Mulai Journaling Anti Pusing dengan Jurnal Syukur

Ibupreneur familiar dengan istilah journaling?


(Image by Freepik)

Akhir-akhir ini, istilah tersebut memang sering sekali kita temukan di media sosial. Pada dasarnya, kegiatan journaling atau mencatat adalah kegiatan menuangkan isi pikiran kita ke dalam bentuk tulisan. Journaling makin hype karena kegiatan ini termasuk kegiatan self-care termudah dan bahkan bisa tanpa biaya. Manfaatnya juga ternyata banyak banget, lho, bu.

Banyak sekali penelitian yang membuktikan bahwa kegiatan journaling memiliki efek baik terhadap fisik dan mental seseorang. Salah satu manfaat yang paling populer adalah journaling membantu kita dalam mengurai stress sehingga sistem imun tubuh akan lebih terjaga. Big win banget, nih, bu, kewarasan yang tetap on track plus fisik yang makin sehat akan bermuara ke produktivitas harian kita juga pastinya!

Tapi apa bisa kita sisipkan rutinitas journaling ini di sela kesibukan harian?
Bisa, dong, bu!

Memang, sebagai Ibupreneur dengan daftar prioritas yang nyaris nggak ada habisnya, membayangkan untuk memulai rutinitas baru rasanya meragukan banget, ya. Tapi jika rutinitas ini akan membawa banyak manfaat untuk diri, nggak ada salahnya buat dicoba, bu! Kita bisa coba mulai dengan salah satu jenis journaling yang paling populer, yaitu jurnal syukur atau gratitude journaling.

Kenapa harus jurnal syukur?

Karena di balik segala rutinitas dan dinamika Ibupreneur yang tak ada ujungnya ini, jurnal syukur bisa bertindak sebagai sarana penyeimbang diri. Banyak yang bisa kita dapat saat menerapkan rasa syukur, diantaranya adalah melatih sudut pandang positif serta memupuk kesejahteraan diri.

Saat menulis jurnal syukur, kita dipersilakan mencatat segala hal yang kita syukuri dan itu bisa apa saja!

Termasuk dengan mencatat hal-hal yang disukai yang terjadi pada hari itu. Tahu sendiri, kan, bu, kalau sudah soal menceritakan kejadian favorit, pasti bakal susah berhentinya. Inilah mengapa jurnal syukur sangat pas dijadikan sebagai garis start dalam kegiatan journaling. Ibu juga bisa browsing mencari berbagai contoh jurnal syukur yang paling cocok buat ibu.

Apa saja yang perlu kita siapkan?

Cukup dengan niat, waktu, dan alat tulis.

Jika Ibupreneur sudah berniat membuat jurnal syukur, berikutnya carilah waktu yang paling pas untuk menulis. Di penghujung hari adalah waktu terbaik, ibu bisa menulis sambil menilik ulang kegiatan di hari itu. Kemudian, ibu bisa langsung menuangkannya lewat alat tulis dan kertas. Menulis di notes smartphone ibu juga boleh banget, lho. Find ways that work best for you, bu!

Intinya adalah bukan di seberapa banyak hal-hal yang kita syukuri, tapi seberapa mampu kita memaknai kejadian kecil di hari itu sebagai suatu hal yang sebenarnya bernilai.


(sumber gambar: dokumen pribadi)

Jadi kalau kita hanya mampu menulis dengan satu kalimat syukur, nggak apa-apa, banget, bu! Start as small as you can!

Nah, Ibu Punya Mimpi sudah menyiapkan jurnal yang cocok banget buat Ibupreneur, nih!


(sumber gambar: Tokopedia)

Jurnal Narasi Diri ini bakal membantu Ibupreneur yang ingin comeback ke dunia berkarya lagi dengan cara:

  • Mengenal diri, supaya lebih paham kebutuhan diri setelah menjadi ibu,
  • Menulis mimpi, supaya langkah ibu lebih terarah,
  • Set goals dan OKR, agar ibu punya strategi yang mumpuni untuk meraih goals ibu.

Asyiknya lagi, di jurnal ini ada halaman khusus yang bisa ibu pakai untuk jurnal syukur!

Ibu bisa langsung mendapatkannya di sini!

Bagaimana, bu? Makin nggak sabar buat memulai menulis jurnal syukur, ya, jadinya?

Apa hal yang paling Ibupreneur syukuri hari ini?
Berbagi di sini, yuk, bu!

2 Likes