QnA Kelas #JikaIbuMenjadi Freelance Writer

Ijin ikut challenge ya ibu @nadiasarahw

Se" Ibu" itu lah aku

  Apakah ini disebut artikel atau hanya curahan hati, mungkin akan menjadi penting jika di baca sampai selesai. 
  Usiaku sudah agak "matang", tetapi belum terlalu banyak yang aku perbuat di hidupku. 
 Menikah selama 19 tahun dan memiliki 3 orang anak yg pintar-pintar (setidaknya menurutku) , membuat aku sering kehilangan diriku sendiri. Dulu seingatku, sebelum menikah, aku adalah org yang humoris walau agak introvert, hanya bisa berteman dekat 1-2 org saja, tapi sebenarnya aku cukup ramah walau tidak terlalu suka basa basi. 
  Setelah menikah, aku menjadi Ibu Rumah Tangga biasa, pagi pagi memasak, beberes rumah, kadang menjemput anakku yg bungsu dari pulang sekolah. Sorenya melanjutkan melipat kain, malam hari mencuci, menjemur (iya kami menjemur pakaian malam hari), menemani anak anak belajar dan mengerjakan PR dari sekolah, lalu berdoa malam sekeluarga, tidur. Begitulah seterusnya hingga 19 tahun. Itulah tugas Ibu Rumah Tangga, se Ibu itu lah aku.
   Di usia tidak lagi muda, ingin rasanya membuka  peluang baru untuk menambah "warna"  dalam hidupku. Jadi walau aku se "Ibu "  itu, aku harus tetap kembali menjadi diriku sendiri, menciptakan kebahagiaan dari "lucu- lucu" perjalanan panjang menjadi "Ibu". Bergabung dengan @ibupunyamimpi, salah satu usahaku untuk makin menjadi Ibu yang tetap "kenal" diri, mengekspresikan diriku sebagai ibu.

Roleplay JIM FW - Murti
https://docs.google.com/document/d/1RENirThyXDHCl1MQwtLshSXNuZrQXb3ENzPOilQ-f6s/edit?usp=sharing

Izin post RolePlay Challenge #JikaIbuMenjadiFreelanceWriter
cc Bu @nadiasarahw

Hallo Ibu, saya Anggie.

Ibu, kamu boleh kok mengeluh capek.

Bagi sebagian wanita, menjadi seorang ibu merupakan hal yang di inginkan. Dari awal mencari jodoh yang terbaik – kelak menjadi Ayah dari anak-anaknya. Lalu mencari ilmu untuk mendapatkan kehamilan yang baik, bayi yang sehat dan melahirkan dengan lancar. Setelah bayi yang di tunggu lahir ke dunia, Ibu juga menjadi lebih sensitif, yang akan mempengaruhi dalam produksi ASI. Suara-suara sumbang dari keluarga ataupun dari kerabat terdengar, jika ASI tidak berproduksi sebagaimana “harusnya”.

Bagi seorang ibu yang merangkap sebagai pencari nafkah atau pun yang menjadi ibu rumah tangga juga mempunyai rasa lelah yang “sama”. Stres nya juga sama, iya dong, sama-sama merasakan stres.

Jadi jika ada yang bilang lebih enak menjadi ibu rumah tangga ataupun yang bilang lebih enak menjadi ibu yang bekerja di kantor, itu sama sekali bukan hal yang bisa di debatkan. Mengapa begitu? Karena saya “beruntung” pernah menjalani bekerja di kantor dan menjadi ibu rumah tangga sekarang.

Ibu Bekerja di Kantor

Hal yang saya rindukan ketika bekerja di kantor tentu saja bertemu dengan rekan kerja yang sudah menjadi teman-teman yang seru. Menghabiskan waktu meskipun hanya di waktu makan siang dan di sela-sela bekerja, dengan tertawa dan bercerita apapun yang lucu. Mayoritas dari kami itu bertumbuh bersamaan dengan kantor itu berkembang.

Stres karena bekerja sudah pasti ada, di tambah ketika Ibu saya di rumah menelepon, memberitahu jika ASIP (Air Susu Ibu Perah) di kulkas sudah mulai menipis. Ibu meminta saya agar tidak pulang larut. Tambahlah pikiran saya, antara pekerjaan yang sedang hectic dan permintaan ASI dari rumah. Saya harus mendapatkan ASIP untuk stok esok hari, alhasil saya memang kejar-kejaran dengan stok.

Saat sedang bekerja dulu, begitu memasuki tahapan MPASI, anak saya sudah aktif untuk ikut posyandu di lingkungan RW tempat saya tinggal. Ibu saya kembali mengabari saya melalui ponsel mengatakan jika, kader posyandu mengabari jika anak saya, kurang gizi. Hanya karena beratnya sedikit bawah berat normal. Wah, kebayang gak sih, bagaimana saya mendengarnya?

Saya langsung mencari cara melalui internet, mencari menu mpasi untuk menambah berat badan bayi, tentu saya mencari resep dan cara untuk meningkatkan ASI.

“Healing time” saya ketika masih bekerja di kantor hanya dengan pergi ke ITC/ tempat perbelanjaan dekat kantor. Di sana membeli satu mainan untuk merangsang motorik anak saya, atau membeli yang memang di butuhkan, tidak banyak, tapi yang penting saya bisa sambil menyeruput minuman jus kesukaan saya, sambil mendengarkan musik yang mengalun di dalam gedung ITC itu. Dan nantinya juga saya harus segera ke kantor lagi, karena waktu 1 jam untuk makan siang saya pakai untuk healing sebentar.

Lelah? Tentu saja. Lelah badan dan lelah pikiran.

Pikiran menjadi terbagi dua. Antara kantor dan rumah. Di rumah, anak di jaga oleh neneknya. Sedangkan ada Bibik yang di rumah, tugas untuk memasak dan beberes rumah, dan bergantian menjaga anak saya.

Enaknya? saya masih bisa menabung, lalu saya bisa membeli barang & makanan untuk diri sendiri apalagi untuk anak dengan uang sendiri. Berapapun hasilnya tetap bersyukur.

Ibu Bekerja urus anak di Rumah.

Setelah hampir sembilan tahun lamanya saya bekerja, dan anak saya sudah berusia satu tahun, ternyata kantor tempat saya bekerja, merumahkan saya karena perampingan organisasi.

Bersamaan dengan itu, Bibik di rumah minta berhenti karena permintaan suaminya. Sepertinya Allah memang sudah mengatur untuk segala sesuatunya. Tidak ada sesuatu yang kebetulan. Semua ada hikmahnya. Di rumah saya mengurus anak saya from A to Z. kalau dulu sewaktu bekerja, saya kebagian mengurus untuk memasak MPASI dan menyediakan ASIP, sekarang ketika saya di rumah, berubah. Saya memasak MPASI tidak harus dari tengah malam dengan menggunakan slow cooker, saya sekarang yang menyuapinya sendiri. Mengajarinya menggambar, bercerita dan jalan-jalan dengan sepada roda empatnya itu. Menonton TV bersama, sembari menyeritakan apa yang di lihat di TV.

Capek? Tentu saja. Di rumah, sepertinya kurang waktu 24 jam itu. Makanya saya harus pintar “mencuri” waktu untuk istirahat.

Enaknya? Anak menjadi dekat dan senang bercerita panjang lebar tentang apa saja. Senang membaca buku, menggambar dan ceria. Alhamdulilah.

Sekarang si Sulung sudah berumur 12 tahun, dan adiknya 8 tahun. Waktu berlalu begitu cepat.

Masa-masa capek bekerja dan mengurus anak tidak akan pernah habis. Jadi sesekali Ibu juga bisa menemukan sesuatu yang bisa membuat pikiran ibu sejenak relaks.

Oya, saya ingat, dulu waktu bekerja dan sudah punya bayi, saya masih bisa untuk sempatkan creambath dan pijat meskipun dengan waktu yang terbatas. Saya selalu mengecek bahwa kegiatan itu tidak lebih dari 2.5jam - karena waktu terbatas anak membutuhkan ASI. :grin:

Sekarang pun di rumah, saya mau pergi ke salon, sekedar potong rambut apalagi creambath dan pijat badan, susah juga. Karena jadwal anak pulang sekolah dan pulang eskul berbeda-beda. tetap maksimal 2.5 jam yang bisa saya pergunakan. Jadi healing saya sekarang, nonton drama cina dan korea atau sekedar nyanyi-nyanyi sambil memasak. :sunglasses:

Yuk Ibu, semangat terus ya. Capek boleh kasih tahu ke Pak suami dan anak-anak. Minta izin untuk punya “break time” sebentar. :smiling_face_with_three_hearts:
xoxo

Hallo bu @nadiasarahw izin setor tulisan. Terima kasih

Suamiku Menyadarkanku Arti Penting Menjadi Seorang Ibu

Menjadi seorang perempuan bukanlah sesuatu yang mudah, begitu kiranya sebagian masyarakat kita berpikir? Apakah benar demikian? Jawabannya bisa benar bisa tidak tergantung dari kondisi lingkungan, dukungan keluarga dan kesempatan yang diberikan kepada perempuan itu sendiri.

Namun ada keistimewaan yang dimiliki perempuan sebagai fitrahnya yang tak dimiliki oleh laki-laki, yakni menjadi seorang ibu. Tak hanya perempuan yang melahirkan saja yang disebut ibu. Tugas seorang ibu jauh lebih mulia dan menantang. Membersarkan anak menjadi seorang manusia bukanlah sesuatu perkara yang mudah. Perlu rasa tanggung jawab, kesadaran diri dan ilmu yang dibutuhkan.

Tak dipungkiri sebagai seseorang yang pernah bekerja dan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Menjadi istri dan ibu adalah titik terberat dalam hidup saya. Melihat bagaimana teman seperjuangan dulu banyak yang sedang berlari meraih mimpi lainnya kadang membuat hati berkecamuk, iri tentu saja. Toh karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang ingin diakui.

Bronislaw Malinowski, seorang ahli antropologi Polandia, memandang manusia dalam konteks sosial dan fungsi. Ia menekankan pentingnya memahami kehidupan manusia dalam konteks sehari-hari dan bagaimana manusia berfungsi dalam masyarakat. Malinowski juga mempelajari peran kebutuhan manusia dan bagaimana manusia memenuhi kebutuhan tersebut.

Kehidupan sebagai ibu rumah tangga dan mengurus anak. Rupanya sangat membawa perasaan negatif pada diri sendiri hingga lupa rasa bersyukur. Hingga pada satu titik suami mengajak berdiskusi mendengarkan keluh kesah dan kemudian mengatakan satu pernyataan yang mengubah cara pandang saya hingga mampu berdamai dengan diri sendiri.

Dia masih kecil, jangan dikira hidupnya juga mudah. Baru lahir ke dunia sudah harus belajar mencari puting susu, merangkak, berjalanan. Jadi coba sedikit sabar, toh dia gak akan selamanya kecil. Sebentar lagi dia akan berbicara dan tahu-tahu sudah mau ngasih cucu saja mungkin, kata suami tertawa.

Benar kiranya jika orang bijak mengatakan bahwa ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Menjadi tingkah laku anaknya. Bisa dikatakan ibu adalah role model seumur hidup bagi anaknya di kemudian hari.

Halo Bu @nadiasarahw Mimma izin mengirimkan list peserta #JikaIbuMenjadi Freelance Writer Batch #5 yang berhasil submit roleplay hingga deadline 25 Mei 2024 di RUMII ya untuk direview : Username RUMII - Judul - Link Docs/Canva atau langsung di Thread RUMII

  1. Bu Nia - Menjadi Ibu, Proses Bertumbuh Sepanjang Waktu - QnA Kelas #JikaIbuMenjadi Freelance Writer - #149 by dazzlingmimma1111
  2. Bu Amanda - Amanda || Bookstamom on Instagram: "Siapa yang punya hobi atau kebiasaan baru setelah punya anak? Yukk ngacung. 👀 Menjadi ibu pada awalnya membuat diri ini terkaget-kaget. Kebiasaan baru, jadwal baru, hormon yang berubah dan masih banyak lagi. Seiring berjalannya waktu, menjadi ibu kini bisa aku nikmati perlahan. Ketika menjadi ibu apakah membuat kita berhenti berpikir? Oh tentu saja tidak. Ada banyak hal yang sangat ingin dilakukan. Namun, menyesuaikan jadwal anak dan seberapa pintar kamu “memanage” waktu sehingga tetap bisa menyalurkan keinginan. “Karena hobi bisa dilakukan kapanpun saat kamu ingin dan kamu siap”✨ Jadi, apa hobi atau kebiasaan baru kalian saat bertransformasi menjadi ibu? Siapa tau dari hobi jadi ladang rejeki ya kan? Hihi✨ #JikaIbuMenjadi #freelancewriter #IbuPunyaMimpi #IbuComeback #BerdayaBerdampak"
  3. Bu Citra - Transformasi Ibu Setelah Si Kecil Hadir - Transformasi Ibu Setelah Si Kecil Hadir.docx - Google Docs
  4. Bu Shelin - QnA Kelas #JikaIbuMenjadi Freelance Writer - #152 by Citra
  5. Bu Lutfiarani - QnA Kelas #JikaIbuMenjadi Freelance Writer - #152 by Citra
  6. Bu Lydia04 - QnA Kelas #JikaIbuMenjadi Freelance Writer - #154 by lutfiarani
  7. Bu Kaniazahin - Buah Cinta Yang Tak Terduga - Kania Zahin_Buah Cinta yang Tak Terduga - Google Docs
  8. Bu PutriwWidia - Putri Widia_Freelance Copy Writer - Google Docs
  9. Bu Sheilla.dior QnA Kelas #JikaIbuMenjadi Freelance Writer - #158 by Sheilla.dior
  10. Bu Fanningrum - Fanny - Roleplay
  11. Bu Juwitasarij - Merangkul Diri: Perjalanan menuju kedamaian setelah menjadi ibu. 1 - @juwitasarij on Instagram: "Hai Mam's, ketika memutuskan resign bekerja dan ikut suami merantau banyak perubahan yang terjadi dalam hidupku. Apalagi ketika mendapatkan peran baru menjadi seorang Ibu! Peran baru ini membuat duniaku berubah tapi ternyata aku sedang bertumbuh. Ya aku sedang melakukan perjalanan menuju kedamaian. Ternyata aku bisa! Dan baik-baik saja! Jadi bagaimana denganmu Mam's? Sudahkah berdamai dengan diri sendiri? #challenge #carousel #jikaibumenjadi #Freelance writer"
  12. Bu Joice - QnA Kelas #JikaIbuMenjadi Freelance Writer - #161 by Joice
  13. Bu Murti - Tenangku, ‘Teduhnya RUMAH’ untuk Keluargaku - Google Docs
  14. Bu LuluDavid19 - QnA Kelas #JikaIbuMenjadi Freelance Writer - #162 by murti
  15. Bu ffuadona - Suamiku Menyadarkanku Arti Penting Menjadi Seorang Ibu - QnA Kelas #JikaIbuMenjadi Freelance Writer - #163 by LuluDavid19

Ditunggu review dan masukannya ya bu :smiling_face_with_three_hearts:. Sampai ketemu di sesi Qna nanti malam 27 Mei 2024 19:00. Terima kasih banyak. :blue_heart:

Hai Bu Nia, terima kasih atas tulisannya ya. Ada beberapa hal yang bisa di-note:

  1. Saat selesai menulis, bisa dibaca ulang lagi apakah kalimat yang sudah ditulis masih perlu untuk ditulis? Apakah kepanjangan? Supaya tulisannya lebih to the point
  2. Kalau ada poin yang dirasa penting atau menjadi judul kecil untuk bagian dalam tulisan, bisa dibold. Contoh: Lantas bagaimana menyikapinya? ini bisa dibold sebagai tanda paragraf atau bahasan baru
  3. Kalau mau membahas tips, seperti yang poin: Paling utama adalah menerima, menerima perasaan atau emosi yang muncul, bisa pakai bullet atau number supaya lebih enak dibaca.
  4. Perhatikan kapan menulis kata sapaan menggunakan huruf kapital atau tidak. Saat kata “Ibu” menjadi sapaan maka ditulis huruf kapital, tapi jika hanya istilah kekerabatan, tidak perlu menggunakan kapital. Baca sumbernya di sini: Huruf Kapital - EYD V
  5. Perhatikan bagaimana penulisan menggunakan huruf kapital dan peletakan tanda baca. Kadang ada kalimat setelah tanda baca, tidak pakai kapital.

Semangat menulis :blue_heart:

1 Like

Hai Bu. Tulisannya bagus sekalii :heart_eyes:

Overall tulisannya udah bagus, flownya jg enak dibaca. Mungkin akan lebih enak diliat kalau proporsi tulisannya lebih pas. Misal di slide terakhir, terasa terlalu “penuh” karena ada banyak elemen (seperti lingkaran, kotak di belakang tulisan, background foto) dan tulisan yang banyak. Jadi bisa dipikirkan lagi yaa untuk proporsi desain.

Selain itu, kalimat yang menarik jg bisa lebih dihighlight seperti “Ternyata buku-buku anak cakep loh!” jadi bisa menarik yang baca.

Semangat menulisnya Mbak :blue_heart:

Hai Bu, terima kasih tulisannya yaa.

Sedikit note dari aku:

  1. Jika mau menulis panjang, jangan lupa perhatikan space antar paragraf supaya yang baca ngga pusing dan merasa ada “jeda” antar paragraf
  2. Perhatikan penggunaan tanda baca apakah sudah sesuai atau belum. Contoh kalimat ini:

Sejak saat itu aku baru menyadari bahwa ada yang tidak bisa kupenuhi ketika aku berkarier di luar rumah dan ada hak anakku yang tidak bisa aku cukupi, akhirnya aku merenung dan memutuskan satu hal yang sebenarnya sangat berat, yaitu aku memutuskan untuk menjadi Ibu yang selalu ada dan menemani anak-anak di dalam rumah.

Tanda baca koma (,) terlalu banyak dan membuat kalimat jadi terlalu panjang dan tidak efektif.

  1. Perhatikan kapan menulis kata sapaan menggunakan huruf kapital atau tidak. Saat kata “Ibu” menjadi sapaan maka ditulis huruf kapital, tapi jika hanya istilah kekerabatan, tidak perlu menggunakan kapital. Baca sumbernya di sini: Huruf Kapital - EYD V

Semangat menulis :blue_heart:

Hai, Bu. Terima kasih tulisannya ya, berasa baca curhatan sendiri :joy:

So far udah oke, bikin pembaca relate juga dengan tulisannya. Hanya untuk kalimat repetitif kayak gini mungkin agak tricky ya. Apakah perlu pengulangan kalimat awal sebanyak ini? Karena khawatir pembaca udah keburu bosan bacanya. Mungkin bisa diganti sedikit-sedikit di awal kalimatnya.

Selain itu, ada typo sedikit. Jadi bisa lebih teliti lagi.

Semangat menulisnya Bu :blue_heart:

Hai, Bu. Terima kasih atas tulisannya yaa

Ada beberapa yang perlu dinote:

  1. Tentukan tujuan menulis di awal. Ini sepertinya memang untuk promosi kelas JIM ya? Desainnya bagus, hanya mungkin bisa lebih padat dan singkat tulisannya agar pembaca tidak keburu bosan bacanya.
  2. Setelah selesai menulis, ada baiknya dibaca ulang agar tidak ada typo atau pengulangan kata-kata.
  3. Perhatikan cara menulis tanda baca dan huruf kapital. Di awal kalimat harus menggunakan huruf kapital.

Semangat menulisnya, Bu :blue_heart:

Hai, Bu. Terima kasih tulisannya ya

Overall udah bagus, cara menulisnya udah baik. Tata bahasa, penulisan EYD pun sudah oke.

Tinggal banyak berlatih supaya bisa menulis berbagai macam topik.

Semangat, Bu :blue_heart:

1 Like

Hai, Bu. Terima kasih atas tulisannya yaa

Ada beberapa yang perlu dinote:

  1. Tentukan tujuan menulis di awal. Ini sepertinya memang untuk promosi kelas JIM ya? Desainnya bagus, hanya mungkin bisa lebih padat dan singkat tulisannya agar pembaca tidak keburu bosan bacanya.
  2. Setelah selesai menulis, ada baiknya dibaca ulang agar tidak ada typo atau pengulangan kata-kata.
  3. Perhatikan cara menulis tanda baca dan huruf kapital. Di awal kalimat harus menggunakan huruf kapital.

Semangat menulisnya, Bu :blue_heart:

Hai, Bu. Terima kasih atas tulisannya ya

Feedback dari aku:

  1. Perhatikan cara menulis tanda baca dan huruf kapital. Di awal kalimat harus menggunakan huruf kapital.
  2. Jika mau menulis panjang, jangan lupa perhatikan space antar paragraf supaya yang baca ngga pusing dan merasa ada “jeda” antar paragraf.
  3. Setelah selesai, baca kembali. Agar tau yang mana kalimat yang kepanjangan, ngga nyambung, atau ada kalimat yang berulang.

Semangat menulis, Bu :blue_heart:

Hai, Bu. Terima kasih tulisannya ya

Feedback dari aku;

  1. Jika mau menulis panjang, jangan lupa perhatikan space antar paragraf supaya yang baca ngga pusing dan merasa ada “jeda” antar paragraf
  2. Perhatikan lagi kata yang benarnya seperti apa. Contoh: Jaman → Zaman. Menyia nyiakan → menyia-nyiakan

Semangat menulisnya Bu :blue_heart:

Hai, Bu. Terima kasih ya tulisannya bagus dan desainnya juga ciamik!

Sedikit feedback:

  1. Di judul, tulisannya sebaiknya “Menjadi Ibu Itu Indah” kalau "itu"nya dihilangkan, jadi cerita tentang Ibu Indah dong? :laughing:
  2. Perhatikan kata yang benar. Okey atau okay?
  3. Perhatikan kapan menulis kata sapaan menggunakan huruf kapital atau tidak. Saat kata “Ibu” menjadi sapaan maka ditulis huruf kapital, tapi jika hanya istilah kekerabatan, tidak perlu menggunakan kapital. Baca sumbernya di sini: Huruf Kapital - EYD V

Semangat menulisnya, Bu :blue_heart:

Terima kasih atas feedback & motivasinya, Bu @nadiasarahw :hugs:
Bismillah, menyala! :fire::fire:

Halo bu,

Dalam sesi QnA semalam, kami membahas berbagai aspek penting yang perlu diperhatikan oleh seorang penulis lepas. Berikut ini adalah poin-poin utama yang dapat menjadi panduan bagi Ibu dalam menjalani karier sebagai freelance writer:

Brevity is Key: Usahakan tulisan tidak terlalu panjang. Poin yang disampaikan secara ringkas dan padat akan lebih efektif dan mudah dipahami.

Avoid Repetition: Hindari pengulangan kata atau kalimat agar tulisan tidak monoton dan tetap menarik untuk dibaca.

Punctuation Matters: Perhatikan tanda baca dengan seksama. Tanda baca yang tepat akan membantu menyampaikan pesan dengan jelas.

Use Subheadings: Buat judul-judul kecil dalam tulisan untuk memudahkan pembaca mengingat poin-poin penting.

Proper Nouns: Kata “ibu” tidak perlu ditulis dengan huruf kapital jika berada di tengah kalimat kecuali digunakan sebagai panggilan langsung.

Punctuation Placement: Letakkan tanda baca pada tempat yang benar untuk menghindari kebingungan.

Italicize English Words: Gunakan italic untuk kata-kata bahasa Inggris yang diselipkan dalam teks bahasa Indonesia.

Design Proportion: Gunakan desain yang proporsional agar tulisan tidak monoton. Ibu bisa bermain dengan warna, membuat judul lebih besar, atau menonjolkan poin-poin penting.

Typographical Accuracy: Perhatikan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dan selalu cek kembali tulisan untuk menghindari typo.

Highlight Key Points: Sorot poin-poin penting agar mudah dikenali oleh pembaca.

Understand the Freelance World: Jika terjun ke dunia penulis lepas, banyaklah bertanya mengenai SOW (Scope of Work), penentuan tarif (rate card), tenggat waktu penyelesaian tugas, serta jadwal revisi.

Build a Portfolio: Perbanyak portofolio dengan mengambil pekerjaan tidak berbayar (unpaid jobs) untuk mendapatkan pengalaman dan referensi.

Consistency is Crucial: Konsistensi dalam menulis dan menghasilkan konten berkualitas akan membangun reputasi Ibu sebagai penulis lepas.

Find Credible Websites: Cari dan manfaatkan situs web yang kredibel untuk mencari pekerjaan dan membangun jaringan.

Networking: Jalin koneksi dengan sesama penulis dan profesional lain di industri ini. Bergabunglah dengan komunitas penulis lepas atau forum online untuk berbagi pengalaman dan memperoleh wawasan baru.

Continuous Learning: Selalu tingkatkan keterampilan menulis Ibu dengan mengikuti kursus, workshop, atau membaca buku tentang penulisan dan gaya bahasa.

Client Communication: Jaga komunikasi yang baik dengan klien. Pastikan untuk memahami kebutuhan mereka, memberikan pembaruan secara berkala, dan terbuka untuk umpan balik.

Time Management: Atur waktu dengan baik untuk menyelesaikan proyek tepat waktu tanpa mengorbankan kualitas. Buat jadwal kerja yang teratur dan disiplin dalam mengikutinya.

Legal and Financial Aspects: Pahami aspek hukum dan keuangan dalam freelance writing. Buat kontrak kerja yang jelas dengan klien dan kelola keuangan Ibu dengan baik, termasuk pajak dan faktur.

Diversify Your Skills: Pelajari berbagai jenis penulisan seperti copywriting, blogging, konten SEO, atau penulisan teknis untuk memperluas peluang pekerjaan.

Use Tools and Resources: Manfaatkan alat bantu penulisan seperti Grammarly, Hemingway, atau aplikasi manajemen proyek untuk meningkatkan efisiensi kerja.

Set Realistic Goals: Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang untuk karier menulis Ibu. Evaluasi pencapaian secara berkala dan sesuaikan strategi jika diperlukan.

a Statement to Remember:

Menjadi seorang freelance writer memerlukan keterampilan menulis yang baik dan ketelitian dalam setiap detail. Dengan memperhatikan tips dan trik di atas, Ibu dapat meningkatkan kualitas tulisan dan profesionalisme kerja Ibu. Kami sangat menghargai antusiasme Ibu di kelas ini dan semangatnya untuk bertumbuh dan berproses bersama Ibu Punya Mimpi. Tetaplah konsisten, terus belajar, dan jadikan setiap pengalaman sebagai langkah menuju kesuksesan. Terima kasih atas partisipasi aktif dan semangat Ibu. Selamat menulis dan mewujudkan mimpi-mimpi besar!

Salam,
Mimma & #TemanIbu :smiling_face_with_three_hearts: :blue_heart:

2 Likes

Sari kemala - Loading Google Docs

Sari kemala - Saya sedang berbagi 'Dokumentugas' dengan Anda - Google Docs

Sari kemala - Loading Google Docs