Mimpi Ibu setelah Menikah, Lanjutkan atau Berhenti? Ulasan IG Live: Mimpi Ibu Setelah Menikah


(Sumber: https://www.pexels.com/id-id/foto/teks-mimpi-di-daun-hijau-1535907/)

Halo Ibupreneur, bagaimana kabarnya?

Menjadi Ibu menjadikan seorang perempuan, dilingkupi dengan berbagai tugas negara selama 24 jam, seringkali menimbulkan rasa lelah yang luar biasa. Hal yang menjadi pusat perhatiannya adalah bagaimana kebutuhan suami dan kebutuhan anak-anaknya, alhasil seringkali lupa untuk “mengurus” dirinya sendiri baik dari segi fisik maupun psikis.

Dengan keadaan demikian, para Ibu rentan sekali mengalami penurunan rasa percaya diri, termasuk dalam dalam memperjuangkan mimpinya. Seringkali terlintas dalam pikiran seorang Ibu

“Masih bisa ga si, melanjutkan mimpiku setelah menjadi Ibu?”

“Sekarang aja udah cape banget, gimana mau melanjutkan mimpi?”

Bisikan-bisikan yang tak memberdayakan ini seringkali terlintas dalam benak Ibu. Maka untuk mengatasi self talk negatif ini Ibupreneur perlu untuk “menutrisi” diri dengan hal-hal positif, sehingga seiring dengan bertambahnya wawasan Ibupreneur maka akan memperkaya sudut pandang Ibupreneur dalam melihat sebuah kejadian, apakah itu dianggap sebuah peluang, apakah dianggap sebuah kegagalan, sudut pandang Ibupreneur lah yang menentukan

Terinspirasi dari obrolan Mba Fathya, Mba Dewi dan Mba Puty di sesi IG Live “Mimpi Ibu Setelah Menikah” saya menemukan banyak insight yang membuat saya merasa punya energi yang cukup besar untuk tetap mengejar mimpi saya walaupun sudah menjadi Ibu. Berikut insight yang saya dapat:

1. Be Flexible

Fleksibel ini menjadi seperti sebuah keterampilan yang wajib dimiliki seseorang bagi yang ingin terus mengejar mimpinya. Kalau kata Mba Puty,

“mungkin mimpi A terkubur, tapi coba deh di gali lagi dan sesuaikan dengan kondisi dan sumber daya sekarang, maka Ibu akan menemukan mimpi lainnya”

Mendengar pernyataan ini benar-benar membuat diri ini sadar untuk “yuk custom (sesuaikan) lagi mimpinya, kalau mimpi A belum memungkinkan dengan keadaan saat ini, kenapa harus dipaksakan?”

Setelah bertanya pada diri tentang ini, ohh ternyata banyak peluang lain yang muncul loh, dimana mimpi itu bisa dicapai sesuai dengan kondisi dan sumber daya yang dimiliki saat ini

Sebagai contoh, Buat yang mau kuliah MBA, tapi belum cukup dananya untuk kuliah, bisa ko belajar dari buku “The Visual MBA” kalau memang niat kuliah MBA itu untuk belajar ilmu bisnis dan belajar untuk membangun bisnis sendiri

Punya mimpi itu wajib, tapi ga boleh saklek. Selalu yakini jika selalu ada peluang dibalik tantangan yang dihadapi

2. Mimpi itu ga harus yang “WOW”

Poin ini terinspirasi dari pernyataan Mba Fathya kalau mimpi tuh ga mesti yang WOW kaya jadi Presiden atau mau jadi kaya Belinda Gates, tapi bisa diawali dengan hal-hal yang ingin Ibu lakukan/raih dalam waktu dekat. Rayakan dan nikmati kemenangan-kemenangan kecil itu dengan penuh sukacita, karena hati yang penuh dengan sukacita dan rasa kesyukuran, akan menjadikan hati Ibupreneur terisi dan bermakna. Hati yang bahagia adalah salah satu bensin untuk mengejar mimpi.

3. Menjadi Teladan Buat Anak

“Mimpi buat apa si dikejar, toh sekarang cuma di rumah doang?”

Buu, ingatlah kalau metode paling ampuh dalam mendidik anak adalah dengan teladan. Maka jika ingin memiliki anak-anak yang bermental kuat, pantang menyerah maka siapa lagi yang perlu mencontohkan selain orang tuanya?

Poin ini saya dapet dari pernyataan Mba Dewi, jika energi yang dia punya untuk terus mengejar mimpinya adalah bersumber dari keinginannya untuk menjadi teladan bagi anak-anaknya. Ingin anak-anak itu tahu bagaimana perjuangan Ibunya dalam mengejar mimpi, hingga suatu hari nanti anak-anak akan belajar dan paham arti dari sebuah perjuangan.

So Bagaimana Ibupreneur, mimpinya mau dihentikan atau dilanjutkan?

7 Likes

Very insightful :heart_eyes: terima kasih banyak :blue_heart:

sama-sama Bu :relaxed:

Setujuuu bangettt juga sama quotes nyaa Buuuuuuu. Ternyata dengan anak-anak melihat ibunya “pontang-panting” mengejar mimpi adalah privilese buat anak maupun ibunya yaaa. Pelajaran yang priceless banget bahwa mimpi harus berani dikejar dan diperjuangkan. Dan bahwa cinta dan perhatian kita ke anak nggak berkurang, malah justru hati kita jadi lebih utuh dan punya lebih banyak ruang untuk mencintai orang lain :’’)

3 Likes