Menulis Konten yang Faktual dan Menarik bersama Daisy Adrian

Hai Bu @Fathya :slight_smile:

Wah terimakasih banyak. Such an honor for me :hugs:

Pertanyaan 1
Aku mau tanya di slide terkait dengan proofreading. Boleh gak dijelaskan lebih lanjut maksud proofreading tersebut dan siapa saja sih yang bisa kita libatkan dalam proses tersebut?

Jawab:
Secara sederhana, proofreading adalah proses kita membaca dan memeriksa ulang tulisan kita sebelum dipublish. Intinya memastikan kesesuaian struktur kalimat supaya tepat dan efektif, penggunaan tanda baca, penggunaan tanda baca dan huruf kapital, dan tidak ada typo. Kalau proofreading on behalf of client dari suatu brand biasanya harus sesuai dengan ketentuan mereka, misal tidak menyingung isu SARA atau isu yang sedang sensitif, tidak ambiguous, dan lain sebagainya untuk menghindari misleading atau misinterpretation.

Ekspektasi proofreading konten juga akan berbeda untuk platform satu dan lainnya. Kalau penulisan buku dan berita tentu prosesnya harus sangat mendalam sesuai kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga biasanya perlu dibantu editor professional. Sementara kalau konten di social media biasanya lebih santai.

Pertanyaan 2
Lalu, bagaimana kita bisa mengurangi bias atau subjektifitas dalam menulis? seringkali kita merasa “benar” dan source yang kita cari biasanya sumber2 yang memvalidasi argumen kita, nah tapi gimana nih supaya tulisan kita bisa tetap objektif?

Jawab:
Good question! Ini adalah jebakan batman yang sering bikin kepentok memang ya Bu…

Kalau aku pribadi, saat mencoba menulis suatu topik yang kira-kira punya banyak potensi bias, adalah dengan mempersempit scope pembahasan ke topik yang lebih spesifik supaya bias juga bisa lebih dipersempit.

Objektivitas akan lebih mudah dicapai kalau kita memahami body of knowledge dari topik yang ingin kita tulis secara komprehensif. Bisa dimulai dengan memetakan potensi biasnya dulu dan always try to get even on both sides.

Tapi kalau menurutku pribadi sebagai seorang casual writer (dalam konteks tidak sedang menulis systematic review jurnal penelitian) kita berhak memilih sudut pandang yang interesting menurut kita, Bu. Bisa juga diawali dengan disclaimer di depan agar pembaca lebih aware dengan banyak sisi sudut pandang tersebut.

Duh kok deg-degan jawabnya kaya ditanya dosen hahaha. Semoga berkenan ya Bu dengan jawabanku.

2 Likes

Hi Bu @dindajou, salam kenal yaa…

Hahaha emang beban banget ya bu 3-4 kali sehari, perlu effort dan dedikasi tinggi. Kalau menurut aku pribadi, dengan memilih 4 topik besar yang ingin dibahas setiap bulannya, dengan per minggu 1 topik besar dan pecah ke key message per postingnya.

Tips berikutnya adalah dengan bikin borongan sekali jebret di depan, bisa dengan menyisihkan 1-3 hari fokus untuk perkontenan di setiap awal bulannya. Minimal, selalu punya konten untuk 2 minggu ke depan supaya tenang kalau lagi tenggelam dalam kerjaan yang lain.

Semoga menjawab ya Bu :hugs:

3 Likes

Baik… Terimakasih bu @Daisyadr
Pertanyaan dari ibu @Dian, bu @marisa, bu @Fathya dan bu @dindajou sudah terjawab, boleh jika ingin menanggapi yaa bu…

Masih ada buibu yang ingin bertanya lagi?
saya tunggu 15 menit lagi yaa bu…

2 Likes

Terimakasih banyak bu @Daisyadr atas jawaban-jawabannya. Sebelum kita akhiri, ada beberapa hal yang menarik yang bisa aku rangkum dari diskusi kita kali ini adalah :

  1. Dalam pemilihan gambar untuk konten, harus memperhatikan kesesuaian gambar dengan gagasan, pilih resolusi gambar yang baik dan tidak pecah, konsistensi dalam ratio dan preset.
  2. Cara menyeimbangkan konten softselling dan promo bisa dengan membuat Carousel, focus Feed untuk konten softselling dan testimony lalu profil produk dan bisnis diletakkan di Highlights.
  3. Rekomendasi jumlah konten 3-4 kali sehari dengan jarak antar posting sejauh 4-5jam.
  4. Konten yang menarik adalah konten yang sesuai dengan kebutuhan target audiencenya. Tujuan konten ada 4 yaitu Informative/Educational, Entertaining, Inspirational dan Conversation.
  5. Struktur kerja dalam menulis konten yang Faktual, yang pertama adalah Tentukan GOALS yang ingin dicapai dari konten lalu diterjemahkan menjadi Key Messages.
  6. Kuncian konten faktual adalah di bagian researchnya. Konten faktual harus dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
  7. Proofreading adalah proses kita membaca dan memeriksa ulang tulisan kita sebelum dipublish. Intinya memastikan kesesuaian struktur kalimat supaya tepat dan efektif, penggunaan tanda baca, penggunaan tanda baca dan huruf kapital, dan tidak ada typo.
  8. Saat mencoba menulis suatu topik yang kira-kira punya banyak potensi bias, adalah dengan mempersempit scope pembahasan ke topik yang lebih spesifik supaya bias juga bisa lebih dipersempit. Bisa dimulai dengan Memetakan Potensi Bias nya.
  9. Terkait dengan poin no 3, Tipsnya adalah dengan memilih 4 topik besar yang ingin dibahas setiap bulannya, dengan per minggu 1 topik besar dan pecah ke key message per postingnya. Tips berikutnya adalah dengan bikin borongan sekali jebret di depan, bisa dengan menyisihkan 1-3 hari fokus untuk perkontenan di setiap awal bulannya. Minimal, selalu punya konten untuk 2 minggu ke depan.
4 Likes

Karena sudah jam 21.00 WIB, maka kita sudahi dulu LiveChat malam ini bersama ibu @Daisyadr ya buibu…

Mudah-mudahan penjelasan Bu @Daisyadr bisa memotivasi kita untuk mulai belajar dan konsisten dalam membuat Konten, baik konten di IG pribadi maupun di IG Bisnis kita.
*(ngomong sama diri sendiri juga nih yang masih belum konsisten dan disiplin bikin konten, hehehehe)

Terimakasih banyaaaaakkkk Bu Daisy, atas jawabannya yang luar biasa dan menambah lagi ilmu baru untuk saya dan buibu semua disini.
Mungkin bu @Daisyadr ada sepatah dua kata pesan yang ingin disampaikan untuk ibuibu disini?

Buat buibu semua,
Selamat Malam, Selamat istirahat semuanya…
Tetap semangat meraih MIMPI yaaa bu… Sukses untuk kita semuaaa…
:hugs: :hugs: :heart_eyes: :heart_eyes:

4 Likes

Final statementku adalah
"Sharing is not always caring".

Di dunia hari ini dengan segala keterbukaan informasi dan kebebasan berpendapat, kita semua adalah “influencers”, setidaknya untuk lingkaran sosial terdekat kita. Dengan privilege itu hadir pula tanggung jawab yang besar, agar segala konten yang kita lontarkan senantiasa bisa menjadi blessing bagi orang lain. Untuk itu, kita bisa mulai dengan memastikan konten yang kita buat dapat dipertanggungjawabkan validitas informasinya maupun relevan secara kontekstual sosial.

Terimakasih ya Ibu-Ibu semua atas antusiasmenya, terimakasih banyak juga sudah mengundangku.

Selamat malam dan selamat istirahat yaaa :hugs:

4 Likes

Wah, Wajib dicoba nih tips-nya! Makasih banyak buuu!

3 Likes

Dengan senang hati Bu @dindajou… Sukses selalu yaaa :hugs:

2 Likes

Halo Ibu @Daisyadr terima kasih atas jawabannya
Ilmu baru untuk menulis konten. Setelah baca materi dari Ibu, saya baru ngeh, kalau banyak step2 dan detail yg diperlukan dalam menulis konten. Jadi makin semangat menulis konten dan pengen semakin lebih konsisten. Terima kasih sudah berbagi ya Bu :innocent:

3 Likes

Setuju banget Ibu…
Kebebasan untuk berbagi harus diimbangin dengan bijak ya Bu terutama menulis konten adalah bagaimana berbagi value :innocent:

3 Likes

:heart_eyes: langsung dipraktekkan terimakasi bu @Daisyadr dan @sevita_milkribo

2 Likes