Menyelamatkan Bumi dari Piring Makananmu

Menyelamatkan Bumi dari Piring Makananmu

“Setiap orang Indonesia rata-rata membuang makanan setara Rp 2,1 juta pertahun.” (Kompas, 19 Mei 2022)

Mencengangkan ya ibupreuneur. Lumayan banget itu uangnya ya. Bisa buat bayar SPP kakak plus mainan idaman adik atau nyicil beli make up yang sudah lama mendekam di keranjang market place.

Tapi kok bisa ya kita ngebuang makanan sampai segitu banyaknya? Kenapa ga kerasa ya kebuangnya? Mari kita sedikit membayangkan, pernahkah ibupreneur pergi ke pasar dan mendapati pedagang yang bilang

“Bu, kalau ambil lebih banyak, saya kasih lebih murah deh.”

Hancur ga Bu semua pertahanan. Padahal dari rumah sudah siap dengan daftar belanja kan. Tapi ternyata, setelah seminggu kemudian, belanjaan yang dibeli lebih banyak itu malah tak terpakai maksimal. Campur aduk deh rasanya.

Hal yang dipaparkan diatas itu istilah kerennya adalah food lost and waste. Kalau diterjemahkan menjadi kehilangan dan kemubaziran makanan.

Menurut penelitian Barilla Center for Food & Nutrition, nilai indeks kehilangan dan kemubaziran pangan Indonesia masuk kategori buruk. Setiap tahun orang Indonesia membuang sampah makanan 300 kilogram dan masuk dalam peringkat tiga besar negara terburuk bersama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. (Kompas, 19 Mei 2022)

Tetapi tenang ibupreneur. Kita bisa loh ambil peran untuk menyelesaikan masalah kehilangan dan kemubaziran makanan ini. Beberapa langkah yang bisa kita ambil yaitu

  1. Melakukan meal plan dan meal preparation

Meal plan dapat dilakukan sebelum belanja mingguan, agar sudah tahu menu yang akan disajikan per harinya. Misalkan senin akan menyajikan sayur bayam lalu selasa masak sop iga.

Setelah memiliki menu makanan, kita dapat membuat daftar bahan pangan yang harus dibeli.

Sumber : pinterest

Setelah membeli bahan pangan tersebut, kita juga sudah harus tahu tentang cara penyimpanan bahan pangan mentah yang akan diolah nanti (meal preparation). Misal menaruh ikan di freezer dan bahan sayuran di chiller. Supaya lebih awet, bahan pangan bisa dimasukkan kedalam kotak penyimpanan. Tidak perlu yang mahal dan estetik ya, ibupreneur. Sesuai dengan kebutuhan dan tentu budget yang tersedia. Tujuannya agar bahan pangan awet sampai pada saat kita akan mengolahnya.

  1. Habiskan makananmu

Kehilangan dan kemubaziran makanan pernah diteliti oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) bekerja sama dengan beberapa lembaga lain pada Juni 2021 lalu. Hasil penelitian mengenai kehilangan dan kemubaziran makanan,yaitu 53 persen responden menyatakan bahwa biasanya terdapat sisa makanan dari hasil masakan atau pembelian yang dibawa pulang (take-away). Ternyata kalau diteliti, satu dari dua orang di Indonesia masih suka menyisakan makanannya lho ibupreuneur. Ini berarti, kalau kita makan sama pak suami, bisa jadi kita atau pak suami yang ga habis makanannya.

Sampah sisa makanan ini tidak bisa dianggap ringan lho ibupreuneur. Sisa satu sendok dari piring kita, kalau dikalikan 250 juta penduduk Indonesia kan sudah buanyaaak banget kan.

Yuk ah kita habiskan apa yang kita taruh di piring kita.

  1. Mengompos sisa makanan dan bahan pangan

Bila benar masih tersisa, cara terakhir yang bisa dilakukan adalah melakukan pengomposan. Pengomposan menurut waste4change adalah proses alami mendaur ulang bahan organik, seperti daun dan sisa makanan, menjadi pupuk berharga yang dapat menyuburkan tanah dan tanaman.

Cara mengompos bisa beraneka ragam. Tempat mengompos pun sekarang sudah banyak tersedia. Yang paling sederhana bila memiliki lahan/taman adalah dengan membuat biopori. Atau mungkin menggunakan pot tanaman. Silahkan dicari yang paling cocok dengan kondisi ibupreneur ya Bu.

Terima kasih telah membaca sampai akhir.

Mari melakukan sesuatu untuk membuat bumi ini lebih baik untuk anak cucu kita.

Referensi

https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/public/data/komposisi

4 Likes