Hai ibupreneur!
Salam semangat untuk semua ibu preneur yang terus berusaha memutar roda ekonomi terus berinovasi dalm berbisnis dan membuka banyak lapangan pekerjaan. Pandemi COVID-19 ini memberikan banyak tantangan dan pembelajaran bukan hanya untuk diri kita, tapi juga keberlangsungan bisnis dan pekerjaan.
Semua hal sebelum pandemi, rutinitas bekerja dan berproduksi, sekarang seperti sangat berjarak. Seperti dalam sebuah masa yang sama sekali berbeda dan jauh. Kerja professional yang biasanya kita lakukan di luar rumah, karena adanya pandemi, maka kerja-kerja dilakukan di rumah. Kebijakan pemerintah untuk membatasi mobilitas dan mengurangi kuantitas pekerja untuk bertemu tatap muka membuat rumah menjadi tempat kerja profesional yang baru.
Ibupreneur yang mempunyai bisnis, ataupun ibu pekerja mempunyai kewajiban untuk memprioritaskan keselamatan dan Kesehatan. Hal ini ditekankan oleh International Labour Organization (ILO) dalam sebuah edaran Maret 2020 tentang COVID-19 dan Dunia Kerja: Dampak dan Tanggapan, yaitu Setiap pengusaha memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk memastikan bahwa semua tindakan pencegahan dan perlindungan yang praktis dapat diambil guna meminimalkan risiko pekerjaan, dimuat dalam Konvensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 1981 (No. 155). Selain itu pengusaha bertanggung jawab untuk menyediakan,jika perlu dan sejauh dapat dilakukan secara wajar, pakaian pelindung yang memadai dan alat pelindung diri, tanpa beban biaya pada pekerja. Orang yang bekerja juga berkewajiban untuk mematuhi langkah keselamatan yang sudah ditentukan.
Sebuah riset yang didanai oleh sebuah Lembaga dari Department Foreign Affairs and Trade Pemerintah Australia, Investing in Women , memaparkan tentang tantangan dalam menyeimbangkan kerja dan perawatan serta pembagian peran pekerjaan domestic saat pandemi, ke tiga negara yaitu Indonesia, Filipina, dan Vietnam. Riset yang dilakukan terhadap 1800 orang di tiga negara, terhadap pekerja yang bergerak di sektor swasta. Riset yang mengkaji perubahan terkait tempat bekerja, tekanan terhadap pendapatan, pembagian dalam peran domestik, dan sumber utama dalam mengelola kerja domestik dan mengurus keluarga.
Riset tersebut menerangkan bahwa lebih dari 60% pekerja Filipina berpindah menjadi bekerja dari rumah, Indonesia berada di lebih dari 40%, lalu diikuti Vietnam. Perempuan dari tiga negara tersebut lebih banyak yang bekerja di rumah daripada laki-laki. Riset yang ditulis oleh Associate Professor Elizabeth Hill, Professor Marian Baird dan Dr. Suneha Seetahul pada Mei 2020 ini, melaporkan bahwa lebih dari 60% perempuan dan laki-laki di Indonesia, Filipina dan Vietnam merasa lebih tertekan mendapatkan penghasilan sebelum COVID-19. Artinya,secara ekonomi, pandemi berkepanjangan ini membawa dampak yang signifikan terhadap ekonomi. Bagaimana tidak, mobilitas manusia yang biasanya dapat menunjang ekonomi, saat ini sangat terbatas.
Aktivitas bisnis dan kerja mau tak mau harus terjadi di dalam rumah. Pada awal pandemi, Mei 2020, sesuai dengan riset ini, terdapat adaptasi yang cukup menantang terkait pembagian peran-peran domestic, atau kerja-kerja untuk mengurus rumah dan keluarga. Mengutip riset tersebut, Perubahan tekanan untuk mengelola kehidupan rumah tangga sangat bervariasi antar negara dan gender. Lebih dari 50% pekerja Indonesia (laki-laki dan perempuan) dan laki-laki Vietnam melaporkan perasaan mereka peningkatan tekanan dalam mengurus rumah. Sementara itu perempuan Indonesia dan Filipina lebih banyak mengatakan bahwa mereka merasakan ada penekanan tekanan dalam rumah tangga daripada laki-laki.
Sejak COVID-19 masuk ke Indonesia setahun lalu, dan berbagai kebijakan pemerintah lokal maupun nasional berganti, sementara persentase kasus positif terus meningkat, kebijakan untuk tetap menjalankan bisnis dan pekerjaan dari rumah, masih direkomendasikan dan kebijakan paling baik. Artinya, pembagian kerja untuk menjalankan bisnis dan tetap bekerja sama dengan pasangan dan keluarga dalam mengurus rumah tangga, tetap harus dilakukan.
Urusan untuk mengurus keperluan rumah, menemani anak bermain dan sekolah, tapi dituntut untuk tetap produktif bekerja dan berbisnis, merupakan salah satu tantangan terbesar pandemi ini. Seiring dengan usaha-usaha untuk memperhatikan kesehatan dengan meminimalkan potensi penyebaran virus, menjaga kesehatan fisik dan mental merupakan kebutuhan primer yang tidak terhindarkan.
Pandemi ini, mau tidak mau membuat kita semua tertantang untuk membagi peran untuk mengurus rumah. Motivasi yang kuat untuk membuat rumah jadi tempat yang paling aman dan nyaman untuk berlindung, sekaligus tetap produktif, harus menjadi prioritas anggota keluarga.
Bagaimana dengan ibupreneur, apakah selama ini dapat bekerja sama dengan baik dengan anggota keluarga yang lain untuk tetap sehat dan nyaman bekerja dari rumah?
Apa tips dan trik terbaik yang dapat ibupreneur bagikan untuk tetap menjaga produktivitas dan rumah tetap terjaga?
International Labour Organization, COVID-19 dan Dunia Kerja: Dampak dan Tanggapan : Pertanyaan yang sering diajukan wcms_742033.pdf (ilo.org)
Pressure to work and care under COVID-19: Social norms in the private sector in Indonesia, Philippines and Vietnam, Associate Professor Elizabeth Hill 20200911-Research-Note_P3_Final.pdf (investinginwomen.asia)