Ibu adalah salah satu pahlawan tanpa tanda jasa dalam hidup kita. Cinta kasih seorang ibu terhadap anaknya tidak dibatasi oleh apapun. Namun, apa sebenarnya arti bahagia untuk seorang ibu? Mengangkat topik ini, Ibu Punya Mimpi bekerja sama dengan Social Connect untuk melaksanakan webinar melalui Zoom Meeting dengan tema “Bekal Mimpi Ibu” pada tanggal 14 Juli 2021. Pada webinar ini, Shania Salsabila Shandy selaku Medical Expert Analyst Social Connect hadir sebagai pembicara.
Webinar dibuka oleh MC dan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari pembicara. Dalam acara ini, Shania menjelaskan beberapa poin penting, mulai dari apa arti bahagia untuk para Ibupreneur dan seberapa penting kebahagiaan seorang ibu terhadap keluarganya. Dalam acara yang didominasi oleh audiens berupa Ibupreneur, Shania memberikan penjelasan bahwa kebahagiaan ibu sebagai seorang individu tidak kalah pentingnya dari kebahagiaan anggota keluarga lain. Para peserta juga diberikan tips dan penyemangat untuk terus meraih cita-cita mereka.
Acara ini diharapkan dapat menjadi pendorong semangat para Ibupreneur untuk tidak pernah melepaskan mimpi dan cita-cita mereka, walaupun sudah menjadi bagian dari sebuah keluarga. Seluruh peserta juga diharapkan dapat menerapkan tips yang diberikan oleh Shania untuk menjalankan hari-hari dengan bahagia.
Penulis
Ditulis oleh Jevica Ozora sebagai Special Project Lead di Social Connect. Penulis berada di bawah supervisi tim Media & PR Special Project. Tulisan ini sudah di- review secara bahasa dan kesesuaian dengan konteks informasi oleh Triani Apriliansyah sebagai Editor Tata Bahasa di Social Connect. Apabila terdapat kesalahan pengejaan nama, tempat, dan lainnya silakan hubungi kami untuk direvisi.
Tentang Social Connect
Social Connect adalah salah satu komunitas kesehatan mental terbesar di Indonesia yang hadir untuk membangun akses terhadap informasi dan pengetahuan kesehatan mental kepada siapa pun! Mimpi kami sangat sederhana, yakni: menciptakan Indonesia yang inklusif, di mana orang-orang bisa bercerita dan berdiskusi tentang kesehatan mental tanpa takut akan stigma dan diskriminasi.