QnA Kelas #JikaIbuMenjadi Freelance Writer

Zulfin Hariani - Tinggal Bersama Mertua? Siapa Takut! Ini Dia 5 Tips Harmonis Tinggal Bersama Mertua

Nurul Ersya - Tugas Roleplay JIM FW

Ijin submit tulisan ya Bu

5 Aktivitas Agar Ibu Kembali Segar dan Bersemangat Menjalani Hari

Menjadi ibu bukanlah suatu hal yang mudah. Ibu adalah status yang membuat penyandangnya harus siap siaga 24 jam sehari dan 7 hari seminggu tanpa jeda untuk membersamai keluarga. Jika peran ini dijalani tanpa bantuan orang-orang terdekat atau mungkin tanpa asisten rumah tangga tentu akan sangat menguras energi dan -seringkali- kesabaran. Energi yang terkuras, pikiran yang kusut karena tugas multitasking seorang ibu, dan kurangnya bantuan -atau pengertian- dari orang-orang terdekat semakin menambah lelah jiwa raga ibu. Dalam kondisi seperti ini, istirahat sejenak akan sangat membantu memulihkan energi dan mood ibu. Ada setidaknya 5 aktivitas yang dapat ibu lakukan untuk mengembalikan energi, mood, dan semangat ibu dalam menjalani hari.

Tidur sejenak

Istirahat sejenak di sela-sela aktivitas sehari-hari akan membantu ibu mengembalikan energi. Terlebih apabila ibu terbiasa bangun dini hari dan melanjutkan beraktivitas sampai siang tanpa sempat beristirahat. Untuk itu ibu bisa mencoba tidur 30 menit sebelum waktu Dzuhur agar bersemangat kembali ketika bangun.

Mandi

Ketika ibu merasa lelah setelah memasak di dapur, tidak ada salahnya ibu menyempatkan diri untuk mandi. Hal ini akan membuat ibu merasa segar sekaligus menghilangkan aroma kurang sedap yang menempel di baju atau badan dari aktivitas memasak sebelumnya. Badan yang kembali segar biasanya juga akan membuat mood ibu kembali segar.

Makan buah atau minum air putih hangat

Makan buah atau minum air putih hangat adalah aktivitas lain yang bisa ibu lakukan untuk mengisi kembali energi setelah beraktivitas. Hindari minum minuman dingin dan mengandung banyak gula atau makan makanan berminyak ketika ibu sedang merasa lelah. Minuman dingin yang manis memang menggiurkan apalagi ketika cuaca panas, akan tetapi itu sangat tidak baik untuk kesehatan ibu. Makanan berminyak atau berlemak mungkin akan memperbaiki mood secara instan, tapi sebaiknya ibu mengkonsumsi buah-buahan yang lebih diperlukan oleh tubuh ibu yang kelelahan.

Olahraga ringan

Setidaknya 3 kali dalam seminggu, luangkan waktu untuk berolahraga ringan selama 30 menit agar peredaran darah lancar dan tubuh ibu tidak kaku. Ibu harus selalu menjaga kesehatan diri agar bisa menjaga kesehatan keluarga bukan? Ibu bisa memulainya dengan senam peregangan terlebih dahulu sebelum melakukan olahraga yang lebih berat. Tetapi harus diingat agar tidak terlalu memaksakan diri karena ibu masih harus menyimpan energi untuk aktivitas yang lain. Jangan sampai karena kelelahan berolahraga tugas-tugas ibu yang lain menjadi kacau dan tidak seimbang.

Berdoa

Last but not least, berdoa adalah salah satu aktivitas yang relatif ringan dan cepat untuk mengembalikan mood dan energi ibu ketika sedang kelelahan dan kehilangan kesabaran. Berhentilah sejenak -atau bahkan tidak perlu benar-benar berhenti- dari aktivitas yang sedang ibu jalankan, lalu ambil napas panjang dan berdoa, ibu akan merasakan energi ibu kembali bersamaan dengan pikiran dan hati yang lebih lapang.

Itulah diantara kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengembalikan energi dan semangat dalam menjalani hari-hari sebagai seorang ibu yang luar biasa. Semoga menginspirasi dan selamat mencoba !

Hai Ibuuu…
Izin setor tugas roleplay aku yaa…

Aku buat tulisan di Carousel IG ini ya Buu hihi
https://www.instagram.com/p/Cxuag0_yN3d/?igshid=MzRlODBiNWFlZA==

Terimakasih :slight_smile:

Hallo bu, saya novia… ijin setor challenge yach bu @nadiasarahw

“Hai aku, apa kabar?”

Wanita, adalah makhluk yang istimewa karena diciptakan dengan penuh rasa cinta. Namun sayangnya dalam kehidupan nyata, wanita sering kali mendapat perlakuan yang jauh dari istimewa. Aku ingin share pengalaman dan perubahan yang terjadi pada wanita setelah menikah karena saat ini aku belum menjadi ibu.
Sejak menikah sebelas tahun yang lalu, ada banyak perubahan dalam hidupku, mulai dari kebiasaan hidup hingga prinsip hidup yang dulu bisa kupegang teguh saat masih single perlahan mulai terabaikan. Kalau kata orang tua, menikah itu menyatukan dua karakter yang berbeda, tentunya hal ini tidak mudah dan perlu banyak toleransi antar pasangan agar kehidupan rumah tangga terus bergerak maju.
Enam tahun pernikahan, kehidupanku sebagai wanita dan istri masih relatif aman, baik aku dan suami sama-sama memiliki karir dan bisa saling support meski kami harus LDR. Masuk tahun ke tujuh, suami memintaku resign dari pekerjaan agar aku bisa fokus melanjutkan pendidikan magisterku tanpa harus bolak balik antar provinsi karena harus membagi waktu dengan pekerjaanku.
Masuk tahun ke sembilan, pendidikan S2 ku selesai dan aku pindah mengikuti suami. Aku pikir dengan mengakhiri LDR dengan suami, semua hal akan berjalan lebih baik dan lancar. Namun aku salah, ada banyak tantangan dan ujian baru didepan mata. Mulai dari pertanyaan-pertanyaan julid tetangga perihal kenapa belum punya anak? hingga pandangan sinis saat tahu bahwa aku lulusan S2 namun tidak bekerja atau berkarir di instansi. Awalnya aku cuek dengan hal-hal tersebut, namun lama-lama jengah juga. Perlahan aku merasa sendiri dan asing hidup di tempatku sekarang karena jauh dari orang tua dan keluarga. Ada perasaan “tidak diterima” oleh lingkungan karena pandangan mereka yang seolah-olah mempermasalahkan kondisi kami yang belum punya anak, menyayangkan gelar magisterku karena aku tidak bekerja hingga perbedaan suku, adat dan kebiasaanku dengan mereka.
Suami belum mengizinkanku untuk bekerja di instansi karena ingin kami lebih fokus menjalani rumah tangga kami setelah 8 tahun LDR. Artinya, mulai saat itu kehidupanku sebagai the real istri dimulai. Aku sebagai istri, bukan lagi sebagai novia yg dulu punya karirnya sendiri, dan panggilan pun berubah menjadi istrinya pak x, atau bu x (nama suami). Lambat laun aku merasa jati diriku sebagai novia mulai pudar berganti menjadi sosok lain yang sulit aku kenali.
Saat ini aku menjalankan usaha yang baru kami mulai tiga tahun yang lalu, sementara suami tetap bekerja di instansi pemerintah. Meskipun begitu aku merasa hanya menjalani apa yang suamiku inginkan padahal suami tidak membatasi ruang gerakku untuk tetap aktif aktualisasi diri lewat kegiatan-kegiatan positif. Perlahan mimpi serta cita-citaku mulai memudar. Usaha yang saat ini berjalan adalah impian suami dan aku membantu mewujudkannya dengan cara membantunya membangun serta mengembangkan usahanya. Sebenarnya aku cukup menikmati proses ini namun tetap saja aku merasa “belum” menemukan mimpiku disana. Saat ini aku masih berusaha untuk kembali menemukan sosok diriku sebagai wanita yang utuh dengan impiannya, cita-citanya dan kebernilaiannya tanpa mengesampingkan dirinya sebagai seorang istri.
Aku rindu dengan diriku yang dulu, namun aku juga ingin menjalankan peranku sebagai istri dan kelak juga sebagai ibu tanpa beban dan rasa gamang. Semoga suatu saat nanti, diwaktu yang tepat aku kembali menemukan diriku dengan mimpi-mimpiku dan dimampukan untuk menjalani peran istri juga ibu bagi anak-anakku.

Sharah

Pentingnya Memiliki Teman Setelah Menjadi Ibu

Tidak dapat dipungkiri, setelah melahirkan buah hati ke dunia kehidupan bunda akan berubah drastis. Namun demikian, bunda tetap harus memiliki teman agar tetap semangat menjalani rutinitas sehari-hari.

Setelah menjadi ibu, kehidupan bunda akan disibukkan dengan komitmen penuh untuk menjaga dan merawat buah hati tercinta serta memantau tumbuh kembangnya. Tidak hanya merawat buah hati, bunda pun juga memiliki dedikasi penuh untuk berbakti kepada suami.

Tidak dapat dipungkiri, setelah rutinitas yang berubah kehidupan sosial bunda pun juga ikut berubah. Rasanya seperti mengasingkan diri, di kehidupan sebelum memiliki anak mungkin bunda terbiasa dengan acara kumpul-kumpul bersama teman. Di kehidupan baru setelah memiliki anak, banyak bunda yang merasa sudah tak terhubung lagi dengan teman-temannya yang dahulu. Hingga pada akhirnya perasaan kesepian muncul sehingga merasa malu untuk memulai berteman kembali.

Jika bunda merasa demikian, bunda tidak sendiri kok! Karena menurut Scientific American melaporkan pada 2006 bahwa hampir semua mamalia betina mengalami “perubahan mendasar” selama kehamilan dan setelah melahirkan. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh hormon kehamilan dam menyusui yang dapat menghasilkan struktural pada otak.

Namun demikian, banyak studi yang menganjurkan bahwa penting untuk bunda dapat meluangkan waktunya dengan teman atau orang yang dapat membuat tertawa. Karna kesehatan dan kesejahteraan wanita dapat meningkat ketika mereka menghabiskan waktunya dengan beberapa sahabat atau teman dalam beberapa kali waktu dalam seminggu dengan memgambil bagian dalam aktivitas tertentu. Penelitian dari University of Oxford juga menemukan bahwa ada baiknya jika bunda berinterasi dengan bercanda dan membicarakan hal-hal yang membuat mereka tertawa.

Untuk itu, tidak ada salahnya untuk bunda memulai membuka percakapan dengan teman lama bunda atau sekedar bertegur sapa dengan teman baru sesama ibu disuatu komunitas untuk mendapatkan teman baru. Jangan takut untuk berbagi cerita ya bunda.

https://www.instagram.com/p/Cxvg4ZmJfqY/?igshid=MzRlODBiNWFlZA==

Halo, perkenalkan saya Ayu.
Berikut hasil roleplay saya ya bu. Semoga belum terlambat. Thankyou.

Menanti Buah Hati dengan Happy

Memiliki buah hati tentunya menjadi Impian bagi setiap perempuan yang sudah menikah ya Bu. Tapi bukan suatu hal yang salah juga kok, kalo ternyata setelah sekian waktu berumah tangga, ibu belum juga dikaruniai buah hati. Bukan hal yang keliru juga jika ternyata ada ibu-ibu yang masih menunda memiliki buah hati dengan alasan tertentu. Jangan sedih dan jangan berkecil hati ya Bu. Semua hal pasti memiliki sisi positif dan negatifnya, tergantung dari sudut pandang mana Ibu melihatnya.

Nah, bukan berarti ketika Ibu tidak kunjung dikaruniai buah hati lalu hidup Ibu jadi hancur berantakan ya. Ambil sisi positifnya aja yuk bu, jangan bikin hidup ibu jadi ga happy . Karena saat ibu dalam suasana mood yang ga happy , secara ga langsung akan mempengaruhi produktifitas ibu lho. So, yuk kita lihat dari sisi yang berbeda, apa aja sih kira-kira sisi positifnya ketika ibu belum dikaruniai buah hati.

  • Bagi Ibu yang memiliki trauma masa lalu, Ibu bisa punya kesempatan untuk menyembuhkan diri dari luka-luka masa pengasuhan terdahulu. Supaya nantinya saat Ibu dikaruniai buah hati, Ibu sudah berdamai dengan diri Ibu sendiri dan siap untuk mengasuh buah hati dengan tanpa melibatkan trauma masa lalu. Sehingga dapat memutus mata rantai trauma yang dihasilkan dari luka-luka pengasuhan yang Ibu alami, dan harapannya dapat menghasilkan generasi anak-anak yang ceria dan bahagia.
  • Kesempatan untuk belajar ilmu parenting . Nah, ini penting banget Bu. Jelas menjadi orang tua itu tidak mudah ya. Sebelum dikaruniai buah hati, ada baiknya kita membekali diri dengan banyak pengetahuan terutama tentang parenting . Ibu bisa dapatkan ilmu parenting dari berbagai sumber. Bisa dengan membaca buku atau jurnal, follow akun-akun influencer dan psikolog yang membahas tentang tips dan trick parenting , serta rajin ikut workshop dan seminar tentang pengasuhan. Pastikan untuk menggali pengetahuan dari sumber-sumber yang kredibel ya Bu.
  • Kesempatan untuk melakukan hal-hal yang belum pernah Ibu lakukan, atau memulai hobi dan bisnis baru. Mungkin waktu Ibu belum menikah dulu, Ibu disibukkan dengan banyak pekerjaan, atau tanggung jawab lain yang bikin Ibu ga punya waktu luang untuk melakukan hal-hal yang Ibu pingin lakukan. Nah, buat para Ibu yang setelah menikah memiliki banyak waktu luang karena sudah tidak aktif bekerja di kantor, Ibu bisa lho memulai hobi baru yang bermanfaat. Misalnya mencoba ragam jenis olahraga yang lagi trend ; beraktivitas di alam bebas seperti naik gunung, camping , tracking ; atau memulai bisnis baru sesuai passion Ibu. Hal ini bisa Ibu lakukan untuk menjaga mood Ibu tetap happy dan Ibu tetap produktif saat Ibu tengah dalam usaha untuk mendapatkan buah hati.
  • Kesempatan untuk menabung buat masa depan si kecil. Anggap aja saat ini Tuhan belum memberikan buah hati, supaya Ibu dan Bapak punya kesempatan untuk rajin menabung demi masa depan si kecil nanti. Kita sama-sama tahu ya Bu, biaya hidup dan biaya pendidikan saat ini tidaklah murah. Jadi, mumpung belum ada si kecil, yuk rajin menabung dan investasi Bu. Agar nantinya kita bisa memberikan pendidikan yang terbaik untuk putra putri kita.

Kalo kita lihat dari sudut pandang lain, ternyata banyak kan Bu sisi positifnya. Tetap semangat ya Bu, untuk semua saja yang sedang berjuang menanti hadirnya buah hati. Bagaimana pun kondisi Ibu, apapun yang sedang Ibu hadapi saat ini, dan apapun perkataan orang tentang Ibu, Ibu tetaplah perempuan istimewa. Tanamkan dalam hati dan pikiran, bahwa Ibu adalah sebentuk berlian yang sangat berharga. Yang semakin ditempa, akan semakin terlihat sinarnya.

Recap JIM FW:

List Q dari WAG JIM:

Halo Ibu, perkenalkan ini Mimma. Izin berbagi hasil QnA JIM Freelance Writer ya Bu:

  1. Kalo nulis konten utk medsos apakah kita perlu mencantumkan sumber yg kita pakai sewaktu riset? atau selama kita tidak mengutip sumber tersebut, maka tidak perlu disertakan sumbernya?

A: Harus tetap mencantumkan sumber pada saat riset agar pembaca bisa mengetahui dari mana tulisan kita berasal dan bisa dipertanggungjawabkan ketepatannya. Jika ada data hasil survey yang dilakukan sebelumnya juga bisa dicantumkan.

  1. Minta tips donk bu, gimana cara mengutip sumber yang benar? supaya tidak jadi plagiat.

A: Perbanyak riset pada media yang memang kredibel untuk memastikan data atau tulisan yang akan kita bagikan memang benar adanya.

  1. Kalau untuk menulis naskah fiksi atau novel itu platform apa yang direkomendasikan ya? Karena saya lihat platform menulis novel yang ada saat ini isinya kurang berkualitas dan banyak mengarah ke hal2 yang tidak beradab. :pray:t2: (mohon maaf yg ini terlewat ya Bu, paralel saya teruskan kembali ke tutor)

  2. Rekomendasi tools untuk mengecek plagiarisme apa ya kak?

  3. Adakah rekomendasi tools untuk mengecek apakah sumber yang kita pakai itu valid atau hoaks?

A: Tutor menggunakan duplichecker untuk mengecek sumber yang akan digunakan valid atau tidak. Masih banyak aplikasi lain yang dapat membantu cek plagiarisme.

  1. Vianida - (1) Adakah sertifikasi untuk meningkatkan skill bagi freelance writer bu? (2) Selain portofolio tulisan, pertimbangan apa yang digunakan client untuk memilih kita sebagai freelance writer?

A: 1. Tutor sendiri belajar secara otodidak untuk menulis. Tapi, memang banyak platform dan course yang membuka sertifikasi seperti Revou dan sebagainya. Selain ambil sertifikasi, tutor juga menyarankan untuk banyak latihan menulis misal di blog pribadi atau caption sosial media, biasanya tutor minta bantuan rekan apakah yang ditulisnya mudah dibaca dan dipahami, atau membantu cek jika ada kesalahan dalam penulisan.

  1. Selain perbanyak latihan menulis, misal kita sebagai yang belum punya pengalaman, ikut program seperti JIM ini sudah dapat membantu untuk klien bisa tertarik dengan kita dan menggunakan jasa kita. Internship juga menjadi faktor pendukung untuk kita yang ingin memulai menjadi freelance writer untuk menggali ilmu dan sistem kerja sebagai seorang penulis.

Tips dan beberapa feedback based on RUMII by Tutor:

  • Dipelajari lagi kapan di- sebagai kata depan atau kata awalan. Misal: di saat, di mana. Kemudian penulisan kata serapan bahasa asing, sebaiknya menggunakan italic, dan penggunaan -pun nggak perlu dipisah di beberapa kata. Seperti: cuci piring pun (nggak perlu menggunakan tanda -) kecuali mau dilanjutkan dengan bahasa asing.
  • Jangan lupa perhatikan pemilihan kata, walau pun ini tulisannya bukan untuk yang serius. Seperti berfikir -> berpikir, saat saat -> saat-saat.
  • Perhatikan EYD. Setiap kalimat diawali dengan huruf besar. Kemudian perhatikan kapan menggunakan (.) atau (,). Contoh: Dari mulai waktu dan tabungan yang bergeser peruntukannya, bukan lagi tentang diriku. Satu lagi, setiap penulisan berbahasa asing menggunakan italic.

Hanya jangan lupa untuk penggunaan huruf kapital di awal kalimat contohnya: “Ha? Masa anak psikologi ngeluh kayak gini?”

Kemudian untuk kata-kata dalam bahasa asing dibuat miring atau italic. Selain itu, penggunaan kata “ibu” di tengah kalimat nggak perlu menggunakan huruf kapital di depannya kecuali untuk panggilan, misal: aku diajak oleh Ibu Rani untuk ke pasar. (sumber rujukan bisa di klik di tautan ini)

  • jangan lupa menggunakan kata sambung setelah menggunakan tanda koma (,) berkali-kali. Seperti: mual, muntah, sulit tidur, sulit bergerak, kaki bengkak, kulit kering, napas pendek, atau pegal. Selain itu struktur kalimat, jangan menggunakan tanda koma terlalu banyak.
  • Mohon diingat lagi penulisan kata yang benar seperti berfikir -> berpikir, pelan - pelan -> pelan-pelan (nggak perlu ada spasi di antara tanda baca).

lebih baik ada kata pengantar untuk pembuka dan penutup supaya pembaca nggak berasa “nanggung” bacanya. Aku kasih contoh ya:

Terkadang perjalanan ini juga membuat saya merasa kesepian. Setelah sekian lama menjalani peran menjadi ibu, ada beberapa kemampuan yang telah saya pelajari yaitu:

Kemudian di akhir tulisan, sebaiknya diberikan penutup seperti:

Semoga kita semua bisa menjadi ibu yang baik untuk anak. (lalu dilanjutkan dengan kata penyemangat)

Selain itu jangan lupa, penggunaan bahasa asing ditulis miring ya.

perhatikan cara menulis dengan tanda baca. Hindari menggunakan tanda titik yang berlebihan di tengah kalimat. Contoh: Saat itu, karena memang belum bertemu jodoh, jadi ya aku memilih bekerja… -> cukup 1 aja titiknya.

Kemudian sebelum “dan”, nggak perlu tanda koma kecuali komanya lebih dari 1.

jangan lupa bahwa kata bahasa asing harus miring.

Saat menuliskan sumber gambar, bisa seperti ini: Sumber gambar: freepik. Kemudian penjelasan gambarnya nggak perlu ditulis juga nggak apa-apa, karena udah jelas gambar apa. Kecuali mau menjelaskan berita yang harus aktual.

Selain itu, sebelum ke topik selanjutnya, bisa menggunakan kata-kata yang lebih menarik supaya pembaca mau melanjutkan.

  • Lebih baik menulisnya per paragraf supaya pembaca nggak pusing ketika membacanya. Jangan lupa juga setiap akhir kalimat menggunakan tanda titik untuk pertanda bahwa kalimat tersebut sudah selesai.

Perhatikan penulisan huruf kapital. Penulisan yang benar adalah “apa kabar” dan “anak”, huruf a nggak perlu dikasih kapital jika di tengah kalimat. Selain itu, setiap judul di tips (1-6 di tulisan Ibu) hanya kata di awal kalimat yang perlu kapital, nggak perlu di setiap kata.

Kemudian, penulisan bahasa asing dimiringkan.

Satu lagi, usahakan panggilan untuk pembaca di akhir kalimat aja supaya lebih enak dibacanya atau sekalian dihilangkan saja di kalimat tersebut seperti: Nah itu dia, ulasan singkat tentang perubahan yang kerap terjadi setelah mempunyai anak.

  • Perhatikan EYD, yang betul itu mengubah bukan merubah. Selain itu, jangan menggunakan spasi sebelum tanda baca. Dan setelah menggunakan tanda baca koma lebih dari satu, sebelum dan menggunakan tanda baca koma lagi seperti ini: . Ternyata untuk bisa berjalan, makan sendiri, berbicara ,dan segala kemampuan lainnya.
  • Setelah menggunakan tanda koma yang banyak, ditutup dengan kata penghubung seperti: Banyak ikhtiar yang kami coba, mulai dari program medis, non medis, hingga mengubah lifestyle.

Kemudian, untuk “pun” ditulis terpisah dari kata sebelumnya seperti: walau pun, meski pun.

Selain itu, usahakan panggilan untuk pembaca di akhir kalimat aja supaya lebih enak dibacanya atau kalimat tersebut ditutup sampai situ aja.

Perbedaan Copy, Content, dan Freelance Writer

Content writer dan copywriter menulis konten yang berbeda. Tugas keseharian keduanya pun juga tidak sama.

  • Copywriter adalah copywriter berusaha menarik perhatian pembaca dan meningkatkan brand awareness, copywriters membuat copy yang dirancang untuk membujuk.
  • Content Writer adalah Content writer berfokus memberikan informasi, content writer melakukan content writing dirancang untuk mendidik atau menghibur.
  • Freelance Writer adalah seseorang yang menjadikan kegiatan menulis sebagai profesinya dan bekerja atas dasar wiraswasta, tanpa terikat dengan organisasi atau perusahaan manapun secara kontrak. Dengan kata lain, penulis freelance bisa juga disebut sebagai seorang penulis independen.

Langkah langkah menjadi freelance writer?

  1. Menulis Blog Pribadi. Cara pertama memulai freelance menulis artikel adalah belajar menulis blog pribadi.
  2. Ikut Pelatihan atau Kursus Online.
  3. Bergabung dengan Komunitas Penulis.
  4. Promosikan Diri Melalui Media Sosial.
  5. Latihan Menulis Setiap Hari.

Aplikasi untuk freelance dan freelance writer

  1. Projects.co.id. Situs freelance untuk mahasiswa yang sudah cukup terkenal namanya projects.co.id.
  2. Freelancer.
  3. Sribu.
  4. UpWork.
  5. Peopleperhour.
  6. College Recruiter.
  7. Fiverr. …
  8. Glints.

Keuntungan kerja freelance writer

  • Jam Kerja Fleksibel.
  • Fokus Pada Pekerjaan-Pekerjaan Klien.
  • Bisa Bekerja Kapan Saja dan Dimana Saja.
  • Ladang Portofolio untuk Melamar Kerja.

Pekerjaan freelance Writer.

  • Mengelola dan mendistribusikan Content.
  • Melakukan riset kata kunci atau keyword.
  • Melakukan pengeditan tulisan.
  • Menerapkan aturan SEO dalam artikel.
  • Melakukan koordinasi dengan divisi lain.

Freelance Writer adalah salah satu pekerjaan ramah ibu, jadi cocok sekali dengan para ibu yang ingin memulai berkarir di bidang literasi menulis.

Semoga kelas/course ini membantu para ibu semua untuk bertumbuh berkarya dan berdaya.

Salam,
Teman Ibu #JikaAkuMenjadi Freelance Writer :hearts:

2 Likes

Hai Bu, izin setor challenge ya

Menjadi Ibu, Proses Bertumbuh Sepanjang Waktu

Menjadi Ibu membuat kita memiliki peran lebih banyak daripada sebelumnya. Peran sebagai pekerja di luar rumah maupun di dalam rumah, peran dalam mengatur tugas domestik, peran sebagai partner suami, serta peran sebagai ibu yang handal bagi anak-anak.

Sebelum menjadi Ibu, tidak pernah terbayangkan bisa melakukan banyak kegiatan dalam satu waktu, seperti memasak sambil menggendong anak. Apalagi saat ada anggota keluarga yang tidak enak badan, yang akan dicari pertama kali adalah Ibu. Saat kesulitan menemukan benda pasti yang ditanya pertama kali juga Ibu.

Sebegitu berartinya peran ibu dalam rumah. Perubahan dan bertambahnya peran Ibu ini sebagai gambaran nyata bahwa sebagai wanita kita akan terus tumbuh dan berkembang sampai kapan pun itu. Tergantung pilihan kita sendiri, mau tumbuh dan berkembang seperti apa dan dengan cara yang bagaimana. Pengalaman masa kecil juga mempengaruhi seperti apa kita akan merespon anak-anak dan anggota keluarga yang lain, inginnya meneruskan hal yang baik-baik saja, namun terkadang hal yang kita hindari malah kita lakukan. Kenapa bisa begitu?

Kejadian yang pernah kita alami, apalagi yang melibatkan emosi, sekuat apapun kita mencoba menolak dan melupakannya, tetap tertanam di alam bawah sadar kita. Kita tidak menghendakinya, namun ketika ada peristiwa yang memicu perasaan serupa, respon yang sama akan muncul. Lantas bagaimana menyikapinya?

Paling utama adalah menerima, menerima perasaan atau emosi yang muncul, menyadari bahwa kejadian yang pernah terjadi dalam hidup kita karena mungkin masih kurang nya pengetahuan orang tua kita dulu, atau pengalaman orang tua dengan kakek nenek sehingga secara tidak disadari ternyata diturunkan ke kita. Maafkan mereka, selanjutnya cari cara dan bantuan untuk bisa memulihkan diri. Hasilnya tidak bisa instan, butuh waktu dalam prosesnya, tanamkan keyakinan bahwa semua pasti bisa dihadapi dan dilewati.

Kita tumbuh dan berkembang tidak sendirian, ada orang-orang disekeliling kita juga akan ikut bertumbuh. Perubahan yang kita alami hasil dari proses bertumbuh, akan memberikan pengaruh juga untuk orang disekitar, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Kita perlu mengkomunikasikannya juga, mencoba untuk membangun komunikasi secara intens dengan orang-orang sekitar, menyampaikan apa yang sedang kita rasakan, menjelaskan hal yang membuat kita merasa terganggu, serta menyatakan bahwa kita butuh bantuan. Saat kebutuhan kita untuk berbicara dan didengar sudah tervalidasi oleh orang-orang sekitar, maka kita pun akan merasa dibersamai, tidak berjuang sendiri dan tentunya merasa penuh (terisi cinta dan kasih sayang dari orang sekitar).

Bukankah sebelum membuat orang lain di sekitar bahagia, kita dulu lah yang harus bahagia? Sama seperti, bagaimana kita bisa berbagi isi teko milik kita, kalau teko kita sendiri kosong? paling tidak kita harus mengisinya dulu kan?

Serta peran kita sebagai orang-orang yang berada di sekitar Ibu, juga harus menyadari dan bersedia mendengarkan keluh kesah nya, membersamai dan memberikan support tanpa menghakimi. Semua orang berproses dengan cara mereka masing-masing, dan dalam zona waktu mereka.

Amanda Candra Pratiwi -(Amanda || Bookstamom on Instagram: "Siapa yang punya hobi atau kebiasaan baru setelah punya anak? Yukk ngacung. 👀 Menjadi ibu pada awalnya membuat diri ini terkaget-kaget. Kebiasaan baru, jadwal baru, hormon yang berubah dan masih banyak lagi. Seiring berjalannya waktu, menjadi ibu kini bisa aku nikmati perlahan. Ketika menjadi ibu apakah membuat kita berhenti berpikir? Oh tentu saja tidak. Ada banyak hal yang sangat ingin dilakukan. Namun, menyesuaikan jadwal anak dan seberapa pintar kamu “memanage” waktu sehingga tetap bisa menyalurkan keinginan. “Karena hobi bisa dilakukan kapanpun saat kamu ingin dan kamu siap”✨ Jadi, apa hobi atau kebiasaan baru kalian saat bertransformasi menjadi ibu? Siapa tau dari hobi jadi ladang rejeki ya kan? Hihi✨ #JikaIbuMenjadi #freelancewriter #IbuPunyaMimpi #IbuComeback #BerdayaBerdampak")

Citranurwinda Fitrinurani- Transformasi Ibu Setelah Si Kecil Hadir

Hai ibupreuneur perkenalkan namaku Shelina, aku seorang Ibu dari tiga orang anak. Ketiga anakku saat ini sudah beranjak dewasa. Aku mau bercerita tentang perubahan kehidupanku setelah menjadi Ibu. Aku merasakan perjalanan panjang menemani anak-anak tumbuh sejauh ini. Setelah menjadi Ibu banyak sekali hal yang berubah pada diriku, sampai terkadang lupa siapa diriku secara personal bukan sebagai seorang ibu tiga anak. Dulu aku pernah berkarier di luar rumah dan aku sangat menikmati semua itu, aku merasa berkarier adalah identitas diriku, aku merasa menjadi ibu yang sempurna ketika bisa berkarier di luar rumah sekaligus bisa menjadi ibu yang hebat ketika di rumah. Aku tidak menyadari bahwa tidak ada yang bisa sempurna ketika menjalani dua profesi yang berbeda dalam satu waktu. Ternyata aku bukanlah ibu yang bisa menjalani multi peran dengan baik, ketika aku menemani anakku yang kedua, aku melihat anakku ini susah mandiri, kurang percaya diri dan agak sedikit terlambat dalam perkembangan motorik juga akademisnya dibanding anak seusianya. Sejak saat itu aku baru menyadari bahwa ada yang tidak bisa kupenuhi ketika aku berkarier di luar rumah dan ada hak anakku yang tidak bisa aku cukupi, akhirnya aku merenung dan memutuskan satu hal yang sebenarnya sangat berat, yaitu aku memutuskan untuk menjadi Ibu yang selalu ada dan menemani anak-anak di dalam rumah.
Awalnya aku merasa baik-baik saja ketika aku menjadi seorang ibu yang setiap harinya menghabiskan waktu di rumah untuk menemani suami dan anak-anak juga dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya yang tak ada habisnya. Tetapi semua itu tidak berjalan lama, hanya sebentar aku merasa baik-baik saja dan setelah itu aku merasa duniaku seolah berhenti. Aku kehilangan diriku yang dulu.
Sejak saat itu, aku banyak merenung. Rasanya hampa sekali ketika menjalani hari demi hari sebagai seorang Ibu, aku kehilangan arti diriku dan mimpi-mimpiku. Adi sela waktu luang, aku menemukan satu akun IG tentang menulis antologi dengan tema Ibu, aku memberanikan diri untuk mengikuti kelas menulis antologi, aku merasa menemukan wadah untuk menceritakan isi hatiku lewat menulis. Karena tema Ibu akhirnya aku menemukan tempat curhat yang tepat, dan disertai harapan semoga ceritaku bisa bermanfaat bagi pembacanya, aamiin. Perlahan aku menemukan diriku kembali, aku masih bisa memberikan manfaat untuk orang lain lewat tulisan.
Setelah menulis beberapa antologi ternyata rasa hampaku muncul kembali, aku merasa ilmu menulisku kurang berkembang, aku terbiasa menulis yang sesuai dengan yang kujalani saja tapi aku tidak punya kemampuan untuk menulis tema lainnya. Sampai aku bertemu akun IG Ibu Punya MImipi, akhirnya aku memberanikan diri mmengiuti kelas Comeback Journey Penulis, disini aku belajar banyak hal. Walaupun sekarang aku sudah tidak muda lagi dan kemampuan otakku tidak seencer ketika muda tapi aku bisa menyelesaikan tugas dengan baik, walaupun banyak dibantu oleh semua Ibu Komite. Terima kasih banyak ya Ibu Komite CJ Penulis.
Menjadi seorag istri dan ibu adalah tugas mulia dan augerah terindah dan terbesar yang sudah Allah berikan kepada kita, sertakan syukur yang banyak ya bu dan jangan lupa terus melangkah menggapai mimpi, ketika merasa hampa carilah hal kecil apa yang bisa membuat ibu merasa utuh dan berharga kembali. Semangat buat ibupreuneur semua, kita semua hebat.

Halo bu @nadiasarahw , izin setor tugas roleplay JIM Freelance writer #5 ya buu

Menjadi ibu

Jika tidak menjadi ibu, mungkin aku tidak akan merasakan sebersalah ini saat berangkat bekerja.

Jika tidak menjadi ibu, mungkin aku bisa lembur menyelesaikan pekerjaan kantor yang belum selesai, makan malam bersama teman kantor, dan berkumpul bersama komunitas.

Jika tidak menjadi ibu, mungkin tidak apa-apa jika aku hanya menggoreng sosis dan nugget kesukaanku sesuka hati, tidak khawatir akan ada yang meniru pola makanku yang buruk.

Jika tidak menjadi ibu, mungkin aku bisa berkeliling dunia? Berjalan kemana pun aku mau, bersama pasangan menonton film yang kami suka, kapanpun, tanpa harus memikirkan akan pulang jam berapa, dan ada yang bisa dititipi anak atau tidak.

Jika tidak menjadi ibu, mungkin di waktu luang aku bisa kembali menonto reality show korea yang lucu-lucu itu, chill sambil makan cemilan dan minum es coklat kesukaanku tanpa ada yang mengganggu.

Jika tidak menjadi ibu, mungkin sepulang kerja, aku bisa mandi dengan tenang, tiduran, makan malam dengan pasangan sambil bercanda melepas penat.

Jika tidak menjadi ibu, mungkin weekend aku bisa mengobrol santai dengan teman, tidak perlu cuci setrika baju-baju kecil dan merapikan lego yang siap terinjak jika tidak dipungut, huft. Melelahkan.

Jika tidak menjadi ibu, mungkin aku dan karirku bisa melesat, aku akan menerima tawaran dinas ke luar kota, luar pulau, bahkan luar negeri sewaktu-waktu dan berhari-hari.

Namun,

Jika tidak menjadi ibu, mungkin aku tidak akan menyangka bahwa aku bisa menahan sakitnya melahirkan yang sesakit itu.

Jika tidak menjadi ibu, mungkin aku tidak akan merasakan bahwa bahagia bisa tercipta karena hal-hal kecil.

Jika tidak menjadi ibu, mungkin level bahagiaku tidak akan seperti sekarang.

Jika tidak menjadi ibu, mungkin aku tidak akan merasa sesenang ini hanya karena melihat piring makan anakku bersih tanpa sisa nasi sebiji pun.

Jika tidak menjadi ibu, mungkin aku tidak akan merasa bangga pada diri sendiri saat anakku bisa bilang “terima kasih, ibu” hanya karena diberi segelas susu hangat.

Jika tidak menjadi ibu, mana mungkin aku merasa sekhawatir ini saat memeluk tubuh kecilnya yang hangat dan mendengarkan rengekannya menahan rasa nyeri dan sakit saat sedang demam?

Jika tidak menjadi ibu, mungkin aku tidak akan merasakan penat dan lelahku hilang melihatnya menunggu di depan pintu dan menyambut dengan antusias saat aku pulang kerja.

Jika tidak menjadi ibu, mungkin aku tidak belajar hidup sehat, makan makanan yang lebih bergizi, dengan harapan aku dan suami bisa lebih sehat dan dapat membersamainya dalam waktu yang lama.

Jika tidak menjadi ibu, mungkin aku tidak bisa tahan berjam-jam mendengarkan bermacam-macam webinar dokter anak dengan tidak bosan agar aku bisa membersamainya tumbuh dan berkembang.

Jika tidak menjadi ibu, mungkin aku tidak bisa ikhlas dan menunda mimpiku dengan senyuman tanpa penyesalan.

Jika tidak menjadi ibu, mungkin sabarku tidak akan sepanjang ini setelah pulang kerja harus bermain role play hingga jam tidur tiba.

Mungkin sekarang, aku tidak bisa melakukan hal-hal yang dulu aku suka. Banyak sekali mimpi-mimpi yang tertunda. Namun, kuakui memang aku, prioritasku, dan kesukaanku berubah. Menjadi ibu tidak akan pernah mudah, namun aku bisa tetap belajar. Dan setelah kurenungi, menjadi ibu mengubahku menjadi lebih baik dalam memandang hidup. Memang lelah, namun sama seperti sebelumnya, ini hanyalah sebuah fase, pasti akan terlewati dengan baik, dan akan ada masanya dimana aku bisa akan kembali mengejar ketertinggalan, meskipun hanya dengan berjalan cepat, bukan berlari, karena ada kaki kecil yang membuntuti dan akan kesulitan mengejarku jika aku berlari.

Hallo ibu, mau setor challenge ya… Ibu @nadiasarahw

Terima kasih :heartpulse::pray:t4:

Assalamu’alaikum, Bu @nadiasarahw :pray:
Perkenalkan, saya Kania :blush:
Berikut challenge artikel yang saya tulis :love_letter:
Mohon bimbingan dan arahannya, Bu Nadia :smiling_face: :pray:
Jazaakumullah khair :sparkles:

Kania Zahin - Kania Zahin_Buah Cinta yang Tak Terduga - Google Docs

Buah Cinta yang Tak Terduga
Oleh: Kania Zahin

depositphotos_441991312-stock-illustration-vector-cartoon-cute-happy-heart

Hmm… Buah cinta?
Apakah buah cinta itu buah hati?
Yap. Aku dan suami menyebut anak-anak kami adalah buah cinta.
Siapa sih yang gak mau punya anak setelah menikah? Tentu sebagian besar mereka yang telah menikah menginginkan buah hati, si buah cinta.
Apa sih maksud dari judul di atas, “Buah Cinta yang Tak Terduga”?
Maksudnya yaitu kehamilan yang tak terduga, tidak direncanakan, alias kebobolan.
Hayoo, siapa yang pernah mengalaminya dan gimana nih perasaannya?
Sebagian ada yang senang karena memang menunggu momen ini walau sebelumnya sudah hopeless, eh tiba-tiba dikasih hamil ini. Namun, lebih besar kemungkinan yang menghadapi kenyataan ini ialah para ibu yang belum siap hamil lagi sehingga kekecewaanlah yang dialami ketika mendapatinya.
Mengapa bisa kecewa?!
Dari awalnya saja sudah “tak terencana”, berarti ada beberapa hal (red: planning) yang sudah terencana, direncanakan, namun tiba-tiba diharuskan berubah karena hamil ini. Selain itu, mereka yang tadinya belum siap menjadi ibu baru, harus menerima keadaan “siap tak siap” ini. Kegalauan ini pernah dialami oleh diriku sendiri.

Dilema.
Awal mengetahuinya sangat dilema. Galau. Resah. Bimbang.
Bagaimana tidak?!
Aku yang saat itu baru memulai kembali ke dunia kerja. Apakah aku harus langsung mundur?
Awal diriku mulai bekerja adalah ketika kuliah, saat itu sebagai freelancer. Setelah lulus, aku menikah dan fokus menjadi ibu rumah tangga serta langsung hamil juga.
Beberapa tahun berlalu, setelah anak pertamaku masuk TK dan anak kedua masuk usia toddler, aku pun berani bermimpi kembali. Namun, di tengah proses probation, diriku positif hamil. Percaya gak percaya. Karena di USG, mau tak mau mesti percaya.
Nangis? Ya.
Merasa terpuruk? Ya.
Karena saat itu aku baru mau memulai mimpi, masih masa percobaan, masih adaptasi dengan dunia kerja. Di mana aku masih kaget dengan sistem kerja yang berubah. Penyesuaian diri dengan rekan kerja. Manajemen waktu yang terasa mumet. Dan ternyata, hamil tak terduga di mana diri ini memang belum siap hamil.
Akhirnya, aku pun berteriak!

Ikhlas.
Butuh proses dalam menerima.
Butuh keyakinan untuk percaya.
Butuh keberanian untuk melanjutkan.
Aku bersyukur karena orang-orang di sekelilingku sangat mendukung dan merangkulku. Tempat kerja pun menjadi begitu hangat setelah aku berserah pada Kuasa yang memberi kehamilan ini. Ya, aku pun lebih tenang. Sehingga aku berani mengungkapkan pada atasan dan rekan kerja. Alhamdulillah wa maa syaa Allah. Ternyata mereka semua mendukungku. Entah ke depannya bagaimana, jalani dulu proses kehamilan ini. In syaa Allah ada jalan. Akhirnya, aku enjoy menjalani keduanya. Dengan ikhlas, kehamilan dan pekerjaanku pun selalu Allah mudahkan jalannya.

Pilihan.
Selama proses penerimaan, diriku melakukan istikharah. Meminta pilihan yang terbaik untuk kedepannya. Mana yang terbaik? Tentu tak ada yang tahu pasti. Karena hanya Allah yang tahu.
Menurut kita ini baik dan itu buruk?!
Oohh belum tentu menurut Allah begitu.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 216,

وَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ وَاَ نْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

“Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

Dengan segenap keyakinan, bismillah, aku pun memilih tidak melanjutkan kontrak kerja, hanya diperpanjang sampai bulan Desember. Qadarullah, tak disangka pada tanggal 01 Januari, tahun baru 2024, aku pun kembali menjadi new mom.

New mom again.
Baru melahirkan, berasa kembali menjadi ibu baru walaupun ini sudah kelahiran anak yang ketiga. Namun kali ini, aku ingin tetap melanjutkan langkahku dan memberanikan diri kembali, walau sembari mengasihi baby.
Aku berpikir dan merasa pekerjaan freelance lebih cocok untukku. Namun, freelance apa ya?!
Aku pun memikirkan minatku sedari dulu. Dulu aku suka membaca dan menulis, namun setelah berkeluarga malah terpendam.
Aha! Sepertinya itu, bismillah deh.
Qadarullah, tanpa sengaja aku menemukannya. Komunitas Ibu Punya Mimpi. Akhirnya, aku pun bergabung dalam grup #JikaIbuMenjadi freelance writer.

Bogor, 25 Mei 2024

Izin Share tugas roleplay copy writing, saya buat di googledoc dengan link berikut
Putri Widia link roleplay :
Putri Widia

@nadiasarahw

Challenge Tugas JIM @nadiasarahw
Perubahan kehidupan setelah menjadi ibu.

Berjalan.

Sekarang ini aku sedang dalam perjalanan ke bandung. Di pangkuanku ada si kecil umur 3 tahun menyanyi lagu baby shark. Di belakang ada si sulung sedang menyanyi nyanyian yang tidak jelas nadanya. Di kursi supir tentu saja ada suami yang berusaha fokus ke jalan sembari sesekali mengajak aku bicara. Dari politik sampai gosip artis yang sedang update sekarang.
Bahkan untuk menyelesaikan tugas dari kegiatan baruku yang hanya 15 menit pun hampir mustahil rasanya. Karena sebentar saja si sulung dan si kecil mulai cekcok merebutkan pangkuanku. Si sulung mulai mengajakku bicara soal sekolahnya sambil protes kenapa adiknya terus yang dipangku. Sementara si kecil tetap dengan sikapnya yang tidak mau mengalah mempertahankan tempatnya di pangkuanku.
Radio samar memperdengarkan lagu sheila on 7. Lalu kupun terlarut ke nostalgia jaman SMA dimana waktu terasa begitu cepat dengan semangat putih-abu. Jaman kuliah dimana banyak sekali kesempatan dan waktu untuk belajar hal baru tapi ku malah sibuk mencari uang sampingan.
Kenapa rasanya sekarang menyesal menyia nyiakan waktu waktu kuliah. seharusnya aku bisa kursus ini, seharusnya aku bisa kursus itu. Jadi aku tetap bisa bekerja di rumah setelah memilIki anak. Paling tidak, hal itu bisa membuatku tetap waras. Tidak seperti robot yang berkutat hanya di rumah. Mengerjakan pekerjaan rumah yang kata ibuku merupakan ladang pahala. Tapi aku ingin lebih dari itu. Ingin berdaya. Ingin bernilai. Ingin masa tuaku tidak terasa sepi karena tidak memiliki kemampuan apapun.
“… berilah kami rejeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami” Senandung doa si kecil kembali menyadarkanku dari lamunan. Si sulung sedang bertanya jawab dengan ayahnya kenapa mobil harus berjalan cepat kalau di jalan tol. Sebentar lagi, akan ada waktunya aku memiliki duniaku kembali. Kembali berdaya. Kembali menimba ilmu, walaupun usia sudah kepala 3. Seperti kata ibuku, semua akan ada waktunya. Tidak apa apa kau berjalan perlahan, tapi berjalanlah. Jangan berhenti.

Assalamualaikum.
Hai bu nadya dan mimma :heartbeat:
Terimakasi atas ilmu dan bimbingan nya di kelas #JIMFreelanceWriting yaa…
Berikut aku lampirkan roleplay JIMFreelance Writing yaa …
Terimakasih :sparkling_heart:

Fanny - Roleplay

Merangkul Diri: Perjalanan menuju kedamaian setelah menjadi ibu.