Perlukah memprioritaskan meluangkan waktu untuk beristirahat?

Hai, Ibu! Siapa yang disini suka dengan side-huste? Hihihi
Awalnya, akupun merasa itu berat sekali dan hebat ya kalau lihat ibu-ibu yang sepertinya sudah jadi aktivitas sehari-hari untuk side-hustling. Etapii, ada juga ternyata yang merasa itu sesuatu yang “nagih” karena mungkin challenging dan membuat kita merasa terus produktif dan “penuh”.

Sebetulnya, mau side-hustle ataupun slow living pun tidak masalah yang mana aja asal membuat kita bahagia ya bu…hehe. Kalau memang suka ya jalani saja asal sesuai kemampuan diri. Kalau kita bicara tentang produktif, pasti setuju ya bu kalau produktif itu kita melakukan hal-hal yang menjadi prioritas dan tentunya sesuai value diri kita. Nah, tapii kira-kira boleh gak sih kalau di sela-sela kesibukan ini kita juga menyelipkan to-do list istirahat? Boleh, dong! Justru perlu! Oiya?

Nah, jadi baru-baru ini aku mendengarkan podcast Mimpi Ibu yang berjudul “Seni beristirahat yang produktif”. Kalau menurut Co-founder kita ibuk Fathya Artha, istirahat versi beliau adalah berimajinasi tentang "safe place" yang dibuatnya sendiri di suatu spot dirumah, lalu bu Fathya akan memejamkan mata di spot tersebut untuk istirahat sejenak. (Walau hanya 2-3 menit saja).

Kalau menurut Ibu Marissa yang juga Co-founder sekaligus CTO kita ini, beliau akan mengistirahatkan otaknya dari berpikir tentang apapun. Jadi bisa dengan bengong tanpa memikirkan apa-apa, berolahraga atau menonton drama yang ringan. Pokoknya beristirahat dengan kegiatan yang sepertinya tidak perlu melibatkan proses berpikir yang berat. Karena kalau diam namun tetap memikirkan sesuatu, berarti menurutnya itu bukan istirahat hihi. Ayo siapa yang sering penuh pikirannya buibu? :laughing:

Kalau mengacu ke definisi bu Fathya, istirahat adalah momen untuk break atau jeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, atau sekedar ter-distract dari sebuah kegiatan tapi menemukan ketenangan pada momen itu. Istilahnya kita “keluar sebentar”. Kalau Bu Marissa menganalogikan bahwa ibarat kita adalah sebuah gedung yang memiliki banyak lantai, ketika kita istirahat kita sedang keluar dari gedung itu.

Nah, tapi sayangnya beberapa dari kita mungkin masih ada yang merasa bersalah ketika istirahat. Katanya, bisa jadi karena kita merasa bahwa istirahat adalah leisure (kegiatan menyenangkan di waktu luang). Padahal, istirahat adalah resting, berbeda dengan leisure. Istirahat ya istirahat. Berbeda dengan me-time. Namun memang sama-sama membuat kita re-charge. Istirahat juga dikatakan penting karena ya memang kebutuhan diri kita. Dan istirahat harus datang dengan intensity dan keihklasan. Jika tidak, akan menjadi painful (membuat kita merasa bersalah). Istirahat juga dikatakan dapat mengingkatkan produktivitas, loh! Bu Fatha bilang olahraga atau aktivitas fisik bisa membuat kita menjadi lebih fokus.

Nah, bu, jadi mulai sekarang mungkin bisa kita selipkan di to-do list kita poin istirahat. Tidak perlu merasa bersalah kok. Karena tubuh kita juga membutuhkan itu dan tentunya hal tersebut bisa membuat kita lebih fokus dan produktif disaat harus produktif lagi. Mulai luangkan waktu yuk bu walau hanya 2-3 menit saat kita bisa, kita penuhi hak tubuh kita :heart: