Sore Ibupreneur,
Nanya dong, ada yang masih bingung cari peluang bisnis kah? Biasanya nih Ibupreneur tuh banyak ide bisnisnya tapi bingung mau mulai dari mana.
Maklum, menjadi Ibu pun sudah menyita banyak waktu dan energi apalagi punya bisnis yang seperti ngurus bayi, banyak printilan yang harus dikerjakan. Saya sendiri sudah merapat ke dunia wirausaha sejak tiga tahun lalu, tapi baru bisa punya bisnis di 2020, itu pun setelah dapat partner bisnis.
Take your time Ibu, walau sedikit tapi alokasikan waktu khusus setiap hari, nanti akan kerasa deh progressnya.
Psst… salah satu hal yang penting adalah bergerak dalam komunitas, karena kalau sendirian tuh kurang seru, semangatnya naik turun, makanya dengan rajin berinteraksi seperti di forum RUMII, Ibu bisa saling menularkan semangat dan tips bareng Ibupreneur lain.
Untuk melatih intuisi bisnis dan teknik berbisnis, Ibu juga bisa mencoba menjadi reseller loh. Sebentar lagi kita akan menyambut Ramadhan yang biasanya tren belanjapun akan naik berkali lipat. Nah, kira-kira peluang apa yang bisa kita ambil dari momen ini?
1. Menjual makanan khas Ramadhan
Walau kurma semakin akrab dikonsumsi di luar Ramadhan, permintaannya akan semakin meningkat di bulan puasa nanti. Tak hanya untuk sajian di rumah, tapi kurma adalah makanan yang siap makan dan tahan lama ini bisa dijadikan item bingkisan untuk orang lain.
Ibu bisa bikin bundling kurma, madu, minyak zaitun, dan kombinasi barang lainnya yang tahan lama. Tertarik? Ibu bisa mencari supplier nya dari sekarang nih di marketplace (biasanya harga lebih murah di toko oren, tapi cek adu harga juga di toko ijo) supaya menghemat waktu dan tenaga ketika berburu supplier.
Setelah dapat, coba order dengan jumlah terbatas dulu, padu padan bundling nya dengan packing yang menarik, lalu share di status whats ap dan social media Ibupreneur.
2. Dropship Baju & Perlengkapan Ibadah
Walaupun di rumah saja, kebutuhan baju lebaran akan tetap ada. Lakukan kurasi terhadap gaya busana yang disukai oleh target market (paling mudah sih melihat selera di circle kita), kemudian kontak penjualnya apakah menawarkan opsi dropship.
Walau biasanya hanya memberikan margin sebesar 10%, tapi Ibu bisa lebih mudah menjalankan bisnisnya tanpa modal besar, dan proses pengirimanpun diurus oleh brand tersebut.
Dari sini Ibu bisa tahu loh mana saja baju yang disukai dan daya beli pelanggan tertentu. Data ini bisa kemudian jadi modal untuk membuat brand fashion Ibu sendiri. Ibu juga bisa menjual barang turunannya, misalnya masker kain, aksesoris hijab atau rambut, kaus kaki, dan lainnya.
3. Kue kering dan perlengkapan kue.
Suka bikin kue? Yuk tawarkan kue jagoan Ibu (atau bisa juga buatan orang lain) dengan sistem PO pakai uang muka (misalnya 50% nya). Dengan begitu maka pelanggan bisa mendapatkan harga yang lebih ringan dan Ibu juga bisa mengamankan pos belanja kue pelanggan dari jauh hari.
Nah, kalau Ibu bikin kue pasti mencari supplier peralatan kue kan? Jangan cuma jualan kue, Ibu juga bisa menawarkan barang tersebut untuk teman-teman yang ingin berkreasi sendiri di rumah. Pengalaman saya, mendekati lebaran, stok toples, butter dan lainnya semakin susah dicari padahal saya tinggal di Jakarta Selatan yang bisa mendapat akses pengiriman kurir same day dari berbagai daerah di Jakarta lainnya.
Bagaimana Ibu, patut dicoba kan? Latihan murah meriah, semoga jadi ketagihan jualannya dan bisa membangun bisnis yang berkelanjutan. Semangat Ibu!