Overwhelmed sama “banjir informasi” parenting? Yuk, pegangan bu!

Hai, bu! Kali ini aku ingin berbagi tips terkait menentukan tujuan pengasuhan, hihi. Sering gak sih merasa overwhelmed dengan banjirnya informasi pengasuhan yang saat ini mudah sekali kita dapatkan? Beruntungnya kita menjadi orangtua di zaman ini, mudah sekali memelajari parenting sampai ke tips praktis untuk diterapkan kepada anak. Tapi, tidak jarang bahwa infonya terkadang berbeda-beda bahkan saling bertentangan satu sama lain. Nah, aku ada sedikit tips nih untuk bisa diterapkan oleh buibu hehe.

  1. Tentukan tujuan Pengasuhan anak
    Ini yang pertama kita harus tahu ya tentunya. Apa sih tujuan pengasuhan yang kita lakukan? Misalnya, ingin mengemban amanah dari Tuhan sebaik-baiknya, ingin mencetak generasi yang lebih baik dari kita, atau ya sekedar menggugurkan kewajiban hehe. Mungkin terdengar klasik, ya. Tapi sebetulnya hal ini yang kadang menjadi semangat kita dalam mengasuh. Saat merasa lelah atau bahkan tidak sanggup, kita bisa kembali diingatkan lagi dengan tujuan pengasuhan yang sudah kita buat ini.

  2. Rangkum apa saja nilai-nilai yang ingin diajarkan.
    Nah, kita harus tahu dulu apa sih Nilai-nilai yang ingin kita tanamkan? Ini juga penting supaya kita tidak mudah ikut-ikutan ketika melihat selebgram mengajari anak A, atau B, dan C. Kita tentukan dulu, dan dari situlah kita bisa menemukan acuan atau indikator dari tujuan besar kita yang sekiranya perlu kita jadikan target-target kecil perkembangan anak.

  3. Tentukan karakter apa yang ingin dibentuk.
    Walaupun terkait hal ini, sangat dipengaruhi juga oleh faktor bawaan (temperamen anak, misalnya). Tapi bukan tidak mungkin untuk dilatih ya bu. Misalnya ingin anak punya karakter suka bersosialisasi. Anak dengan temperamen difficult, bisa kita latih lebih sering untuk berinteraksi dengan orang.

Nah, untuk menentukan 3 hal diatas, tentunya perlu diskusi dengan pasangan jika memang memiliki pasangan. Berikut tips berdiskusi dengan pasangan ya, bu…

1.Lakukan disaat kita dan pasangan berada dalam emosi senang dan cenderung stabil. Karena saat senang, otak manusia lebih siap mengelola informasi, kemampuan berpikir lebih meningkat dan kita menjadi lebih fokus (atentif).

(Sumber :https://www.psychologytoday.com/us/blog/prime-your-gray-cells/201108/happy-brain-happy-life)

  1. Bisa dimulai dengan menanyakan harapan-harapan pasangan terhadap anak.

  2. Gunakan teknik komunikasi yang baik :
    • Sampaikan uneg-uneg dengan teknik “i message/we message” (Aku ngerti kamu belum kepikiran, tapi aku khawatir kalau dibiarkan terlalu lama, nanti…)
    • Dengarkan pendapat pasangan secara aktif. Dengar dan jangan langsung ingin membalasnya. Lebih baik jika di validasi “Jadi, kamu marah karena tadi…”
    • Lakukan kontak fisik. Jangan menyepelekan kekuatan gestur. Kadang kita bisa menyampaikan banyak hal tanpa perlu berkata-kata.
    Sumber : https://www.fatherly.com/love-money/communication-habits-happy-couples/

  3. Tanyakan nilai-nilai dan cara pengasuhan apa yang disukai dan kurang disukai pasangan di dalam keluarganya.

  4. Susun bersama nilai-nilai dan cara pengasuhan baru antara kita dan pasangan.

  5. Buat kesepakatan mengenai batasan peran kakek nenek dan orangtua dalam mengasuh anak

  6. Saling update dengan info-info terkini dari sumber yang dipercaya, terutama ahli.

Nah, itu dia kurang lebih tips dari aku untuk para ibu kalau merasa kewalahan dengan banjirnya informasi pengasuhan hihi. Semoga dengan memiliki pegangan ini dan rutin juga berdiskusi dengan pasangan tentunya, pengasuhan akan lebih mudah dijalani ya, bu. Semoga bermanfaat

2 Likes